Wednesday, 30 November 2016

6 Kesalahan yang sering dilakukan pimpinan


Kami seringkali mendengar para manager yang mengeluh kehilangan staf terbaiknya, dan kami tidak dapat menyalahkan mereka, karena perubahan staf memakan biaya dan mengganggu suasana kerja.

Namun disaat kami mendengarkan tentag keluh kesah mereka, dari data yang kami miliki ternyata bahwa sebenarnya mereka tidak meninggalkan pekerjaan mereka, namun mereka meninggalkan pimpinannya. Dan kesalahan terbesar adalah disaat sebuah institusi megangkat pimpinan yang salah dalam sebuah posisi. Tidak ada yang dapat dilakukan untuk memperbakinya, sehingga institusi seringkali harus membayar mahal untuk keputusan tersebut.
Inilah alasan segalanya dimulai, dan siapapun yang memilik keistimewaan untuk diangkat sebagai “manager”, yang dapat dilakukan adalah memahami kenapa sebagan besar karyawan terbaik meninggalkan perusahaan tempat mereka bekerja.
Berikut ini adalah 6 alasan kenapa sebagian besar orang meninggalkan pekerjaannya.
1. Pimpinan yang tidak dapat mengontrol emosinya
Sebagian pimpinan yang seringkali berteriak kepada anak buahnya, marah di depan umum dan tanpa tedeng aling-aling melampiaskan kekesalannya seringkali menjadi penyebab seseorang mempertimbangkan untuk mengundurkan diri dari tempatnya bekerja.
Mengontrol emosi juga termasuk didalamnya bagaimana cara menyampaikan pemikirannya tanpa menyakiti perasaan orang lain. Karena sering kali pimpinan seperti ini meras puas jika dapat menjatuhkan orang lain, bahkan anak buahnya sendiri agar mereka dianggap hebat oleh orang lain.
2. Pimpinan yang tidak memahami dan menghargai pencapaian anak buahnya
Kekuatan penghargaan terhadap apa yang dicapai orang lain, terutama anak buah, mampu menjadi sebuah pendorong bagi mereka untuk mencapai level yang lebih tinggi dari apa yang mereka kerjakan saat ini.
Hasil studi yang dilakukan Organisasi Gallup terhadap lebih dari 4 juta karyawan seluruh dunia membuktikan bahwa karyawan yang sering mendapat pujian dan penghargaan biasanya mampu untuk :
  • Meningkatkan produktifitas individu
  • Meningkatkan keterikatan antara karyawan dengan institusi
  • Lebih betah dengan perusahaan
  • Memiliki loyalitas dan kepuasan yang lebih tinggi dari pelanggan
  • Memiliki keamanan kerja dan resiko kecelakaan kerja yang lebih kecil pada pekerjaan
3. Pimpinan mangabaikan opsi sebelum mengambil keputusan
Seorang pimpinan yang tidak mendengarkan masukan bawahannya seringkali mendapatkan kinerja anak buahnya terus menurun, bukan karena mereka tidak mampu, namun lebih pada perasaan ketidakpuasan atas masukan yang tidak didengarkan oleh atasannya.
Pimpinan tanpa leadership yang kuat yang hanya memikirikan bagaimana membuat keputusan berdasarkan penilain pribadinya saja, dapat meruntuhkan moral teamnya, sehingga berdampak secara tidak langsung bagi institusi.
4. Manager yang tidak memiliki target yang jelas
Setiap pimpinan seharusnya memiliki pertanyaan yang sama, “apakah seluruh anggota team saya memiliki pemahaman atas apa yang diharapkan dari mereka?”
Penelitian membuktikan bahwa di banyak tempat kerja yang luar biasa memiliki target kerja yang jelas dan terukur. Pimpinan tidak hanya menciptakan target yang jelas, namun bekerja sama dengan mereka untuk menciptakan target mereka sendiri.
Pimpinan yang baik tidak sekedar menjelaskan tugas dan tanggung jawab setiap anggota team, namun juga menjelaskan kesuksesan seperti apa yang diharapkan dari mereka dari tanggung jawab yang mereka milliki.
5. Pimpinan yang tidak memahami kebutuhan anggota team
Pimpinan yang baik adalah pimpinan yang tertarik akan pekerjaan yang dilakukan oleh anak buahnya dan aspirasi karir yang dismapaikan oleh mereka, karena mereka akan merasa dihargai.
Pimpinan ini mencari kemungkinan pengembangan dan pembelajaran yang dapat dilakukan oleh anggota temanya di masa depan, sehingga mereka bisa mendapatkan lebih dari apa yang mereka dapatkan saat ini.
Pimpinan ini dapat memotivasi orang terbaik mereka dengan mengetahui apa kebutuhan dari anggota team dan mendorong mereka melalui kebutuhan tersebut, keterikatan emosional ini yang menjadikan hubungan tasan dan bawahan menjadi lebih bak.
6. Pimpinan yang tidak mendengarkan
Komunikasi efektif tidak hanya sekedar menyampaikan, namun kemauan dan kemampuan untuk mendengarkan apa yang terjadi pada anggota team. Seorang piminan yang baik akan selalu berusaha mendengarkan aspirasi anggotanya dan berusaha memahami aspirasi tersebut.
Kemampuan mendengarkan memiliki satu tujuan spesifik, bagaimana cara saya dapat membantu mereka? Hal ini akan sangat membantu meningkatkan kepercayaan bawahan terhadap pimpinannya. Jika hubungan saling percaya tersebut sudah terjalin dengan baik, maka anggota team akan dengan senang hati memberikan saran, masukan dan kontribusi yang lebih.
Jika seluruh hal diatas sudah mampu dilaksanakan oleh pimpinan, maka seorang karyawan tidak lagi memiliki alasan untuk mengundurkan diri, karena mereka sudah merasa dihargai, dihormati dan merasa terikat. Ini tetang bagaimana seorang pimpinan melayani dan memperlakukan anggota teamnya.

Ingatlah bahwa sebenarnya manusia memiliki motivasi internal, tugas sebagai pimpinan adalah menghubungkannya dengan institusi, dan menyediakan apa yang mereka butuhkan untuk sukses. Berikan alasan pada mereka bahwa ada banyak hal yang dapat dilakukan dan mereka akan tidak sabar untuk dapat berkontribusi bagi institusi

No comments:

Post a Comment