Kami seringkali mendengar para manager yang mengeluh kehilangan staf
terbaiknya, dan kami tidak dapat menyalahkan mereka, karena perubahan staf
memakan biaya dan mengganggu suasana kerja.
Namun disaat kami mendengarkan tentag keluh kesah mereka, dari data yang
kami miliki ternyata bahwa sebenarnya mereka tidak meninggalkan pekerjaan
mereka, namun mereka meninggalkan pimpinannya. Dan kesalahan terbesar adalah
disaat sebuah institusi megangkat pimpinan yang salah dalam sebuah posisi.
Tidak ada yang dapat dilakukan untuk memperbakinya, sehingga institusi
seringkali harus membayar mahal untuk keputusan tersebut.
Inilah alasan segalanya dimulai, dan siapapun yang memilik keistimewaan
untuk diangkat sebagai “manager”, yang dapat dilakukan adalah memahami kenapa
sebagan besar karyawan terbaik meninggalkan perusahaan tempat mereka bekerja.
Berikut ini adalah 6
alasan kenapa sebagian besar orang meninggalkan pekerjaannya.
1. Pimpinan yang tidak
dapat mengontrol emosinya
Sebagian pimpinan yang
seringkali berteriak kepada anak buahnya, marah di depan umum dan tanpa tedeng
aling-aling melampiaskan kekesalannya seringkali menjadi penyebab seseorang
mempertimbangkan untuk mengundurkan diri dari tempatnya bekerja.
Mengontrol emosi juga
termasuk didalamnya bagaimana cara menyampaikan pemikirannya tanpa menyakiti
perasaan orang lain. Karena sering kali pimpinan seperti ini meras puas jika
dapat menjatuhkan orang lain, bahkan anak buahnya sendiri agar mereka dianggap
hebat oleh orang lain.
2. Pimpinan yang tidak
memahami dan menghargai pencapaian anak buahnya
Kekuatan penghargaan
terhadap apa yang dicapai orang lain, terutama anak buah, mampu menjadi sebuah
pendorong bagi mereka untuk mencapai level yang lebih tinggi dari apa yang
mereka kerjakan saat ini.
Hasil studi yang
dilakukan Organisasi Gallup terhadap lebih dari 4 juta karyawan seluruh dunia
membuktikan bahwa karyawan yang sering mendapat pujian dan penghargaan biasanya
mampu untuk :
- Meningkatkan
produktifitas individu
- Meningkatkan
keterikatan antara karyawan dengan institusi
- Lebih
betah dengan perusahaan
- Memiliki
loyalitas dan kepuasan yang lebih tinggi dari pelanggan
- Memiliki
keamanan kerja dan resiko kecelakaan kerja yang lebih kecil pada pekerjaan
3. Pimpinan mangabaikan opsi
sebelum mengambil keputusan
Seorang pimpinan yang
tidak mendengarkan masukan bawahannya seringkali mendapatkan kinerja anak
buahnya terus menurun, bukan karena mereka tidak mampu, namun lebih pada perasaan
ketidakpuasan atas masukan yang tidak didengarkan oleh atasannya.
Pimpinan tanpa
leadership yang kuat yang hanya memikirikan bagaimana membuat keputusan
berdasarkan penilain pribadinya saja, dapat meruntuhkan moral teamnya, sehingga
berdampak secara tidak langsung bagi institusi.
4. Manager yang tidak
memiliki target yang jelas
Setiap pimpinan
seharusnya memiliki pertanyaan yang sama, “apakah seluruh anggota team saya
memiliki pemahaman atas apa yang diharapkan dari mereka?”
Penelitian membuktikan
bahwa di banyak tempat kerja yang luar biasa memiliki target kerja yang jelas
dan terukur. Pimpinan tidak hanya menciptakan target yang jelas, namun bekerja
sama dengan mereka untuk menciptakan target mereka sendiri.
Pimpinan yang baik tidak
sekedar menjelaskan tugas dan tanggung jawab setiap anggota team, namun juga
menjelaskan kesuksesan seperti apa yang diharapkan dari mereka dari tanggung
jawab yang mereka milliki.
5. Pimpinan yang tidak memahami kebutuhan anggota team
Pimpinan yang baik adalah pimpinan yang tertarik akan pekerjaan yang dilakukan
oleh anak buahnya dan aspirasi karir yang dismapaikan oleh mereka, karena
mereka akan merasa dihargai.
Pimpinan ini mencari kemungkinan pengembangan dan pembelajaran yang dapat
dilakukan oleh anggota temanya di masa depan, sehingga mereka bisa mendapatkan
lebih dari apa yang mereka dapatkan saat ini.
Pimpinan ini dapat memotivasi orang terbaik mereka dengan mengetahui apa kebutuhan
dari anggota team dan mendorong mereka melalui kebutuhan tersebut, keterikatan emosional
ini yang menjadikan hubungan tasan dan bawahan menjadi lebih bak.
6. Pimpinan yang tidak
mendengarkan
Komunikasi efektif tidak
hanya sekedar menyampaikan, namun kemauan dan kemampuan untuk mendengarkan apa
yang terjadi pada anggota team. Seorang piminan yang baik akan selalu berusaha
mendengarkan aspirasi anggotanya dan berusaha memahami aspirasi tersebut.
Kemampuan mendengarkan
memiliki satu tujuan spesifik, bagaimana cara saya dapat membantu mereka? Hal ini
akan sangat membantu meningkatkan kepercayaan bawahan terhadap pimpinannya.
Jika hubungan saling percaya tersebut sudah terjalin dengan baik, maka anggota
team akan dengan senang hati memberikan saran, masukan dan kontribusi yang
lebih.
Jika seluruh hal diatas
sudah mampu dilaksanakan oleh pimpinan, maka seorang karyawan tidak lagi
memiliki alasan untuk mengundurkan diri, karena mereka sudah merasa dihargai,
dihormati dan merasa terikat. Ini tetang bagaimana seorang pimpinan melayani
dan memperlakukan anggota teamnya.
Ingatlah bahwa sebenarnya
manusia memiliki motivasi internal, tugas sebagai pimpinan adalah
menghubungkannya dengan institusi, dan menyediakan apa yang mereka butuhkan
untuk sukses. Berikan alasan pada mereka bahwa ada banyak hal yang dapat
dilakukan dan mereka akan tidak sabar untuk dapat berkontribusi bagi institusi
No comments:
Post a Comment