Monday, 30 November 2015

Amalan Unggul Sahabat “Abu Dujanah”




Written By: Dewi Sartika

Pada kitab “hayat al-shahabah” disebutkan sebuah riwayat dari al-Kandahlawi menceritakan tentang sahabat Nabi yang bernama Abu Dujanah. Ketika Abu Dujanah sakit keras, sahabat lain berkunjung kepadanya. 


Ketika sampai di rumah Abu Dujanah, para sahabat menyaksikan wajah Abu Dujanah yang berseri-seri sampai akhir hayat beliau. Beliau kelihatannya penuh sabar dan tabah menghadapai sakratul maut (sakitnya mati). Dengan rasa yang penuh penasaran tersebut, maka para sahabat yang menjenguk Abu Dujanah tersebut bertanya tentang amalan apa yang sudah diperbuatnya, sehingga mendapat ketenangan seperti ini yang disertai dengan wajah yang berseri-seri.

Maka abu Dujanahpun bercerita bahwa dia tidak pernah berbicara sepatah katapun kecuali yang demikian dia yakini itu benar dan ada manfaatnya bagi yang mendengar. Selain itu dia juga tidak pernah menyimpan rasa iri, dengki, hasud, sombong, dan sederet penyakit hati lainnya pada tetangga, sahabat, handai tolan, dan seluruh para sahabat, kaum muslim dan muslimat yang pernah bergaul dengannya.

Dengan demikian dapat kita petik hikmah dan pelajaran mengenai amalan unggul Abu Dujanah menurut riwayat ini yakni ada dua perkara, yang pertama adalah beliau tidak pernah berbicara tentang sesuatu yang tidak ada manfaatnya dan yang kedua adalah beliau selalu bergaul dengan kaum muslim dengan hati yang bersih.

Dengan dua amalan unggul di atas Abu Dujanah menjadi sahabat yang sangat dicintai oleh sahabat, dan Rasulullah sendiri juga mencintainya.

Apakah kita mau mengikuti jejak sahabat ini?, sungguh merugi jika kita tidak mau ikut menauladani (mencontoh) beliau “Abu Dujanah” yang mana telah mendapatkan manfaat dari apa yang telah beliau lakukan.

Semoga kita pembaca yang budiman, termotivasi untuk menjadi Abu Dujanah generasi sekarang (zaman modern) yang mudah-mudahan juga mendapat ganjaran yang berlipat ganda dari apa yang sudah kita perbuat dan amalkan, agar itu semua menjadi hujjah (ketetapan) bagi diri kita sebagai manusia yang berbudi pekerti tinggi, baik dan shaleh di sisi Allah Swt. Amin.



 

Tulisan yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis  risalah-online, bukan merupakan pernyataan dari risalah-online

No comments:

Post a Comment