Written By: Dewi Sartika
Pada kitab “hayat al-shahabah”
disebutkan sebuah riwayat dari al-Kandahlawi menceritakan tentang sahabat Nabi
yang bernama Abu Dujanah. Ketika Abu Dujanah sakit keras, sahabat lain
berkunjung kepadanya.
Ketika sampai di rumah Abu Dujanah, para
sahabat menyaksikan wajah Abu Dujanah yang berseri-seri sampai akhir hayat
beliau. Beliau kelihatannya penuh sabar dan tabah menghadapai sakratul maut
(sakitnya mati). Dengan rasa yang penuh penasaran tersebut, maka para sahabat
yang menjenguk Abu Dujanah tersebut bertanya tentang amalan apa yang sudah
diperbuatnya, sehingga mendapat ketenangan seperti ini yang disertai dengan
wajah yang berseri-seri.
Maka abu Dujanahpun bercerita bahwa dia
tidak pernah berbicara sepatah katapun kecuali yang demikian dia yakini itu
benar dan ada manfaatnya bagi yang mendengar. Selain itu dia juga tidak pernah
menyimpan rasa iri, dengki, hasud, sombong, dan sederet penyakit hati lainnya
pada tetangga, sahabat, handai tolan, dan seluruh para sahabat, kaum muslim dan
muslimat yang pernah bergaul dengannya.
Dengan demikian dapat kita petik hikmah
dan pelajaran mengenai amalan unggul Abu Dujanah menurut riwayat ini yakni ada
dua perkara, yang pertama adalah beliau tidak pernah berbicara tentang sesuatu
yang tidak ada manfaatnya dan yang kedua adalah beliau selalu bergaul dengan
kaum muslim dengan hati yang bersih.
Dengan dua amalan unggul di atas Abu
Dujanah menjadi sahabat yang sangat dicintai oleh sahabat, dan Rasulullah
sendiri juga mencintainya.
Apakah kita mau mengikuti jejak sahabat
ini?, sungguh merugi jika kita tidak mau ikut menauladani (mencontoh) beliau
“Abu Dujanah” yang mana telah mendapatkan manfaat dari
apa yang telah beliau lakukan.
Semoga kita pembaca yang budiman,
termotivasi untuk menjadi Abu Dujanah generasi sekarang (zaman modern) yang
mudah-mudahan juga mendapat ganjaran yang berlipat ganda dari apa yang sudah
kita perbuat dan amalkan, agar itu semua menjadi hujjah (ketetapan) bagi
diri kita sebagai manusia yang berbudi pekerti tinggi, baik dan shaleh di sisi
Allah Swt. Amin.
Tulisan
yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis risalah-online, bukan merupakan
pernyataan dari risalah-online
No comments:
Post a Comment