Oleh :Ali Usman,S.S.M.Pd.**
Kepala SMP Perguruan Islam ArRisalah
Permasalahan mendasar
pendidikan yang dihadapi bangsa kita adalah belum terwujudnya tujuan dari pendidikan nasional. Maraknya tawuran
mulai dari anak SMP sampai orang dewasa, mulai dari kampung sampai ke kampus.
Fenomena ketidakjujuran ada di mana-mana, korupsi hampir pada semua level
masyarakat, sehingga masyarakat tidak yakin lagi membedakan siapa yang korupsi
atau siapa yang menuduh korupsi. Hal ini menyebabkan rusaknya sistem yang ada
pada bangsa ini, yang akan mempengaruhisemua lini kehidupan masyarakat termasuk
pendidikan.
Secara umum mutu
pendidikan, baik input, maupun out put
/out came, masih relatif rendah. Hal ini antara lain ditandai dengan batas
nilai kelulusan yang relatif masih rendah dan kompetensi lulusan yang belum
dapat bersaing secara nasional apalagi internasional. Di samping itu dunia
pendidikan kita juga dihadapkan permasalahan lain yang berkaitan dengan
penyelenggaraan pendidikan yang belum efisien, manajemen yang belum mantap,
relevansi yang belum dapat memenuhi keinginan masyarakat (dunia kerja) dan
perubahan yang cepat di masyarakat.
Pada sisi lain
pendidikan dituntut untuk mengikuti perubahan (dinamika) yang terjadi dalam
kehidupan sosial, ekonomi, politik, keamanan, budaya dan IPTEK dengan diimbangi
kemampuan menggunakan bahasa Inggris dan kemampuan menggunakan, memanfaatkan
ICT baik dalam pembelajaran maupun kehidupan sehari-hari. Untuk itu insan
pendidikan harus dapat menyelenggarakan proses pendidikan yang bertaraf
internasional dengan menerapkan manajemen yang sepenuhnya
berorientasi pada sekolah (MBS) dan berbasis pesantren yang mengedepankan
nilai-nilai Islami dan akhlak yang mulia sehingga peningkatan mutu dapat
tercapai sesuai harapan masyarakat. Oleh karena itu, SMP Perguruan Islam Ar
Risalah perlu menyusun program pengembangan sekolah dengan menerapkan
manajemen berbasis sekolah (MBS) dan berbasis pesantren (SBP) yang memiliki
slogan “Membangun Generasi Penuh Berkah”
yang memiliki 8 karakter yakni : 1) beraqidah lurus, 2) beribadah secara benar,
3) berakhlak mulia, 4) berbadan sehat, 5) berwawasan luas, 6) terampil, 7)
mandiri, dan 8) bermanfaat.
Berdasarkan latar belakang diatas dan tuntutan dari
pedidikan yang hakiki maka perlu adanya suatu usaha peningkatan kualitas pendidikan khususnya pembinaan karakter dan akhlak mulia secara kontinu dan
berkelanjutan dengan hal yang praktis demi terjawabnya harapan reformasi pendidikan.
Model reformasi pendidikan yang dilaksanakan saat ini adalah model manajemen
berbasis sekolah. Melalui pendidikan berbasis sekolah/masyarakat inilah warga
sekolah dapat memiliki kekuasaan penuh dalam mengelola sekolah lebih-lebih
dalam bidang pendidikan berbasispesantren yang menjadi topik
sentral dalam tulisan ini.
Dari kondisi-kondisi
tersebut di atas, menginspirasi penulis sebagai
pimpinan bersama warga sekolah melakukan suatu program pembinaan yang
diharapkan dapat menjadikan nilai-nilai Islam itu menjadi karakter dan akhlak
mulia. Program pembinaan ini disusun
dalam suatu mata pelajaran mentoring yang menjadi ciri khas sekolah berbasis
pesantren ini. Dengan rumusan masalah sebagai berikut “Bagaimana Upaya Pembinaan Karakter dan Akhlak Mulia di SMP Perguruan Islam Ar Risalah?“
SMP Perguruan Islam Ar Risalah sebagai lembaga pendidikan yang profesional dan
akuntabel, penyelenggaraannya dapat dilihat dari program
pengembangan satuan pendidikan yang dilaksanakan di sekolah.Hal ini dapat
diukur dari upaya perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan serta perangkat
administrasi yang dimilikinya. Semua itu tercantum dalam perangkat kurikulum
yang disusun secara sistematis dalam sebuah dokumen Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Berdasarkan PP. No. 32 Th. 2013, Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
setiap satuan pendidikan.
Untuk melahirkan generasi penuh berkah yang memiliki delapan karaker siswa yakni berakidah lurus, beribadah secara benar, berakhlak
mulia, berbadan sehat, berwawasan luas, terampil, mandiri, dan bermanfaat, SMP Perguruan Islam Ar Risalah berupaya dengan berbagai program pembinaan dan kegiatan.
Keseluruhan program dan kegiatan pembinaan karakter dan akhlak mulia tersebut dirangkum dalam kurikulum pembinaan yang disebut dengan kurikulum mentoring (kelompok kecil).
Kegiatan kelompok kecil ini dilaksanakan di bawah pembinaan guru-guru SMP Perguruan Islam Ar Risalah yang tidak mengganggu aktivitas pembelajaran dan sudah tertata dalam kurikulum inti malahan menjadi suatu keutuhan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Kegiatan kelompok kecil ini dilaksanakan di bawah pembinaan guru-guru SMP Perguruan Islam Ar Risalah yang tidak mengganggu aktivitas pembelajaran dan sudah tertata dalam kurikulum inti malahan menjadi suatu keutuhan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Kelompok kecil adalah layanan pembinaan individual pada kelompok yang diberikan oleh sekolah terhadap siswa, dalam rangka pembinaan karakter dan menumbuhkan potensi siswa secara tawazun
atau
seimbang potensi ruh (hati dan rasa), potensi akal,dan potensi fisik. Melalui program-program dan
evaluasi rutin mingguan serta hubungan yang dilandasi kecintaan dan kasih sayang setulus hati.
Pembinaan karakter dan akhlak mulia dengan
kelompok kecil ini menjadi inspirasi
SMP Perguruan Islam Ar
Risalah karena
beberapa hal
berikut. Pertama, teori pendidikan jumlah efektif belajar adalah maksimal 12 orang siswa.
Kedua, Rasulullah
Muhammad SAW
mendidik dan
membina para
sahabat terdiri dari kelompok-kelompok kecil.
Ketiga, lebih fokus dalam
bimbingan dan pendampingan siswa karena guru maksimal melayani siswa
yang dibinanya. Kelima, semua
anak merasa mendapatkan perhatian dan pelayanan (layanan individual),
kontrol dan evaluasi
lebih mendalam dari sekolah. Keenam, guru
tumbuh karena harus menumbuhkan siswa. Guru akan mengevaluasi siswa maka guru harus memulai dari
dirinya dulu, guru harus selalu menjadi pembelajar terus kalau ingin anaknya
tumbuh baik dalam kognitif, afektif atau psikomotor.
Guru
sebagai orang yang membina siswa
tentunya menjadi sosok
yang paling
berpengaruh terhadap perkembangan karakter dan
akhlaksiswa
yang dibinanya. Dengan adanya kontrol, evaluasi dan ishlah atau perbaikan ibadah dan amalan harian setiap waktu.
Oleh karena itu,
guru yang akan memperhatikan siswa tentunya perlu dikembangkan dan diberikan pembinaan juga sehingga siswa-siswa
yang mereka
bina
ikut tumbuh dan berkembang dengan
keteladanan yang diberikan.
Pendidikan selalu berusaha menjawab kebutuhan dan
tantangan yang muncul dikalangan masyarakat sebagai konsekuensi dari sebuahperubahan. Pendidikan pada hakekatnya merupakan sarana
terbaik yang dirancang untuk menciptakan suatu generasi baru yang tidak akan
kehilangan ikatan dengan tradisi mereka sadar dan tidak akan menjadi wadah
secara intelektual. Oleh karena itu, diperlukan berbagai upaya untuk peningkatan
kualitas pendidikan dan pembinaan karakter dan akhlak mulia secara terencana, sistematis dan mendasar sesuai dengan tuntutan zaman.
Berbagai
program dan kegiatan yang telah dan akan terus dikembangkan pada SMP Perguruan
Islam Ar Risalah
dalam memberikan pembinaan karakter dan
akhlak
mulia
kepada
siswa
antara lain:
1.
mentoring 2 sejak awal berdiri di
tahun 2004 jam yang merupakan muatan lokal Mengintegrasikan nilai
iman dan taqwa (IMTAQ/IPTEK) ke dalam kurikulum sekolah KTSP. Kegiatan
integrasi ini tidak saja dalam proses pembelajaran setiap mata pelajaran yang
di ampu guru. Namun lebih dari itu, karena sekolah ini berbasis pesantren (boarding school)
seluruh siswa wajib berasrama, maka dengan dasar telaah dan kajian kurikulum
melakukan penambahan jumlah jam pelajaran agama dari tuntutan kurikulum
sebanyak 2 jam pelajaran per minggu menjadi 8 jam pelajaran perminggu
yang berstandar Timur Tengah dan Indonesia (Al Qur’an Hadits 2 jam, Aqidah 2 jam,
SirahNabawiyah 2 jam, danFiqih 2 jam).
2.
Pelaksanaan
pendidikan Muatan Lokal Baca dan tulis Al Quran dengan nama Tahfizh Qur’an. Kegiatan ini dilakukan sejalan dengan Peraturan
Gubernur (Pergub) Propinsi Sumatera Barat tahun 2009. Kegiatan baca dan tulis Al
Qur’an dipandu oleh guru-guru yang tidak saja guru bidang studi agama, namun
juga melibatkan guru-guru umum yang memiliki kecakapan dan kompetensi yang
memadai dalam membimbing peserta didik untuk membaca dan menghafal Al Qur’an minimal 5 juz pada semester keenam.
3.
Menjadikan kelompok kecil ini menjadi mata pelajaran kekhasan satuan pendidikan.
Muatan materi kurikulumnya sudah ditetapkan yang
mengacu kepada 8 karakter siswa SMP Perguruan Islam Ar Risalah, tapi tidak berorientasi materi, karena pembimbing yang sukses
adalah yang mampu membuat siswa-siswa yang dibinanya curhat kepadanya, menjadi motivator dan teladan bagi siswa dalam ber-Islam, beramal dan beribadah.
4.
Pelaksanaan
kegiatan kelompok kecil ini dilaksanakan rutin setiap hari Jumat selama lebih kurang 80 menit pada jam pembelajaran ke-5 dan 6 (pukul
10.05-11.25). Kegiatan ini dilaksanakan serentak dari kelas VII sampai kelas IX SMP yang diampu oleh 45 orang guru.
Dengan setiap guru memegang kelompok 10 sampai 12 orang siswa/i. Pembelajaran diskusi keIslamannya
di tempat yang bervariasi bisa di teras sekolah, di dalam masjid, di bawah pohon di taman sekolah, atau
di dalam kelas.
5. Gambaran aktivitas pembelajarannya dibuka oleh salah seorang pembawa acara,
kemudian dilanjutkan dengan membaca Al Qur’an bergiliran, dilanjutkan dengan berinfak untuk dunia Islam,
materi keIslaman terkait aqidah, ibadah, kesehatan, dunia Islam, sejarah Islam dan sahabat dan pembinaan akhlak sesuai kondisi siswa yang
bersifat kondisional. Selanjutnya diskusi materi tersebut, setelah itu agenda curhat berbagai masalah diri masing-masing dan saling memberikan solusi,
ditutup dengan evaluasi target ibadah harian.
6.
Pola kelompok
kecil ini menjadi kebijakan dalam
pendidikan karakter di Sumatra Barat sebagai salah satu pendekatan tahun 2010 sampai 2013. DengandemikianSMP
Perguruan Islam Ar Risalah menjadi rujukan dalam pelaksanaan pembinaan dengan kelompok kecil.
Dari berabagai konsep,
teori maupun praktis yang telah dilaksanakan SMP Perguruan Islam Ar Risalah dalam hal pembinaan karakter dan akhlak mulia untuk siswa, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
a.
Konsep dan system pendidikan dengan metode pembinaan karakter dan akhlak mulia ke depan harus dikaji dan dirancang sesuaiAl-Qur’an
dan Sunnah Rasulullah SAW, perkembangan ilmu pengetahuan, social dan budaya bangsa serta menyesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan globalisasi.
b.
Implementasi pengembangan pembinaan karakter dan akhlak mulia tidak hanya ditekankan melalui kegiatan
pencerahan tentang nilai-nilai keIslaman semata tetapi lebih menitikberatkan pada kegiatan pembiasaan amal ibadah harian yang rutin dan konsisten dievaluasi oleh guru pembina.
Beberapa hal
yang menjadi rekomendasi dari pengalaman penulis dalam mengimplementasikan pembinaan karakter dan akhlak mulia di sekolah-sekolah SMP, antara lain:
a.
Untuk implementasi pembinaan karakter dan akhlak mulia di sekolah,
perlu dikaji ulang kesiapan guru dalam menempa diri dan mengembangkan wawasan keIslaman dan kemampuan presentasi nilai-nilai
Islam dengan bahasa remaja. Kegiatan ini dilakukan harus dengan bertanggungjawab dan sekaligus untuk memperbaiki diri.
b.
Impelementasi pembinaan karakter dan akhlak mulia di
sekolah, terutama pada jenjang SMP hendaknya dilakukan dengan menerapkan model dan metode yang lebih mengedepankan aktivitas bermain dan dialogis.
Kondisi perkembangan siswa yang tengah mengalami pancaroba cenderung menolak dengan berbagai dogma dan ceramah yang monoton.
*Karya
ilmiah
ini
telah
dilombakan
dalam
tahapan
lomba
Kepala
Berprestasi
SMP Tingkat Propinsi Tahun 2015 (Mei 2015)
**Juara II Kepala Berprestasi SMP Tingkat Propinsi Sumatera Barat Tahun
2015
Opini yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis risalah-online, bukan merupakan pernyataan dari risalah-online
Opini yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis risalah-online, bukan merupakan pernyataan dari risalah-online
No comments:
Post a Comment