Thursday 19 July 2018

Dakwah Back to Ashalah (Kembali ke Kemurnian Dakwah)



Oleh : Farid Miftahul Ramdan
Staf Humas Ar Risalah
 
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar,  merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran:104)



Alhamdulillah, segenap pujian dan rasa syukur yang luar biasa kita persembahkan kepada Allah SWT atas nikmat Iman yang telah diperkenankan kepada kita. Nikmat yang telah mengantarkan kita untuk menelusuri jalan dakwah ini. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang dengan gagah berani bersama para sahabatnya berjuang dalam medan dakwah demi tegaknya kalimah La illa haillallah.. Semoga kita mampu meneladani setiap aktivitas dan perbuatan beliau yang begitu luar biasa. Amin Ya Rabbal ‘Alamin..

Dakwah. Itulah satu kata yang acap kali terdengar dan terngiang-ngiang oleh setiap insan yang menisbatkan dirinya sebagai seorang aktivis dakwah. Berbicara mengenai dakwah tentunya tak cukup dengan selembar atau dua lembar kertas ataupun dengan  satu hingga dua jam percakapan. Karena dakwah itu begitu luas dan ia adalah sesuatu yang sangat urgen kehadirannya. Sesuatu yang dengannya sosok biasa mampu berubah menjadi sosok yang luar biasa.

Dakwah merupakan  tuntutan bagi setiap insan, karena setiap kita adalah dai sebelum segala sesuatu. Jalan dakwah begitu memukau bagi mereka yang mengetahui rahasia dibaliknya. Begiitu mempesona bagi mereka yang mengerti seberapa besar kenikmatan yang akan dihasilkan hingga saatnya tiba. Surga Allah yang sungai-sungai mengalir dibawahnya. Namun dibalik pesona kenikmatannya itu ada banyak jeruji yang harus dimasuki, ada banyak duri yang harus di tapaki, ada banyak sembilu yang harus tergoreskan, ada banyak cemeti yang harus tertahankan. Karena jalan dakwah bukan jalan yang mudah. Jalan dakwah butuh pengorbanan, butuh kekuatan, butuh perjuangan.

Dakwah adalah amanah dan cita-cita dengan tujuan yang amat mulia. Saatnya bagi kita semua untuk kembali kepada kemurnian dakwah dengan betul-betul memahami hakihat perjuangan dalam dakwah. Dakwah bukan hanya sekedar untuk mencari popularitas. Dakwah bukan untuk mendapatkan ikhwan atau akhwat. Dakwah bukan untuk organisasi dan sekedar mengisi waktu, karena jika nantinya sibuk dakwah bisa menjadi ambruk. Dakwah bukan untuk bisnis yang bila waktunya kita bangkrut dakwahpun ikut mengkerut.

Jadikan dakwah kita murni karena Allah SWT. Karena seperti apapun kondisi dan keadaan yang nantinya akan menimpa dan menghampiri kita dakwah itu akan selalu tetap hidup hingga lahir para pejuang baru yang akan menggantikan.

Dakwah yang sebenar dakwah membutuhkan kesabaran dan  kekuatan ikhlas. Saat ini dunia semakin bergejolak. Sudah saatnyalah bagi kita untuk melakukan sebuah perubahan, untuk menegakkan tauhid dan menumbangkan syirik. Inilah saatnya untuk berbagi sekaligus mengajak orang kepada kebaikan. Jadikan diri kita sebagai pelopor dan motivator. Barangsiapa yang menunjukkan kebaikan pada seseorang, baginya pahala seperti pahala pelakunya. Sekali lagi dunia menunggu kita generasi yang diharapkan. Apa kita hanya akan diam seribu bahasa disaat melihat generasi muda bangsa kita satu persatu digerogoti akidahnya, diracuni pola pikirnya dengan doktrin-doktrin sesat yang lebih mengutamakan duniawi dan tak lagi ingat dengan kampung akhirat.

Mengutip sebuah pepatah yang mengatakan bahwa, “Sebesar apa pun yang kita sumbangkan untuk dakwah Islam maka itu kecil nilainya bagi dakwah yang sangat luas ini, Akan tetapi, sekecil apa pun yang Anda sumbangkan bagi dakwah maka sangat besar nilainya bagi kita sendiri.”[1] Jadi pada dasarnya bukan dakwah yang membutuhkan kita tapi kitalah yang membutuhkan dakwah. Semakin besar kontribusi kita dalam medan dakwah tentunya akan semakin besar pula pahala yang akan Allah berikan kepada kita.

Sekali lagi, dawah memang membutuhkan perjuangan dan pengorbanan. Jika kita memahami akan kemurnian dakwah maka apapun akan mudah untuk dilewati. Tidak perlu takut dikucilkan untuk sebuah kebenaran. Tidak perlu takut nilai kuliah anjlok karena dakwah. Tidak perlu takut miskin jika banyak harta yang kita keluarkan untuk jalan mulia ini karena janji Allah itu nyata. Sesuai dengan Firman Allah SWT, “Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad: 7)

Semoga kita bisa menjadi seorang yang selalu bersemangat dan istiqomah dijalan dakwah ini. Ingat, jalan kita masih panjang. Semakin panjang perjalanan semakin manis hasil yang akan kita temukan. Wallahu’alam bishawab.




Opini yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis  risalah-online, bukan merupakan pernyataan risalah-online 



[1] Menjadi Murrabi itu Mudah, Muhammad Rosyidi, hal. 21.

No comments:

Post a Comment