Friday, 13 November 2015

Bertani, Dilarang Rasul?




Oleh: Ust. Firman Bahar, Lc
Suatu ketika  Abu Umamah Al Bahili melihat ada alat bertani (alat tanam) di rumah sahabatnya,   lalu diia berujar : saya pernah mendengar Rasulullah saw bilang “ tidak masuk alat tanam ini ke rumah seseorang, kecuali Allah hinakan penghuninya ”(HR.Bukhari)

Hadits ini sekilas membawa pesan bhw Rasul tidak menyukai profesi bertani, bahkan barat (orientalis) mengolok-olok Islam lewat hadits ini krn dianggap merendahkan profesi petani. Tapi apa betul demikian?
Kita temukan bukti bahwa sahabat Rasul dari kaum Anshar adalah para petani dan Rasul tidak pernah minta mereka untuk berhenti bertani. Hadits-hadits Rasul penuh dg perihal bercocok tanam. Bahkan fiqh Islam merinci hukum penggarapan lahan pertanian, pengairan, membuka lahan, dan hak-hak yang berkaitan dgnnya
Bahkan hadits berikut ini justru mendorong  menanam tanaman di saat paling mustahil : “ andai kiamat datang dan ditangan seseorang ada benih, jika masih sempat ... hendaklah dia tanam ”(HR.Ahmad).
Apa ada pesan yang lebih kuat dari hadits ini bahwa  Rasul tidak melarang usaha bercocok tanam?
 Sebenarnya ... yang disampaikan Rasul adalah jangan sampai kegiatan bertani membuat seorang muslim malas berjuang saat harus perang (jihad), dan kalau itu yang terjadi maka akibatnya akan mudah dikalahkan musuh lalu hina dan ditindas
Hal yang sama, jangan krn asyik dg pekerjaan cari duit akhirnya kita tidak punya waktu utk masyarakat, diminta bantuan tenaga tidak mau, bantuan harta juga enggan, akibatnya kita dikucilkan masyarakat. Dan itu kenyataan sebagian org hari ini
Jadi,  memahami hadits tidak bisa dg membaca satu hadits saja, harus disandingkan dg hadits-hadits  lain yang sejenis untuk pemahaman yang lengkap dan berimbang

Image Source


Tulisan yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis  risalah-online, bukan merupakan pernyataan dari risalah-online

No comments:

Post a Comment