Oleh: Ust. Firman Bahar, Lc
Suatu ketika Abu Umamah Al Bahili melihat ada alat bertani
(alat tanam) di rumah sahabatnya, lalu diia
berujar : saya pernah mendengar Rasulullah saw bilang “ tidak masuk alat tanam
ini ke rumah seseorang, kecuali Allah hinakan penghuninya ”(HR.Bukhari)
Hadits
ini sekilas membawa
pesan bhw Rasul tidak menyukai profesi bertani, bahkan barat (orientalis)
mengolok-olok Islam lewat hadits ini krn dianggap
merendahkan profesi
petani. Tapi apa betul demikian?
Kita
temukan bukti bahwa sahabat
Rasul dari kaum
Anshar adalah para petani dan Rasul tidak pernah minta mereka untuk berhenti bertani. Hadits-hadits Rasul
penuh dg perihal
bercocok tanam. Bahkan fiqh Islam merinci hukum penggarapan lahan pertanian,
pengairan, membuka lahan, dan hak-hak yang berkaitan dgnnya
Bahkan
hadits berikut ini
justru mendorong menanam tanaman di saat
paling mustahil : “ andai kiamat datang dan ditangan seseorang ada benih, jika
masih sempat ... hendaklah dia tanam
”(HR.Ahmad).
Apa ada pesan yang lebih kuat
dari hadits ini bahwa
Rasul tidak melarang
usaha bercocok tanam?
Sebenarnya
... yang disampaikan Rasul adalah jangan sampai kegiatan bertani membuat
seorang muslim malas berjuang saat harus perang (jihad), dan kalau itu yang
terjadi maka akibatnya akan mudah dikalahkan musuh lalu hina dan
ditindas
Hal yang
sama, jangan krn asyik dg pekerjaan cari duit akhirnya kita tidak punya waktu
utk masyarakat, diminta bantuan tenaga tidak mau, bantuan harta juga enggan,
akibatnya kita dikucilkan masyarakat. Dan itu kenyataan sebagian org hari ini
Jadi, memahami hadits tidak bisa dg membaca satu hadits
saja, harus disandingkan dg hadits-hadits lain yang sejenis untuk pemahaman yang lengkap
dan berimbangImage Source
Tulisan yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis risalah-online, bukan merupakan pernyataan dari risalah-online
No comments:
Post a Comment