Oleh: Devilla Indrayenti, S.TP
Pendidikan karakter merupakan hal yang paling hangat
dibicarakan akhir-akhir ini. Nampaknya sekarang sudah tidak sukar lagi kita
melihat prilaku-prilaku remaja khususnya yang menjurus pada hilangnya karakter
mereka.
Jika dahulunya, orang orang segan dengan prilaku menyimpang, sekarang
ibarat tidak ada rasa malu untuk memperlihatkan prilaku buruk tersebut. Ketika
masa pelik seperti ini teringat susahnya perjuangan para pahlawan dan ulama
besar berjihad membela negri ini, agar pikiran serta tindak kotor penjajah
tidak tersebar dan menghancurkan generasi baru di negri ini. Semoga Allah
melimpahi rahmat kepada mereka.
Pada kehidupan sehari-sehari sulit kita temukan orang
yang peka dengan pentingnya hidup berkarakter. Belum berbicara dilingkungan
masyarakat, kita lihat kehidupan remaja dirumah bersama orang tua, sedikit
diantara mereka yang menganggap seperti bangun lebih awal adalah sebuah
karakter yang baik yang akan secara tidak langsung tertanam disana buah
kedisiplinan. Seperti halnya peka terhadap pekerjaan rumah, meletakkan barang
sesuai tempatnya, resik, sangat sedikit kita temukan dan ini baru hal kecil.
Ternyata hal kecil yang sudah terbiasa inilah yang secara tidak langsung
membentuk kepribadian seorang anak hingga ia remaja dan dewasa. Secara tidak
sadar hal-hal kecil ini adalah pemicu terjadinya kemerosotan karakter. Hal ini
sangat berdampak pada waktu panjang.
Adanya kemajuan teknologi, selain memberikan kemudahan
dalam kehidupan sehari-hari, namun juga telah menimbulkan dampak negatif jika
tidak “pandai” menggunakannya. Dimana orang lebih sibuk dengan dirinya sendiri
dan melupakan lingkungannya. Tidak heran kita melihat, kejadian seorang guru
yang mengajar dikelas sambil merokok. Bahkan sengaja ketika masuk si guru
memanggil sisiwa
“ bisa bapak minta tolong??” “tolong belikan bapak
rokok setengah di warung”.
Tentulah semestinya para pendidik bangsa ini harus
terlebih dulu sadar akan pentingnya karakter, selain kita men-cekokin anak
didik kita. Itu baru sekelumit, yang saya alami ketika saya sekolah tingkat
pertama. Maka tidak sulit kita temukan pada setiap tikungan sekolah melihat
siswa merokok. Ada kejadian yang lebih sadis lagi, yang saya temukan seorang
mahasiswa merokok di depan dosennya yang sedang lewat. Hal diatas adalah
sedikit contoh degradasi karakter yang sering ditemui pada umunya, yang
dilakukan terang-terangan.
Lantas apa kiranya solusi yang paling tepat untuk menyulap negri ini?? Tak payah, kejadian degradasi karakter berbanding lurus dengan kemerosotan iman. Mau bukti ? mari kita lihat dengan kasat mata, berapa banyak orang-orang yang sholat berjama’ah dimesjid ketika waktu sholat tiba? Angkot aja standby pas jam sholat, si bapak sholat dimana kira-kira ya ? yang parah lagi, pas jadwal sholat jumat angkot-angkot dengan para supirnya masih enak-enakkan membawa penumpang kepasar. Mencari rezki, tapi sumbang perangai, hal tersebutlah yang pantas disebut. Solusi yang paling utama untuk meminimalisir terjadinya degradasi karakter adalah untuk remaja dan orang-orang dewasa yang sudah bisa membedakan hal baik dan buruk adalah ingatkan mereka dengan pencipta-Nya, jika kegiatan ibadah sudah menjadi asing maka tidak ada lagi pedoman diri untuk membedakan hal baik dan buruk. Peran orang tua adalah yang paling penting bagi anak-anak, dan fasilitator yang paling strategis untuk menanamkan karakter. Mari kita bersama berkerja keras, bersusah-susah mendidik bangsa ini, hingga suatu hari nanti kita menuai terhadap apa-apa yang kita kerjakan hari ini.
Lantas apa kiranya solusi yang paling tepat untuk menyulap negri ini?? Tak payah, kejadian degradasi karakter berbanding lurus dengan kemerosotan iman. Mau bukti ? mari kita lihat dengan kasat mata, berapa banyak orang-orang yang sholat berjama’ah dimesjid ketika waktu sholat tiba? Angkot aja standby pas jam sholat, si bapak sholat dimana kira-kira ya ? yang parah lagi, pas jadwal sholat jumat angkot-angkot dengan para supirnya masih enak-enakkan membawa penumpang kepasar. Mencari rezki, tapi sumbang perangai, hal tersebutlah yang pantas disebut. Solusi yang paling utama untuk meminimalisir terjadinya degradasi karakter adalah untuk remaja dan orang-orang dewasa yang sudah bisa membedakan hal baik dan buruk adalah ingatkan mereka dengan pencipta-Nya, jika kegiatan ibadah sudah menjadi asing maka tidak ada lagi pedoman diri untuk membedakan hal baik dan buruk. Peran orang tua adalah yang paling penting bagi anak-anak, dan fasilitator yang paling strategis untuk menanamkan karakter. Mari kita bersama berkerja keras, bersusah-susah mendidik bangsa ini, hingga suatu hari nanti kita menuai terhadap apa-apa yang kita kerjakan hari ini.
Opini yang dimuat adalah sepenuhnya milik
penulis risalah-online, bukan merupakan pernyataan dari risalah-online
Mari kita menjaga generasi saat ini dengan mendekatkan Al Qur'an kepada mereka, seperti yang ada di PIAR saat ini. Setiap hari dimulai dengan Hafalan Al Qur'an. Kelak pemimpin masa depan itu berkarakter islami.
ReplyDelete