Tuesday 15 September 2015

Andi-Lau

Oleh : Lita Oktaviani



Fren, apa sih yang terbayang saat membaca judul diatas? wajah yang tampan, jago beladiri,salah satu actor luar negeri? Yap! Kamu nggak salah kalo punya gambaran seperti itu. Tapi andilau yang dimaksud disini bukanlah artis yang terkenal itu loh,tapi…….(penasaran?) stay tune disini terus ya…

Kondisi 1
Siang itu,di sebuah kantin…
“Duh…gue  harus  ambil jurusan apa nih” ujar Rina sembari menutup wajah dengan kedua tangannya. ia menghembuskan nafas berat.
“Jurusan padang-padang panjang dong rin” celetuk Ana,ngasal. Nggak nyadar komentarnya yang asbun bikin rina yang bingung tambah linglung.
"Ana sayang…gue nggak lagi ngomongin jurusan bus untuk pulkam nanti” ujar Rina,sabar.
“Trus apa donk? Ana masih nggak ngerti atau memang nggak ngerti ? hanya dia yang tahu.
“Gue bingung,mau ambil jurusan Akuntansi atau Teknik. Orang tua nyaranin ambil akuntansi sementara gue maunya teknik. Di lain sisi,gue nggak mau ngecewain orang tua,tapi di sisi lain gue minatnya di teknik. Gue harus gimana dong???”

Kondisi 2
“Bagaimana pendapatmu tentang Sofi?” Tanya wanita paruh baya pada anak laki-lakinya,Ahmad.
“Dia baik,cantik,pendidikannya juga bagus,tapi…”
“Tapi  apa nak?”
“Ya Allah…alasan apalagi yang harus ku katakan pada ibu,apakah aku harus mengatakan kalo  aku tidak begitu tertarik dengan sofi,wanita pilihan ibu karena ia tidak berjilbab ?”
Ahmad terdiam.

Fren, pasti pernah dong berada pada kondisi seperti ilustrasi diatas. di saat kita berada pada situasi harus memilih sementara kita tidak mau ada pihak yang kecewa,sedih dengan keputusan yang kita ambil. “penyakit” bingung, takut salah bersikap atau takut salah ambil keputusan mulai menyerang. Nah..kondisi yang seperti ini yang disebut dengan ANDILAU alias ANTARA DILEMA dan GALAU
trus kalo penyakit ANDILAU menyerang,ada obatnya nggak?
Tenang fren, Islam itu agama yang sempurna. Allah sudah mengatur semuanya dengan begitu perfect, so kalo ada penyakit, pasti ada penawarnya. Tinggal manusianya aja lagi,mau nggak berusaha mencari. Mau tau obat penyakit ANDILAU?

1.      Buat planning
Planning merupakan upaya pencegahan awal dari penyakit andilau. Dengan membuat planning, itu berarti fren telah membuat tujuan yang ingin dicapai semakin jelas.misalnya nih, fren mau jadi seorang akuntan, maka fren bisa merancang sekolah di SMK  dan dilanjutkan dengan mengambil jurusan Akuntansi saat dibangku kuliah.

2.      Realisasikan planning
Nah…ini kelanjutan dari langkah pertama fren. Apalah artinya planning tanpa realisasi,tanpa aksi. Jangan biarkan planning hanya tinggal planning atau menjadi sejarah bahwa kita pernah punya planning.

3.      Fokus dengan planning
Setelah planning terealisasi,selanjutnya kamu harus fokus dengan planning kamu,fren. Pernah lihat orang latihan menembak? Perhatikan deh,semakin para penembak itu fokus pada sasaran,maka bidikan mereka juga akan tepat. Seperti itu juga dengan planning kamu, semakin kamu fokus , maka “sasaran” kamu juga akan tercapai.

4.      Bicarakan dengan orang terdekat
Pada kondisi 1 dan 2,Rina dan Ahmad sama-sama menderita penyakit ANDILAU karena tidak memberitahukan dan tidak membicarakan planning dan keinginan pada orang terdekat,misalnya orang tua. Sehingga,mereka terjebak pada dilema antara mengikuti keinginan orang tua atau keinginan pribadi. Tapi, ingat ya fren..gunakan bahasa yang baik saat menyampaikan keinginan kamu agar orang tua tidak tersinggung,

5.      Berdoa dan pasrahkan semua keputusan kepada Allah SWT
Merencanakan udah, merealisasikan udah, fokus juga udah. Trus apa lagi selanjutnya? Benar! Selanjutnya adalah berdoa dan menyerahkan semua nya kepada Allah SWT karena hanya Allah yang tahu apa yang terbaik untuk kita. Bila dalam perjuangan kita nanti ada yang tidak sesuai dengan harapan, jangan berputus asa. Mungkin kita menilai apa yang kita planningkan adalah yang terbaik,itu menurut kita,belum tentu menurut Allah. Yakinlah,Allah punya skenario indah untuk kita.

image source
Opini yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis  risalah-online, bukan merupakan pernyataan risalah-online

No comments:

Post a Comment