Oleh : Devila Indrayenti
Apa kelebihanku
di hadapan Rabb yang nyawa ku ada dalam genggaman-Nya?
Amalanku biasa, tak ada yang sempurna,
Bahkan jika kuhitung maksiatku dengan amalku, amalku lebih sedikit,
Dan
yang sedikit itupun belum tentu mendapat ridhoNYA,Amalanku biasa, tak ada yang sempurna,
Bahkan jika kuhitung maksiatku dengan amalku, amalku lebih sedikit,
Masih terselip disana rasa bangga beramal
Sesungguhnya aku tiada apa-apanya,
Karunia Mu tercurah tanpa batas,
Namun penghambaanku belumlah seberapa
Namun.... aku belajar.
Ternyata inilah karunia terbesar,
Ya Allah, Diam-diam Aku cinta, Kutemukan Engkau Dihatiku
Setiap kita pernah merasakan dimana kemaksiatan yang diperbuat, namun Allah malah membalas dengan rahmat yang berlimpah ruah. Pernahkah kamu mendengar bahwa ketika anak adam berniat melakukan kemaksiatan, maka belum ada bagi ia dosa hingga ia benar-benar melakukan keburukan itu. Namun ketika anak adam berniat melakukan kebaikan, maka pahala niat sudah ada ditangannya. Maha Pemurahnya Allah, jika kau merasakannya dengan hati, maka terasalah selama ini penghambaanmu belum seberapa. Sebab, pada hakikatnya ia hanya terletak dalam dada yang suci dan bersemayam di ruang-ruang rasa sang empunya kebajikan.
Disaat datang masalah datang bertubi-tubi menghampiri
seorang insan. Yang namanya hati nurani, pastilah ia akan menghiba kepada Tuhannya
yang Maha berkehendak untuknya. Namun sebagian orang tidak tahu dengan Dzat
yang maha pemberi karunia. Sungguhlah ia telah dirayu syaithan. Benarlah Allah katakan
“Silahkan kau cari pengikut di bumi, kecuali orang-orang yang beriman”. Ia hati,
bertanya betapa berat beban yang dipikul ini ?Lalu sang pencipta berkata,” Aku tidak
akan beratkan engkau kecuali engkau sanggup memikulnya”. Berhari-hari ia berusaha
memecahkan masalah dan bersabar, serta berharap ada keberkahan yang tersimpan
di langit, tinggal menghitung tiba masanya menghampirinya di bumi. Ketika sudah
ber-ikhtiar menyelesaikan, maka tidaklah syaithan berhenti menggoda hati. Syeithan
juga punya caranya menggoda sang insan yang berhati suci tersebut. Sebutlah,
ada perasaan yang membayangi, mengapa saya diberikan masalah yang hina seperti ini
oleh Allah? Ia Lupa bahwa berkah Allah dibalik itu akan menjadikan ia lebih mulia
dari penduduk bumi yang lain. Berburuk sangka dengan sang pencipta adalah salah
satu goal syeithan, kenapa mereka akan menetap di neraka dan membawa pengikutnya.
Maha Suci Allah,sesungguhnya orang yang
bersabar dan bersyukurlah yang akan nikmat merasakan kehinaan di dunia sebagai pengenal
namanya di langit. Dimana engkau letakkan Allah ketika kau merasakan harga dirimu
rendah di bumi? Lalu apa yang terjadi pada
mu? Apakah ada diantara kamu yang Allah ganti kesabaranmu denganmurka-Nya? Apakah
ada Allah ganti syukur mu dengan nikmat yang sedikit? Sekali kali tidak, bahkan
tidak sujud pun keningmu di hadapannya, masih Ia beri engkau kenikmatan di
dunia. Sering engkau balas nikmat-Nya dengan kedurhakaan mu yang tiada pernah berkurang,
Na’udzubillah.
Maka sejenakku merenung, mengapa Allah masih limpahkan?
Sudah nyata diri ini banyak dosa.Ternyata ia terlupa bahwa yang empunya langit dan
isinya adalah Tuhannya. Merenunglah sejenak, pikirkanlah dengan akal sehat. Makar
yang ada dunia adalah mudah bagi-Nya untuk membalikkannya. Dan mudahlah baginya
untuk menimpakan azab bagi ia yang tidak mau paham akan aturan-Nya. Mustahil ia
yang ada Allah dihatinya merasakan kecamuk yang bertubi-tubi karena banyaknya ujian.
Maka hadirkanlah Allah, diam-diam engkau akan suka dengan caraNya
mendewasakanmu, sampai engkau paham bahwa tidak ada yang luput dari balasan-Nya
meski sekecil zahrah. Maka dipenghujung malam pun, ketika engkau rebahkan
keningmu di haribaan Nya, memohon belas kasihnya atas kehinaanmu, maka
disanalah engkau merasakan cinta yang langsung Allah beri dengan tangan-Nya
tanpa perantara. Cukuplah penduduk langit saja yang mengetahui membuncahnya rasa
cinta mu pada Rabb mu, karena keta’atanmu sering malaikat sebut.
Image source
Opini yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis risalah-online, bukan merupakan pernyataan risalah-online
No comments:
Post a Comment