Saturday, 8 April 2017

Cara Anak-Anak Mendapatkan Teman


 Zulfiandri

Dalam bukunya Children’s Friendships, Zick Rubin dari Brandeis University, menerangkan bagaimana anak-anak melewati empat tahap yang saling tumpang tindih waktu mereka mempelajari seni dan keterampilan berteman.


1.    Dalam tahap egosentris, antara usia tiga hingga tujuh tahun, anak-anak paling sering mendefinisikan teman-temannya sebagai orang lain yang secara bersamaan terlibat dalam kegiatan yang sama atau anak-anak lain yang tinggal dekat mereka. Seorang “sahabat” bagi anak kecil seusia ini biasanya adalah orang yang tinggal paling dekat dengannya. Secara kasar, anak-anak pada tahap ini mencari teman yang dapat mereka manfaatkan: mereka yang mempunyai mainan yang dapat dipinjam, atau mereka yang mempunyai atribut pnibadi yang tidak dipunyainya. Secara umum, anak-anak dalam tahap pertama ini lebih ahli dalam memulai interaksi sosial ketimbang dalam hal menanggapi tawaran anak lain. Dalam kerangka pikir egosentris itu, mereka mengandaikan bahwa teman-teman berpikiran sama dengan mereka, dan. akan menjadi marah, atau bahkan menolak bermain bila dugaan mereka ternyata meleset.

2.    Dalam tahap pemenuhan kebutuhan, antara usia empat dan sembilan tahun, anak-anak tidak terlalu termotivasi oleh egosentrisme dan lebih berminat kepada proses suatu hu­bungan. Mereka menghargai teman sebagai individu, tidak lagi berdasarkan yang mereka miliki atau tempat mereka tinggal. Tetapi, pada tahapan ini, anak Anda masih mem­punyai dorongan dari dalam untuk mencari teman karena dengan ini ada kebutuhan khusus yang akan terpenuhi. Anak-anak tertanik kepada anak lain yang mau bermain bersama atau yang mau menenima pemberian kue, tetapi balasan belum dianggap penting sekali oleh mereka. Karena persahabatan menjadi cara untuk memenuhi kebutuhan mereka yang bukan herasal dari keluarga, anak-anak pada usia ini mungkin selalu ingin bersama anak-anak lain dan mungkin bahkan lebih suka bergaul dengan teman yang tidak begitu mereka sukai hanya supaya tidak sendirian. Karena teman merupakan sesuatu yang paling mereka butuhkan dalam tahapan ini,  anak-anak umumnya suIit berteman dengan lebih dan satu orang dalam waktu yang bersamaan. Pada masa ini Anda mungkin pernah secara tidak sengaja mendengar putri Anda berkata kepada seorang anak, “Kamu bukan temanku. Temanku Jodie.”

3.    Tahap balas jasa. ini terjadi antara usia 6 hingga 12 tahun. Fase ini dicirikan dengan tuntutan atas balas jasa dan kesamaan hak. Anak-anak mampu mempertimbangkan kedua syarat ini dalam berteman, dan mereka berkepentingan bahkan terlalu dihantui dengan keadilan. Mereka bisa menilai mutu persahabatannya berdasarkan pembandingan yang tidak sungkan-sungkan mengenai siapa berbuat apa untuk siapa: undangan untuk menginap harus dibalas dengan undangan serupa; bingkisan ulang tahun yang diterima harus bernilai sama dengan bingkisan yang pernah diberikan kepada si pemberi; jika seorang anak membagi jajanan lebihnya kepada seorang teman, ia berharap bahwa pada kesempatan ben­kutnya ia akan menenima balasan dari teman tersebut. Barangkali karena tuntutan yang berlebihan atas balas jasa ini, persahabatan selama fase ini cenderung terbatas pada pasangan-pasangan. Kelompok atau klik yang terbentuk selama tahap balas jasa sesungguhnya hanya suatu jaringan pasangan berjenis kelamin sama.


4.    Selama tahap akrab, antara usia 9 dan 12 tahun, anak-anak siap untuk terlibat dalam persahabatan yang betul-betul akrab. Alih-alih memusatkan perhatian kepada hal-hal yang tampak, mereka lebih berkepentingan dengan masalah dan kebahagiaan orang tersebut. Banyak psikolog memandang tahapan ini sebagai fondasi untuk semua hubungan akrab, dengan mengajukan teori bahwa anak-anak yang tidak mampu membentuk persahabatan akrab dalam masa pra­remaja dan awal remaja mungkin tidak pernah bisa merasakan keakraban sejati sebagai remaja atau bahkan waktu meningkat dewasa. Kesediaan untuk berbagi emosi, masalah, dan konflik pada tahapan ini membentuk ikatan emosional mendalam yang oleh anak-anak akan dikenang sebagai hubungan yang paling berkesan seumur hidup. Dalam beberapa kasus, persahabatan ini betul-betul berlangsung sampai akhir hayat.

No comments:

Post a Comment