Oleh: Taufik Arrahman,
"Assalamu’alaikum, Pak, alamat ini dimana
ya?”Begitulah kurang lebih kalimat yang diucapkan oleh kebanyakan insan
jika mereka ingin menanyakan suatu tempat atau tujuan. Lumrahnya kita sudah
mengetahui akhir dari perjalanan kita, yaitu sebuah tempat yang akan kita
kunjungi, akan tetapi kita masih bingung tentang bagaimana cara menuju tempat
tersebut. Tentang jalan apa yang harusnya kita pilih dan lewati. Demikianlah
tujuan sebenarnya dari seseorang yang menanyakan alamat.
Kebanyakan dari kita
mengetahui jalan-jalan mana saja yang harusnya kita lewati setelah bertanya
kepada seseorang, namun tidak menutup kemungkinan juga, masih ada beberapa
jawaban yang tidak dimengerti oleh akal kita. Kenapa? Karena jawaban yang kita
inginkan adalah dari “A” melewati “B”, menuju “D”. Sedangkan jawaban yang
diberikan adalah dari “A” melewati “C”, kemudian menuju “D”.jangan panik jika
kita mengalami hal yang serupa dengan ini. “Banyak jalan menuju Roma”.
Sebelum kita melaju di sebuah jalan, kita
juga mesti cermat dan teliti dalam menentukan jalan yang akan kita lalui.
Setiap jalan pasti berbeda-beda jarak tempuhnya, berbagai macam halang
rintangnya dan beragam pula cabangnya. Oleh karena itu, kita juga harus sudah
mengetahui spesifikasi yang kita miliki agar bisa memilih jalan yang
sesuai dengan kriteria. Untuk memastikan tidak adanya gangguan yang berarti di
saat tengah menempuh perjalanan.
Pertanyaannya sekarang adalah, dimanakah
alamat kita yang sesungguhnya? Dimanakah ujung dari pelayaran bahtera kehidupan
yang sedang kita jalani ini? Untuk model pertanyaan yang seperti ini, kita
telah diberikan jawaban dari Yang Maha Esa. Apakah itu? Jawabannya tidak lain
adalah “syurga atau neraka”. Sama-sama kita yakini bahwa semua
dari kita pasti mengetahui alamat tersebut. Malahan juga sudah ada yang mulai
menempuh jalan untuk mencari alamat tersebut. Walaupun masih banyak dari kita
yang terlalu polos dengan tidak mengetahui bahkan memikirkan jalan mana yang
akan ditempuh.
Mari kita lihat disekitar kita,
fikirkanlah, dan tanyakanlah pada diri kita masing-masing dimanakah posisi kita
berada saat ini? Sudah sejauh manakah kita berjalan dari garis start
untuk menuju garis finish? Ataukah kita malah berjalan mundur dari garis
start? Mari kita bersama-sama bergerak menuju tujuan yang sesungguhnya,
jangan mau terlena dengan tempat persinggahan yang nyaman, mewah, dan aman itu.
Apalah artinya sesuatu yang bersifat sementara, selain dijadikan bekal menuju
kekekalan abadi.
Jika kita bingung dalam menentukan suatu
jalan, kita masih bisa melihat kembali buku panduan yang diberikan Allah kepada
seluruh umat manusia (Al-qur’an). Dengan mengikuti semua rambu-rambu yang
tertera, insyaAllah kita akan selamat hingga ke tempat tujuan tanpa takut kena
tilang. Jika kita merasa letih dan kesepian, masih banyak bus-bus “pengajian
malam” yang akan mengantarkan kita bersama menuju terminal terjauh hingga
bensin “pengajian”-nya habis. Gak perlu takut dengan kelaparan, karena rasa
lapar tidak akan bisa menghampiri kita tanpa izin dari Allah. Dan rezeki setiap
insan, telah digariskan bahkan semenjak kita belum menghirup udara di
dunia ini. Gak perlu cemas untuk memikirkan tempat beristirahat, karena rumah
Allah sangatlah banyak. Dari pelosok desa sampai ke kota yang terkenal
sekalipun, rumah Allah berjejer di jalanan.
Pepatah arab mengatakan “Man saara ‘alad
darbihi washala”. “Barang siapa yang berjalan pada jalannya maka sampailah
ia”. Untuk itu, tetapkanlah alamat kita yang sesungguhnya mulai dari sekarang,
apakah kita mau ke syurga-Nya, atau neraka-Nya. Jika sudah, maka
jangan ragu untuk melaju di jalannya. Mumpung kita masih di sepertiga awal
bulan Ramadhan, jangan ragu untuk mengambil keputusan, karena hidup itu adalah
pilihan. Maka ambil satu pilihan yang paling tepat. Semarakkan bulan yang penuh
berkah ini dengan bibir yang selalu bergerak melantunkan kalimat-kalimat dzikir
beserta kalam-Nya, mengayunkan tangan tuk bersedekah dijalan-Nya, serta
amalan-amalan yang terpuji lainnya. Terutama jika kita ingin mendapatkan malam lailatul
qadr, maka kita haruslah berusaha lebih giat dalam mendekatkan diri
kepada-Nya. Dan semoga kita semua sampai dengan selamat menuju “alamat
sesunggunhnya”. Amin.
Tulisan
yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis risalah-online, bukan merupakan
pernyataan dari risalah-online
No comments:
Post a Comment