Wednesday 31 August 2016

Alamat Sesungguhnya



Oleh: Taufik Arrahman, 

"Assalamu’alaikum, Pak, alamat ini dimana ya?”Begitulah kurang lebih kalimat yang diucapkan oleh kebanyakan insan jika mereka ingin menanyakan suatu tempat atau tujuan. Lumrahnya kita sudah mengetahui akhir dari perjalanan kita, yaitu sebuah tempat yang akan kita kunjungi, akan tetapi kita masih bingung tentang bagaimana cara menuju tempat tersebut. Tentang jalan apa yang harusnya kita pilih dan lewati. Demikianlah tujuan sebenarnya dari seseorang yang menanyakan alamat. 


Kebanyakan dari kita mengetahui jalan-jalan mana saja yang harusnya kita lewati setelah bertanya kepada seseorang, namun tidak menutup kemungkinan juga, masih ada beberapa jawaban yang tidak dimengerti oleh akal kita. Kenapa? Karena jawaban yang kita inginkan adalah dari “A” melewati “B”, menuju “D”. Sedangkan jawaban yang diberikan adalah dari “A” melewati “C”, kemudian menuju “D”.jangan panik jika kita mengalami hal yang serupa dengan ini. “Banyak jalan menuju Roma”.

Sebelum kita melaju di sebuah jalan, kita juga mesti cermat dan teliti dalam menentukan jalan yang akan kita lalui. Setiap jalan pasti berbeda-beda jarak tempuhnya, berbagai macam halang rintangnya dan beragam pula cabangnya. Oleh karena itu, kita juga harus sudah mengetahui spesifikasi yang kita miliki agar bisa memilih jalan yang sesuai dengan kriteria. Untuk memastikan tidak adanya gangguan yang berarti di saat tengah menempuh perjalanan.

Pertanyaannya sekarang adalah, dimanakah alamat kita yang sesungguhnya? Dimanakah ujung dari pelayaran bahtera kehidupan yang sedang kita jalani ini? Untuk model pertanyaan yang seperti ini, kita telah diberikan jawaban dari Yang Maha Esa. Apakah itu? Jawabannya tidak lain adalah “syurga atau neraka”. Sama-sama kita yakini bahwa semua dari kita pasti mengetahui alamat tersebut. Malahan juga sudah ada yang mulai menempuh jalan untuk mencari alamat tersebut. Walaupun masih banyak dari kita yang terlalu polos dengan tidak mengetahui bahkan memikirkan jalan mana yang akan ditempuh.

Mari kita lihat disekitar kita, fikirkanlah, dan tanyakanlah pada diri kita masing-masing dimanakah posisi kita berada saat ini? Sudah sejauh manakah kita berjalan dari garis start untuk menuju garis finish? Ataukah kita malah berjalan mundur dari garis start? Mari kita bersama-sama bergerak menuju tujuan yang sesungguhnya, jangan mau terlena dengan tempat persinggahan yang nyaman, mewah, dan aman itu. Apalah artinya sesuatu yang bersifat sementara, selain dijadikan bekal menuju kekekalan abadi.

Jika kita bingung dalam menentukan suatu jalan, kita masih bisa melihat kembali buku panduan yang diberikan Allah kepada seluruh umat manusia (Al-qur’an). Dengan mengikuti semua rambu-rambu yang tertera, insyaAllah kita akan selamat hingga ke tempat tujuan tanpa takut kena tilang. Jika kita merasa letih dan kesepian, masih banyak bus-bus “pengajian malam” yang akan mengantarkan kita bersama menuju terminal terjauh hingga bensin “pengajian”-nya habis. Gak perlu takut dengan kelaparan, karena rasa lapar tidak akan bisa menghampiri kita tanpa izin dari Allah. Dan rezeki setiap insan, telah digariskan bahkan semenjak kita belum menghirup udara di dunia ini. Gak perlu cemas untuk memikirkan tempat beristirahat, karena rumah Allah sangatlah banyak. Dari pelosok desa sampai ke kota yang terkenal sekalipun, rumah Allah berjejer di jalanan.


Pepatah arab mengatakan “Man saara ‘alad darbihi washala”. “Barang siapa yang berjalan pada jalannya maka sampailah ia”. Untuk itu, tetapkanlah alamat kita yang sesungguhnya mulai dari sekarang, apakah kita mau ke syurga-Nya, atau neraka-Nya. Jika sudah, maka jangan ragu untuk melaju di jalannya. Mumpung kita masih di sepertiga awal bulan Ramadhan, jangan ragu untuk mengambil keputusan, karena hidup itu adalah pilihan. Maka ambil satu pilihan yang paling tepat. Semarakkan bulan yang penuh berkah ini dengan bibir yang selalu bergerak melantunkan kalimat-kalimat dzikir beserta kalam-Nya, mengayunkan tangan tuk bersedekah dijalan-Nya, serta amalan-amalan yang terpuji lainnya. Terutama jika kita ingin mendapatkan malam lailatul qadr, maka kita haruslah berusaha lebih giat dalam mendekatkan diri kepada-Nya. Dan semoga kita semua sampai dengan selamat menuju “alamat sesunggunhnya”. Amin.  



Tulisan yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis  risalah-online, bukan merupakan pernyataan dari risalah-online

No comments:

Post a Comment