Wednesday 31 August 2016

Teladanku, Guru Dalam Kehidupan

Oleh : Ali Usman

Sudahkah kita menjadi sosok guru yang teladan dan mulia? Figur mulia ini tentu harus ada barometernya. Sebagai seorang muslim barometer kita adalah Rasulullah saw. Nabi Muhammad saw lah yang menjadi sosok guru dan murabby agung nan mulia. Tentulah kita harus memantaskan diri  menjadi sosok guru yang mulia tersebut.


Profesi guru termasuk barisan panjang pejuang risalah Rasulullah saw. Hal ini terlihat dari tujuan Rasulullah saw diutus Allah swt adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia menuju peradaban umat yang qurani. Akhlak Rasulullah saw itu adalah Alquran yang telah beliau teladankan kepada para sahabatnya yang gemilang di langit kejayaan Islam.

Cara membangun kesadaran kita bahwa keteladanan kita adalah guru kehidupan? Tanya, jawab, dan pegang dada kita masing-masing. Guru kehidupan memiliki kunci utama yakni keteladanan membentuk karakter generasi mulia. Generasi berkah yang mencintai Allah swt dan Rasul-Nya. Begitulah karakter generasi awal yang dididik dan ditarbiyah langsung oleh Rasulullah saw.

Menurut Al-Ustadz Satria Hadi Lubis, cara membangun kesadaran kita untuk menjadi guru kehidupan bagi peserta didik kita adalah  :

Pertama, Ikhlaskan niat hanya karena Allah dan mengharap ridho-Nya. Dengan mengembalikan niat sebenarnya buat apa kita menjadi guru. Pertanyaan ini harus sering kita ulang terutama jika ada godaan duniawi untuk "merendahkan" profesi kita sebagai guru. Niat menjadi guru (yang secara material seringkali kurang dihargai) sebagai punggawa masa depan bangsa harus melekat kuat dalam diri seorang guru.

Kedua, Hadirkan ketulusan dan keteladanan dalam membimbing dan mendidik. Guru terbaik sepanjang zaman yakni Nabi Muhammad saw yang berhasil mendidik para sahabat karena kekuatan keteladanan beliau. Sebutlah seorang sahabat Mus'ab bin Umair. Duta pertama Islam ini berhasil menanggalkan kemilau gemerlap dunia yang melekat pada dirinya nan rupawan dan kaya raya. Kekuatan keimanan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya berani berpisah dengan bunda tercinta. Hal ini buah dari didikan tarbiyah Rasulullah saw dengan keteladanan sejati.

Ketiga,  Tugas lembaga pendidikan di semua tingkat adalah selalu mengingatkan para guru kita melalui diklat/training agar mengembalikan niat ikhlas dan sadar diri tentang peran kita yang maha penting tersebut.


Demikianlah tiga cara dalam menghadirkan keteladanan kita sebagai pelita pendidikan yang menjadi guru dalam kehidupan generasi pemimpin masa depan. Sebenarnya semua profesi kalah bobotnya dengan profesi guru kita. Guru adalah profesi yg paling mulia di dunia dan akhirat. Oleh sebab itu, kita harus bangga menjadi guru dimana pun kita mengajar. Prof. BJ. Habibie mengatakan, yang terpenting dalam kehidupan itu adalah bagaimana menuntaskan dan menyelesaikan tugas yang diberikan kepada kita sebaik-baiknya.



Tulisan yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis  risalah-online, bukan merupakan pernyataan dari risalah-online

No comments:

Post a Comment