Oleh
: Ali Usman
Sudahkah kita menjadi sosok guru yang teladan
dan mulia? Figur mulia ini tentu harus ada barometernya. Sebagai seorang muslim
barometer kita adalah Rasulullah saw. Nabi Muhammad saw lah yang menjadi sosok
guru dan murabby agung nan mulia. Tentulah kita harus memantaskan diri menjadi sosok guru yang mulia tersebut.
Profesi guru termasuk barisan panjang pejuang
risalah Rasulullah saw. Hal ini terlihat dari tujuan Rasulullah saw diutus
Allah swt adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia menuju peradaban umat yang
qurani. Akhlak Rasulullah saw itu adalah Alquran yang telah beliau teladankan
kepada para sahabatnya yang gemilang di langit kejayaan Islam.
Cara membangun kesadaran kita bahwa
keteladanan kita adalah guru kehidupan? Tanya, jawab, dan pegang dada kita
masing-masing. Guru kehidupan memiliki kunci utama yakni keteladanan membentuk
karakter generasi mulia. Generasi berkah yang mencintai Allah swt dan
Rasul-Nya. Begitulah karakter generasi awal yang dididik dan ditarbiyah
langsung oleh Rasulullah saw.
Menurut Al-Ustadz Satria Hadi Lubis,
cara membangun kesadaran kita untuk menjadi guru kehidupan bagi peserta didik
kita adalah :
Pertama, Ikhlaskan niat hanya karena
Allah dan mengharap ridho-Nya. Dengan mengembalikan niat sebenarnya buat apa
kita menjadi guru. Pertanyaan ini harus sering kita ulang terutama jika ada
godaan duniawi untuk "merendahkan" profesi kita sebagai guru. Niat
menjadi guru (yang secara material seringkali kurang dihargai) sebagai punggawa
masa depan bangsa harus melekat kuat dalam diri seorang guru.
Kedua, Hadirkan ketulusan dan
keteladanan dalam membimbing dan mendidik. Guru terbaik sepanjang zaman yakni
Nabi Muhammad saw yang berhasil mendidik para sahabat karena kekuatan
keteladanan beliau. Sebutlah seorang sahabat Mus'ab bin Umair. Duta pertama
Islam ini berhasil menanggalkan kemilau gemerlap dunia yang melekat pada
dirinya nan rupawan dan kaya raya. Kekuatan keimanan kecintaan kepada Allah dan
Rasul-Nya berani berpisah dengan bunda tercinta. Hal ini buah dari didikan
tarbiyah Rasulullah saw dengan keteladanan sejati.
Ketiga,
Tugas lembaga pendidikan di semua tingkat adalah selalu mengingatkan
para guru kita melalui diklat/training agar mengembalikan niat ikhlas dan sadar
diri tentang peran kita yang maha penting tersebut.
Demikianlah tiga cara dalam menghadirkan
keteladanan kita sebagai pelita pendidikan yang menjadi guru dalam kehidupan
generasi pemimpin masa depan. Sebenarnya semua profesi kalah bobotnya dengan
profesi guru kita. Guru adalah profesi yg paling mulia di dunia dan akhirat.
Oleh sebab itu, kita harus bangga menjadi guru dimana pun kita mengajar. Prof. BJ.
Habibie mengatakan, yang terpenting dalam kehidupan itu adalah bagaimana
menuntaskan dan menyelesaikan tugas yang diberikan kepada kita sebaik-baiknya.
Tulisan
yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis risalah-online, bukan merupakan
pernyataan dari risalah-online
No comments:
Post a Comment