Oleh
: Ali Usman
Adalah
kemestian sebuah keputusan sepaket dengan konsekuensinya. Keputusan kita
menjadi seorang guru paket konsekuensinya adalah kita siap digugu dan ditiru.
Tentunya seluruh kebaikan akhlak dan keteladan kita jadi tuntunan anak didik
kita. Pastikan kita hanya merujuk kepada
sang guru agung Rasulullah saw dengan mereguk hikmah siroh beliau, para
sahabat, dan orang shaleh dan sadiqin.
Sepenuh
hari penting sepenuh hati harus. Slogan ini terinspirasi dengan motto ruh
pengabdian kita di Perguruan Islam Ar Risalah "Sepenuh Hari Sepenuh
Hati". Motto ini juga yang selalu membingkai indah cinta kita di rumah
kedua ini. Tentunya hari-hari kita selalu dihiasi dalam pemikiran dan
pemberdayaan potensi kita untuk membangun generasi penuh berkah dengan sepenuh
hati dan keikhlasan untuk mengharap ridho Allah swt.
Kita
mendidik karena Allah dengan sepenuh hari sepenuh hati. Artinya kita kerahkan
dan berdayakan potensi yang kita miliki untuk membaikkan anak didik kita dengan
mencuri hatinya untuk mau dan ingin memperbaiki dirinya. Karena anak didik kita
adalah raja masa depan yang akan mengurus umat manusia akhir zaman ini.
Tentulah kita siapkan mereka dengan aqidah yang kokoh, ibadah yang benar,
akhlak yang mulia, berbadan sehat, berwawasan luas, memiliki keterampilan,
mandiri dan bermanfaat.
Kedelapan
karakter yang kita siapkan tadi perlu keteladanan, cinta, kasih sayang,
kepedulian, kelembutan, dan ketegasan. Hal ini yang sama-sama kita terus gali
dan tingkatkan karena guru adalah pembelajar sejati yang tak pernah puas dan
tak kenal lelah. Itulah kebanggaan kita bergabung di kereta Risalah Rasulullah saw ini untuk
membangun generasi penuh berkah yang terus menebarkan keberkahan ke penjuru
dunia dan berkumpul bersamanya di firdaus
impian kita.
Sebuah
keharusan jangan sakiti hati anak-anak didik kita. Kosekuensinya seorang guru di
sekolah itu menurut Prof. Dr. H. Arief
Rachman, M.Pd. yang nomor satu adalah suasana. Suasana yang dimaksud
adalah proses pembelajara yang kreatif,
efektif dan menyenangkan. Ayo! Guruku berbanggalah kita dalam profesi ini untuk
menjemput syurga-Nya dengan membaikkan anak bangsa.
Seorang
sufi terkenal, Fudhail bin Iyadh berkata: Beramal karena manusia adalah
syirik, meninggalkan amal karena manusia adalah riya. Bekerja dengan dedikasi,
adalah bekerja sepenuh hati, tak setengah-setengah. Mrantasi, kata pepatah Jawa. Di posisi manapun akan berusaha
memberikan yang maksimal, yang terbaik, the ultimate. Mempersembahkan
hal terbaik hingga batas tertinggi kemampuan yang dimiliki. Banyak contoh
pekerja keras yang berfikir tiap waktu untuk kemajuan perusahaan atau organisasi.
Pengarapan
kita hanya kepada Allah. Tentunya kita harus selalu ingat dan amalkan agar kita
tidak kecewa dan lalai. Hal ini yang mengingatkan bahwa setiap kita adalah
insan yang terbaik. Kebaikan yang kita miliki adalah sebaik-baik umat. Profesi
kita adalah profesi terbaik. Pelanjut Risalah
Rasulullah saw untuk membaikkan umat ini khususnya anak didik kita. Dedikasi maknanya sama dengan pengabdian
tulus. Seperti kita seorang guru yang mendedikasikan dirinya dengan segenap
ilmu yang dimiliki untuk anak didik kita, mencerdaskan generasi muda yang ber
visi agar mereka siap menghadapi masa depan. Banyak guru yang mendedikasikan diri
seperti itu meski tak menerima imbalan atau gaji yang memadai.
Sepenuh
hari penting sepenuh hati harus, bisa diwujudkan dengan dedikasi yang tinggi.
Artinya tidak membelokkannya dari tujuan yang telah diniatkan dari awal. Jadi
pantaslah bagi guru yang memberikan penuh akan mendapatkan yang penuh pula. Guru
yang memberikan setengah-setengah, akan mendapatkan yang setengah pula. Itu
adalah hukum alami yang tak dapat diubah. Sesuai kadar pengorbananmu, sebesar
itulah yang bakal kau peroleh. Namun ada hukum anomali yang bisa dipegang,
yaitu balasan kadang bisa berlipat ganda, entah yang bisa diduga, ataupun bonus
dari arah yang tak disangka-sangka.
Menurut
Ustadz Sam Badar dalam Seminar Online WA Grup Komunitas Teacher Trainer bahwa
cara memiliki dedikasi yang kuat ini dengan kata DEDIKASI itu sendiri sehingga
hadirlah semangat pengabdian sepenuh hari sepenuh hati. Pertama, DRIVE ON
THE RIGHT WAY. Artinya memiliki niat untuk selalu berada pada jalan yang
benar dengan visi dan misi yang diridho Allah. Memiliki rencana untuk apapun yang ingin kita gapai. Semakin besar yang
ingin kita gapai, biasanya semakin lama juga waktu yang dibutuhkan untuk
meraihnya. Target yang besar pasti memiliki berbagai halangan untuk dilalui dan
masalah untuk dipecahkan.
Kedua,
EXCELLENT PERSON. Artinya selalu memantaskan diri untuk selalu menjadi
pribadi yang terbaik. Berjiwa pemenang itu adalah keharusan karena kita sebagai
guru tak pernah merasa puas sebelum anak didik kita menjadi pribadi yang shaleh,
tangguh, dan cendekia. Kita tak kenal lelah dan tidak akan menyerah walau hasilnya
belum kelihatan. Sangat normal jika kita tidak melihat hasil yang signifikan
dalam waktu singkat. Disinilah dibutuhkan kesabaran dan cinta sepenuh hati.
Ketiga,
DOING ANYTHING BEST. Artinya setiap amal shaleh dan pekerjaan yang kita
lakukan haruslah yang ihsan atau terbaik. Kita tak mau setiap pekerjaan yang
kita lakukan apa adanya, tapi selau kita upayakan "ada apanya" yang
meninggalkan kesan dan pesan yang baik dan menarik. Sebagai guru mari kita
berikan proses pembelajaran yang menarik, bervariasi, dan menyengkan.
Keempat,
IMPROVEMENT. Artinya kita terus berusaha meningkatkan kualitas diri dan
ruhiyah kita. Dalam pelaksanaan tugas mulia kita sebagai tenaga pendidik
generasi bangsa harus selalu mengevaluasi kualitas dan profesionalitas pembelajaran
dan pembinaan yang kita berikan. Jika ada kekurangan terus ditingkatkan dan
komitmen untuk quality concern dan peningkatan mutu pendidikan.
Kelima,
ATTENTION. Artinya sebagai seorang guru kita harus memiliki
kepekaan/perhatian terhadap sekecil apapun pekerjaannya. Guru yang sudah
mendedikasikan dirinya untuk mendidik generasi masa depan tidak akan mundur
begitu saja sampai apa yang ia inginkan terwujud. Tentulah semua tetap
berlandaskan amar ma'ruf nahi mungkar dengan bingkai cinta, peduli, dan ridho Allah swt.
Keenam,
SELF CONTROL. Pemahaman self control lebih kepada memanage diri kita
sendiri agar perjalanan hidup kita akan tertata dengan rapi dan disiplin karena
kita sudah memliki tameng yaitu mampu mengotrol diri kita. Sahabat Rasulullah
saw Ali bin Abi Thalib ra. mengatakan berbahagialah orang yang mampu menjadi kapten
bagi dirinya sendiri. Artinya dalam sebuah proses pendidikan memerlukan
kesabaran dan kontrol diri dalam menjalankan tugas dengan komitmen dan istiqamah.
Hal ini menjadi pagar diri untuk tetap menjaga izzah seorang guru yang
melihatkan keteladanan yang baik dan tutur kata yang penuh cinta dan hikmah. Oleh
karena itu mengotrol diri sangat diperlukan agar semuanya akan berjalan dengan
semestinya.
Ketujuh,
INSPIRATION. Artinya dalam dunia pembelajaran butuh banyak inspirasi dan
inovasi dengan sepenuh hari dan sepenuh hati agar hadir suasana pembelajaran
yang berkesan dan penuh makna. Ketika suasana itu hadir maka setiap hati anak
didik kita merasa nyaman dan puas untuk belajar, sehingga rindu dengan
kehadiran kita di kelas. Namun, hanya ada sedikit guru yang benar-benar
berdedikasi di bidangnya. Setiap guru berdedikasi tinggi pasti akan menemui
kegagalan atau kekecewaan di awal perjalanannya, bahkan dedikasi tingginya bisa
berubah menjadi ambisius. Tapi justru komponen dedikasi, yaitu keberanian,
keinginan dan keikhlasan itulah yang akan menuntunnya kembali menuju sukses
sejati.
Demikianlah
cara kita menghadirkan semangat pengabdian sepenuh hari penting sepenuh hati
harus. Hal ini kita temukan dalam kata "dedikasi" yang perlu kita
renungkan dan amalkan dalam keseharian kita. Semoga menginsprasi kita, menjadi guru
yang tulus terhadap pekerjaan kita dalam membangun peradaban yang sedang
dihadapi saat ini. Selamat berjuang guruku dan bersemangatlah mendidik dan
membina generasi penuh berkah yang mampu menjadi raja yang shaleh-shaleha di
zamannya. Wallahu'alam bishawab.
Tulisan
yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis risalah-online, bukan merupakan
pernyataan dari risalah-online
No comments:
Post a Comment