Friday, 15 April 2016

Bait-Bait Nasehat Bagi Para Pecinta Ilmu





 
Oleh: Dewi Sartika

Abadullah Azzam
Kini Abadullah Azzam memang telah pulang ke rahmatullah, tetapi fatwa-fatwanya tetap hidup sepanjang masa. Cobalah renungi fatwanya berikut ini:
"Wahai kamu, anak-anak Islam! Biasakan dirimu dengan kebisingan bom-bom, peluru mortir dan pekikan senapan dan tank. Jauhilah kemewahan."


"Wahai kaum Muslimin, berimanlah dengan apa yang diimani oleh generasi pertama umat Islam, amalkan kebaikan, baca dan hafalkan al-Qur'an. Berhati-hatilah dengan apa yang kau katakan". 

"Shalatlah pada malam hari, amalkan puasa sunat, carilah teman pergaulan yang baik dan ikutlah dalam pergerakan Islam."

"Ketahuilah bahwa pemimpin pergerakan tiada punya kuasa atas kamu untuk menghalangi kamu berjihad, atau mencegah kamu meninggalkan jihad demi menyebarkan dakwah, lantas menjauhkan kamu dari medan perang... Jangan sekali-kali minta pembenaran (lagi) kepada siapapun tentang jihad, sebab kebenarannya sudah pasti."

"Jihad tidak boleh ditinggalkan, karena Allah sendiri mengatakan bahwa jihad itu ibadah. Orang yang istiqomah berjihad diangkat tinggi derajatnya oleh Allah. Jihad adalah membebaskan manusia dari penindasan. Jihad itu melindungi martabat kita dan memperbaiki dunia. Jihad adalah jalan kemuliaan yang kekal."

Kita berdo’a kepada Allah Swt agar semua amal ibadah beliau di terima di sisi Allah Swt, dan semua bait-bait nasehat untuk kita yang masih hidup dimudahkan oleh Allah Swt untuk menjalankannya ikhlas semata mengharap ridha Allah Swt. Amin Ya Rabbal’alamin.

Selanjutnya bait-bait syair berisi nasehat yang datang dari mujahid Islam, yang bernama Hasan al-Bana, nasehat beliau tidak hanya berisi pesan-pesan, namun lebih dari itu semua yakni yang menjadi janji beliau terhadap dirinya sendiri dan sekaligus sebuah keyakinan yang dipegang teguh (menjadi prinsip) bagi diri beliau bagi kehidupan di dunia dan akhirat kelak.

Hasan al-Bana

Berikut ini adalah prinsip-prinsip yang senantiasa beliau pegang teguh dalam dakwahnya:

Saya meyakini: "Sesungguhnya segala urusan bagi Allah. Nabi Muhammad SAW junjungan kita, penutup para Rasul yang diutus untuk seluruh umat manusia. Sesungguhnya hari pembalasan itu haq (akan datang). Al-Qur’an itu Kitabullah. Islam itu perundang-undangan yang lengkap untuk mengatur kehidupan dunia akhirat."

Saya berjanji: "Akan mengarahkan diri saya sesuai dengan Al-Qur’an dan berpegang teguh dengan sunnah suci. Saya akan mempelajari Sirah Nabi dan para sahabat yang mulia."

Saya meyakini: "Sesungguhnya istiqomah, kemuliaan dan ilmu bagian dari sendi Islam."

Saya berjanji: "Akan menjadi orang yang istiqomah yang menunaikan ibadah serta menjauhi segala kemunkaran. Menghiasi diri dengan akhlak-akhlak mulia dan meninggalkan akhlak-akhlak yang buruk. Memilih dan membiasakan diri dengan kebiasaan-kebiasaan islami semampu saya. Mengutamakan kekeluargaan dan kasih sayang dalam berhukum dan di pengadilan. Tidak akan pergi ke pengadilan kecuali jika terpaksa, akan selalu mengumandangkan syiar-syiar islam dan bahasanya. Berusaha menyebarkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat untuk seluruh lapisan umat ini."

Saya meyakini: "Seorang muslim dituntut untuk bekerja dan mencari nafkah, di dalam hartanya yang diusahakan itu ada haq dan wajib dikeluarkan untuk orang yang membutuhkan dan orang yang tidak punya.

Saya berjanji: "Akan berusaha untuk penghidupan saya dan berhemat untuk masa depan saya. Akan menunaikan zakat harta dan menyisihkan sebagian dari usaha itu untuk kegiatan-kegiatan kebajikan. Akan menyokong semua proyek ekonomi yang islami, dan bermanfaat serta mengutamakan hasil-hasil produksi dalam negeri dan negara Islam lainnya. Tidak akan melakukan transaksi riba dalam semua urusan dan tidak melibatkan diri dalam kemewahan yang diatas kemampuan saya."

Saya meyakini: "Seorang muslim bertanggung jawab terhadap keluarganya, diantara kewajibannya menjaga kesehatan, aqidah dan akhlak mereka."

Saya berjanji: "Akan bekerja untuk itu dengan segala upaya. Akan menyiarkan ajaran-ajaran islam pada seluruh keluarga saya, dengan pelajaran-pelajaran Islami. Tidak akan memasukkan anak-anak saya ke sekolah yang tidak dapat menjaga aqidah dan akhlak mereka. Akan menolak seluruh media massa, buletin-buletin dan buku-buku serta tidak berhubungan dengan perkumpulan-perkumpulan yang tidak berorientasi pada ajaran Islam."
 
Semoga apa yang menjadi janji beliau dan keyakinannya bagi kehidupan ini juga menjadi janji dan keyakinan kita pada Allah Swt dan dimudahkan dalam mengamalkannya, karena hanya orang-orang yang mendapat hidayah dari Allah Swt sajalah  yang bisa menjalani kehidupan ini penuh dengan keberkahan dan kebenaran.
Selanjutnya mari kita simak penuturan dari tokoh Islam berikutnya yang bernama Ibn Taimiyah;

Ibn Taimiyah

Prinsip dasar Ibn Taimiyah ialah:
  1. Wahyu merupakan sumber pengetahuan agama. Penalaran dan intuisi hanyalah sumber terbatas.
  2. Kesepakatan umum pada ilmuwan yang terpercaya selama tiga abad pertama Islam juga turut memberi pengertian tentang asas pokok Islam disamping Al-Qur'an dan As-Sunnah.
  3. Hanya Al-Qur'an dan As-Sunnah penuntun yang otentik dalam segala persoalan.
Setelah menyimak tiga prinsip dasar yang menjadi pondasi keyakinan beliau maka seyogyanya juga menjadi prinsip dasar bagi diri kita dalam menjalani agama yang hak ini, tujuannya tidak lain adalah agar kita selamat baik di dunia maupun akhirat kelak.

Tokoh yang keempat datang dari muhaddisin terkenal yakni Imam Muslim;

Imam Muslim

Imam Muslim pernah berkata, sebagai ungkapan gembira atas karunia Tuhan yang diterimanya: "Apabila penduduk bumi ini menulis hadits selama 200 tahun, maka usaha mereka hanya akan berputar-putar di sekitar kitab musnad (kitab shahih Muslim) ini."

Ucapan beliau di atas bukanlah atas landasan riya’ apalagi kesombongan, ini adalah ungkapan rasa syukur atas karunia Allah Swt yang begitu besar pada diri beliau sehingga mampu menghimpun hadis-hadis shahih dalam musnadnya yang diberi nama kitab shahih Muslim.

Sifat ini patut kita contoh, jika mendapat satu karunia yang begitu besar dan menimbulkan kekaguman yang luar biasa baik oleh diri kita sendiri ataupun orang lain, tidak ada salahnya kita ceritakan atau kabarkan pada orang lain, semata-mata sebagai bentuk pengagungan kita pada Allah Swt.

Demikianlah empat tokoh terpilih yang berhasil saya tulis sebagai bahan rujukan bagi kita semua dalam membuat prinsip bagi diri sendiri, semoga bermanfaat dan dimudahkan oleh Allah Swt dalam mengikuti jejak para salafusshaleh (orang-orang shaleh terdahulu) ini, Amin.




Tulisan yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis  risalah-online, bukan merupakan pernyataan dari risalah-online

1 comment:

  1. oke, terus kembangkan karyamu, bisa jadi satu tulisan mampu manjadi benteng bagimu di akhirat kelak dari nar-Nya.

    ReplyDelete