Oleh: Dewi Sartika
Terlena karena harta,
wanita, dan takhta terkadang itulah yang membuat kita lalai beribadah
kepadanya.
Allah Swt terkadang
terkesan terlalu baik pada kita, kenapa...??? karena Allah Swt selalu
memberikan apa yang kita butuhkan, sebut saja segala sumber daya yang
terbentang dan tersedia di alam ini, mulai dari udara untuk kita bernafas, air
untuk kita jadikan sumber kehidupan (mulai dari bangun pagi sampai tidur lagi, bisa
dikatakan kita tidak terlepas dari sumber daya yang satu ini, benar atau
betul??), tumbuhan (sebagai bahan makanan dan kebutuhan hidup lainnya), hewan,
dan intinya segala yang tersedia di alam memang sengaja Allah Swt sediakan
untuk satu makhluk yang istimewa yakni “manusia”
Namun, pertanyaannya:
“sudahkan manusia selama ini merenungi atas segala keistimewaan yang telah ia
teguk dan nikmati dibalas dengan satu ketaatan pada Allah Swt dengan
terus-menerus beribadah kepada-Nya?”.
Belum semua, terkadang
kita masih lalai dari mengingat-Nya, contoh kecil saja, seperti shalat,
sudahkah kita shalat tepat waktu, sebagai bentuk penjagaan kita pada hak-hak
Allah Swt?, atau sudahkah kita menyisihkan sedikit rezeki yang telah
diberikan-Nya demi menjalankan syari’at-Nya yang mengajarkan untuk menolong
orang yang membutuhkan?, atau sudahkah kita memperlakukan orang tua kita dengan
sangat baik, ketika keduanya sudah lanjut usia, atau kita masih cuek sama
mereka, masih tidak peduli dengan perasaan mereka, bahkan tersbesit dalam hati
tidak lagi menginginkan kehadiran mereka di sisi kita, na’udzubillahi min
dzalik.
Tidak ada kata
terlambat untuk bertobat, mari kita luruskan kembali niat kita untuk kembali ke
pangkuan-Nya, menghiba dan memohon ampunan dan kasih sayang-Nya agar mau
merangkul kita kembali menjadi hambanya yang terkasih dan tersayang, jika Allah
Swt telah mencurahkan kasih dan sayang-Nya pada kita, maka tidak ada satu
orangpun dan makhluk lainpun yang mampu menahan dan mengambilnya dari kita,
maukah kita termasuk dalam barisan hamba-hamba yang menjadi kekasih dan terpuji
di sisi Allah Swt?, tentu kita semua menginginkannya iya kan?.
Menjadi hamba yang terkasih
dan terasayang di sisi Allah Swt memang tidak mudah, hanya orang-orang yang diberkahi oleh Allah Swt sajalah yang
berhak mendapat kedudukan dan posisi tersebut. Bagi kita yang hanya berstatus
manusia biasa, hanya bisa berusaha semaksimal mungkin menjadi hamba yang taat,
dengan terus memupuk diri dengan segenap ilmu yang bermanfaat mewujudkan impian,
bercita-cita melihat wajah-Nya di syorga kelak.
Kun Fayakun
(jadilah, maka akan terjadi), jika Allah Swt telah berkehendak maka semua itu
akan terwujud, semoga kita termasuk dalam golongan yang dikehendaki oleh Allah
Swt masuk dalam hamba-hambanya yang diberkahi dan selalu mendapat petunjuk-Nya
dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Amin Ya Rabbal ‘alamin.
Alkisah seorang hamba
(dalam cerita ini adlaah seorang pemuda) memohon pada Rabb-Nya, “Ya Rabbi hamba
mohon padamu agar diistiqomahkan di jalanMu, jangan biarkan hamba tergelincir
dalam kesesatan dan kemaksiatan, sebab dengan penjagaanMu sajalah hamba dapat
terjamin selalu mendapat hidayah dan selalu lurus berjalan di muka bumiMu yang
fana ini”.
Setiap hari seorang
hamba ini selalu berdoa pada RabbNya dengan doa yang sama di samping doa-doa
lain yang pernah dimohonkannya juga. Suatu waktu Allah Swt ingin melihat
kesungguhan hambaNya ini dalam menghadapi cobaan dari Sang Khalik.
Di sebuah perjalanan
menuju masjid dengan niat ingin menunaikan shalat wajib, hamba ini dihadang
oleh preman-preman yang ada di kampung tersebut, preman tersebut menginginkan
sejumlah uang dari hamba tersebut, dan mereka mengancam jika tidak dikasih maka
mereka akan menghajar hamba ini dan menyandranya sehingga tidak akan bisa lagi
ia beribadah seperti biasanya.
Hamba ini bingung, uang
apa yang bisa ia beri untuk preman-preman tersebut, karena ia pada hari itu
juga tidak memiliki uang kecuali hanya sedikit, hanya cukup untuk makan pagi
habis petang, cari lagi pagi hari dengan mencari kayu bakar di hutan lalu
menjualnya ke pasar, laku terjual dapat uang lalu dibelikan pada kebutuhan
makan pada hari itu, dan habis. Seperti itu ia menjalani hari-harinya, mau
mengerjakan apapun asalkan halal, dan dari hasil jerih payahnya tersebut tidak
bisa membuat ia menabung lebih banyak.
Allah swt Maha Berkuasa
terhadap hambanya, terbesit dalam pikirannya untuk memberikan semua benda yang
ia miliki di rumahnya untuk diserahkan pada preman tersebut agar bisa
dimanfaatkannya asalkan ia bisa leluasa beribadah seperti biasa lagi, atau ia
akan mempertahankan semua apa yang menjadi haknya, walau nyawa tantangannya.
Ia berdoa
sungguh-sungguh pada Allah Swt dalam hati, sehingga ia memutuskan untuk melawan
preman-preman tersebut dengan segenap jurus yang ia punya, dalam hatinya hanya
ada satu tekad, “Allah Swt Maha Menolong hambaNya yang dalam kesusahan apalagi
terzalimi saat sekarang ini, apa yang menjadi kehendak Allah Swt pasti akan
terjadi, jika Allah Swt menghendaki ia menang melawan preman tersebut maka ia
akan mendapat kemenangan, jiak tidak maka itu sudah menjadi kehendakNya, saya
hanya berusaha, dan Allah Swt yang menetapkan.”
Tidak disangka hamba
tadi yang punya iman yang kuat, mampu mengalahkan preman-preman yang menghadangnya
tersebut, mereka semua babak belur dan tidak mampu melawan, sehingga bertambah
yakinlah hamba tersebut akan kebesaran Allah Swt yang Maha Agung dan Berkuasa
melakukan apapun yang menjadi kehendakNya.
Dari kisah di atas
dapat kita petik hikmah bahwa, sekalipun kita hanya orang yang biasa-biasa
saja, namun yakinlah bahwa yang mendatangkan kebahagiaan itu bukanlah berasal
dari harta yang melimpah, anak-anak yang banyak dan sukses, pangkat yang tinggi,
dan lain sebagainya, namun kebahagiaan itu datang dari ketaatan kita pada Allah
Swt dan segala bentuk penyerahan diri kita yang penuh hanya padaNya.
Satu hal juga yang
harus ktia ingat bahwa semua hamba di dunia ini tidak akan luput dari ujian dan
cobaan dariNya, jadi mari kita persiapkan diri kita sedini mungkin untuk siap
bertarung menghadapi godaan hawa nafsu dan halangan serta rintangan yang siap
menghadang kapanpun dan dimanapun.
Semoga tulisan ini
bermanfaat, ketahuilah bahwa penulis juga baru belajar dan mau mencoba untuk
menggoreskan untaian hikmah sesuai dengan kadar ilmu yang dimiliki.
Terus berkarya & sampaikanlah walau sepotong hikmah, BRAVO!!!
ReplyDelete