Saturday 30 April 2016

Berkenalan dengan si “boros”





 Oleh : Lita Oktaviani

Dalam keseharian, kita sering mendengar kata boros. boros uang, boros listrik,boros air, sampai boros wajah ( ups! Yang terakhir nggak masuk kategori ). Trus, apa sih boros itu?


boros merupakan perbuatan yang berlebih-lebihan dalam menggunakan harta, uang ataupun sumber daya yang ada demi kesenangan saja. Tanpa kita sadari, terbiasa hidup boros membuat kita tidak peka dengan lingkungan sekitar. Kita hanya memikirkan diri kita sendiri sementara dalam harta yang kita punya ada hak orang lain.

Firman Allah Swt QS Al-israa’: 26-27. “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.

Dalam ayat di atas secara jelas,selain Allah melarang kita untuk hidup boros ternyata dengan hidup boros, kita akan menjadi saudara setan. Emangnya mau setan jadi saudara kita? Pasti nggak kan!
tapi kita kan membeli sesuatu sesuai dengan kebutuhan, meski rada banyak, masa di bilang boros?
eits! tunggu dulu brother and sister,kita membelanjakan uang kita karena butuh atau hanya karena keinginan? antara kebutuhan dan keinginan itu berbeda loh. Mau tau bedanya?

Kebutuhan itu adalah segala sesuatu yang dibutuhkan oleh seseorang yang apabila tidak terpenuhi akan mengganggu kelangsungan hidup orang tersebut. Misalnya saja makan. Kebayang kan apa yang terjadi kalo kita sampai nggak makan berhari-hari?

Kalo keinginan itu, sesuatu yang juga dibutuhkan tapi kalo tidak terpenuhi tidak akan menganggu kelangsungan hidup orang tersebut. Misalnya, mobil mewah, beli barang-barang yang branded.
Udah tau bedanya kan? sekarang kita kembali ke topik utama.

Bergaya hidup boros memiliki dampak yang sangat buruk, diantaranya:

1.Uang yang dimiliki cepat habis karena biaya hidup yang tinggi
2. Menjadi budak hobi (nafsu) yang bisa menghalalkan uang haram
3. Malas membantu yang membutuhkan & beramal shaleh
4. Selalu sibuk mencari harta untuk memenuhi kebutuhan
5. Menimbulkan sifat kikir, iri, dengki, suka pamer, dsb
6. Anggota keluarga terbiasa hidup mewah tidak mau jadi orang sederhana
7. Bisa stres atau gila jika hartanya habis
8. Bisa terlilit hutang besar yang sulit dilunasi
9. Sumber daya alam yang ada menjadi habis
10. Tidak punya tabungan untuk saat krisis

Selain dampak diatas, bergaya hidup boros juga mempengaruhi stabilitas dan kepekaan spritualitas seseorang karena hidup boros akan melalaikannya dari hal –hal yang hak dan membuatnya mudah terjerambab dalam hawa nafsu.

Trus gimana dong caranya biar kita tidak hidup boros? nih tipsnya
1.                  Membuat Analisa Kebutuhan
Sebelum sobat belanja atau pergi ke mall, coba deh buat analisa apa-apa saja yang kita butuhkan dengan metode 5W + 1 H. Dengan begitu,kita punya gambaran jelas apa-apa yang akan kita beli, selain itu kita dapat terhindar dari yang namanya “lapar mata” dan sikap boros.

2.                  Buat Skala Prioritas Kebutuhan
Dengan membuat skala prioritas,kita tahu mana yang kebutuhan kita yang benar-benar penting dan mana yang bisa di tunda.

3.                  Membawa uang secukupnya saat berbelanja
Cara yang satu ini perlu diterapkan bila ingin mengatasi hidup boros, Jika kita  memiliki rencana pergi berbelanja maka bawalah uang secukupnya,  Bila perlu, catatlah kebutuhan apa saja yang akan anda beli, bila membawa uang terlalu banyak,kita akan membeli berbagai keperluan yang tidak penting.

4.                  Membuat anggaran belanja
Membuat anggaran belanja adalah hal penting untuk mengetahui berapa jumlah uang yang akan dikeluarkan dan apa-apa saja yang harus dipenuhi dalam catatan buatlah beberapa pos.misalnya untuk beli peralatan, liburan , pakaian dan sebagainya. Tujuanya supaya kita dapat mengkontrol pengeluaran  perbulanya

 (dari berbagai sumber)





Tulisan yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis  risalah-online, bukan merupakan pernyataan dari risalah-online

No comments:

Post a Comment