Oleh : Ust. Syatri B Abdullah
Setiap
guru bagaimanapun kondisinya tentu menginginkan kebaikan untuk semua siswanya. Kebaikan
yang menjadi bekal siswa menempuh masa depannya. Walau terkadang siswa
mempunyai keterbatasan tertentu baik fisik maupun kecerdasan. Guru yang baik
akan berusaha untuk mencari berbagai macam cara agar siswa bisa belajar dengan baik
walau terdapat kendala dan keterbatasan. Karena sejatinya bagaimanapun
kondisinya setiap orang berhak untuk memperoleh pendidikan.
Untuk
bisa memaksimalkan tugasnya, seorang guru harus mengetahui apa saja peran yang
seharusnya dia lakukan selaku guru. Apakah seorang guru cukup hanya dengan mentransfer
ilmu yang dia miliki kepada siswa saja. Atau seorang guru disamping mentransfer
ilmu juga berkewajiban untuk mengubah akhlak siswanya. Atau ada peran lainnya?
Menurut
Riswanto dalam tulisannya “guru 3P” (www.rislif.wordpress.com).
Setidaknya ada 3 peran seorang guru masa kini yang disebut guru 3P. peran
tersebut adalah:
·
P yang pertama adalah Pendidik
Guru
memiliki peran sebagai pendidik. Terkadang sering kita belum bisa membedakan
antara mengajar dan mendidik,nah ini menjadi masalah besar, hal yang menurut kita
mungkin sepele tapi memiliki perbedaan yang jauh. Lalu apa beda antara mengajar
dan mendidik?
Mengajar
adalah memahamkan ilmu kita kepada peserta didik sedangkan mendidik itu adalah
merubah perilaku dan karakter peserta didik. Lalu selama ini kita sebagai guru
sudahkah kita mendidik atau mungkin kita hanya sekedar mengajar saja?
·
P yang kedua adalah Penulis
Guru
yang memiliki peran sebagai guru penulis pasti berbeda dengan guru yang tidak
menulis. Guru yang memiliki peran ini tentu memiliki peluang yang lebih besar
untuk lebih mudah membagikan ilmunya. Mengapa demikian? Karena guru yang juga
penulis pasti memiliki cita-cita akan apa yang ditulisnya itu, bisa jadi ia
membuat tulisannya agar ilmunya kelak akan menjadi amalnya ketika ia tiada,
atau paling tidak tulisannya itu menjadi sejarah bahwa dulu ia pernah menjadi
seorang guru.
·
P yang ketiga adalah Pembicara
Menjadi
seorang guru sekaligus pembicara adalah sebuah hal yang dianggap biasa namun
sedikit sekali yang mau ambil bagian di dalamnya. Berbicara bukan hanya dapat
menyampaikan ilmunya namun apa yang ia katakan itu mampu memotivasi atau
membuat orang lain lebih baik.
Menjadi
pendidik, penulis dan pembicara mungkin sebagian kecil guru yang baru bisa
menjalankannya. Mayoritas guru Indonesia baru memerankan peran yang pertama,
yaitu sebagai pendidik. Sedangkan untuk peran kedua dan ketiga baru sebagian
kecil dari guru yang bisa.
Sedangkan
menurut Imam Musbikin dalam bukunya “Guru yang Menakjubkan”, setidaknya ada 13
peranan guru sebagai pendidik. Peran tersebut adalah:
·
Pertama,
guru sebagai korektor
Seorang
guru harus dapat membedakan nilai yang baik dan yang buruk. Semua nilai yang
baik harus dipertahankan dan nilai yang buruk harus disingkirkan dari watak dan
jiwa siswa.
·
Kedua,
guru sebagai inspirator
Seorang
guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan siswa. Guru harus
dapat memberikan petunjuk bagaimana cara belajar yang baik.
·
Ketiga,
guru sebagai informator
Seorang
guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
selain bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang telah diprogramkan
dalam kurikulum.
·
Keempat,
guru sebagai organisator
Seorang
guru harus memiliki kegiatan pengelolaan akademik, menyusun tata tertib
sekolah, menyusun kalender akademik dan sebagainya.
·
Kelima,
guru sebagai motivator
Guru
hendaknya mendorong siswa agar bergairah dan aktif belajar. Peran ini sangat
penting dalam interaksi edukatif.
·
Keenam,
guru sebagai inisiator
Seorang
guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan
pengajaran. Bukan mengikuti terus tanpa mencetuskan ide-ide inovatif.
·
Ketujuh,
guru sebagai fasilitator
Seorang
guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan
belajar siswa, menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan.
·
Kedelapan,
guru sebagai pembimbing
Seorang
guru harus bisa membimbing siswanya yang masih anak-anak menjadi manusia dewasa
sehingga cakap dan mandiri.
·
Kesembilan,
guru sebagai demonstrator
Seorang
guru harus dapat memperagakan apa yang diajarkan secara diktatis, sehingga apa
yang guru inginkan sejalan dengan
pemahaman siswa, tujuan pengajaran tercapai dengan efektif dan efisien.
·
Kesepuluh,
guru sebagai pengelola kelas
Seorang guru harus bisa membuat agar siswanya betah
tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar di
dalamnya.
·
Kesebelas,
guru sebagai mediator
Seorang
guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang media pendidikan baik
jenis dan bentuknya, baik media material maupun non material.
·
Keduabelas,
guru sebagai supervisor
Seorang
guru harus dapat membantu, memperbaiki, dan menilai secara kritis terhadap
proses pembelajaran.
·
Ketigabelas,
guru sebagai evaluator
Seorang
guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur dengan
memberikan penilaian yang menyangkut instrinsik maupun instrinsik. Guru tidak
hanya menilai produk tetapi juga menilai proses.
Mari
sejenak kita renungkan, dari ketiga belas peran yang disampaikan Imam Musbikin
di atas, sudah berapakah peran yang sudah kita lakukan. Apakah sudah semuanya,
sebagian besar atau masih sebagian kecil saja. Keberhasilan siswa di masa
mendatang tergantung dengan peran yang dijalankan guru saat ini. Generasi
tangguh, kuat, mandiri, berakhlak mulia di masa mendatang sangat tergantung
dengan seorang guru yang mendidik mereka untuk tangguh, kuat, mandiri dan
berakhlak mulia saat ini. Semoga generasi emas yang diharapkan muncul beberapa
tahun akan datang. Maka, wahai guru mari mainkan peranmu. Wassalam
Bukittinggi,
040416, 21:29
No comments:
Post a Comment