Reza Pratomo
Tidak dapat
dipungkiri bahwa sifat asertif akan sangat berpengaruh bagi tumbuh kembang dan
prestasi seorang siswa, terutama di sekolah. Pengertian asertif adalah kemampuan
untuk mengkomunikasikan perasaan, pikiran dan pertanyaan kepada orang lain
tanpa merugikan atau melukai perasaan orang lain. Walaupun perasaan yang akan
diungkapkan adalah perasaan negatif seperti marah atau kesal, namun orang
dengan kemampuan asertif yang baik akan mampu mengkomunikasikan perasaannya tanpa
merugikan orang lain.
Kebalikan dari
sifat asertif adalah sifat agresif, dimana pelakunya seringkali menyerang
secara verbal lawan bicaranya. Sehingga seringkali pelaku pola komunikasi
agresif ini menimbulkan perasaan tidak nyaman bagi lawan bicaranya. Kata-kata
yang sering digunakan cenderung merendahkan, kasar, mempermalukan, melecehkan ,
menyalahkan dan marah yang merugikan orang lain.
Selain itu ada juga
sifat non asertif, dimana pelakunya sering kali tidak mengatakan ataupun
mengekspresikan apapun yang ada dalam pikirannya. Seringkali pelaku cenderung
menggerutu dalam hati dan tidak dipahami orang lain.
Ciri orang atau
siswa dengan periaku asertif adalah mampu dan terbiasa mengekspresikan perasaan
pada orang lain dan mereka juga berani untuk memnta pertolongan pada orang lain
disaat membutuhkan pertolongan. Di dalam kelas siswa asertif juga berani untuk
bertanya atas sesuatu yang membingungkannya dan mampu mengungkapkan perbedaan
pendapatnya secara jujur dan terbuka bahkan dengan siswa atau guru yang berbeda
pendapat dengan dia.
Pola asuh seorang
siswa oleh tuanya sangat berpengaruh dalam perkembangan psikis anak dimana
salah satunya adalah sikap asertif ini. Jika mereka biasa diajarkan untuk lebih
banyak diam karena khawatir apa yang kita katakan akan menyaiti orang lain,
maka siswa ini akan memiliki sikap non asertif. Namun jika mereka lepas kontrol
dalam menyampaikan apapun yang ada dalam pikiran mereka dan meluapkan emosi,
maka mereka akan memiliki perilaku agresif disaat remaja dan dewasa. Dan yang
terbaik adalah dimana anak diajarkan untuk bertanggung jawab atas emosi dan
perasaan yang dimilikinya, dan juga memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan perasaan
tersebut tanpa melukai perasaan orang lain.
Dan berikut ini
beberapa cara yang dapat diajarkan pada siswa tentang menumbuhkan sikap asertif.
Memahami sikap asertif.
Seorang guru perlu
menanamkan pemahaman pada siswanya tentang pentingnya sikap asertif ini. Siswa
diajak untuk memahami konsep kepercayaan diri yang sehat dengan tetap
menghargai hak orang lain. Disaat seorang siswa diajarkan untuk bersikap asertif,
maka sejatinya mereka tidak bersikap pasif atau agresif, tetapi langsung dan
jujur. Siswa diajarkan untuk tidak berharap orang lain memahami perasaanya,
namun mengatakan apa perasaannya dengan ketenangan dan rasa percaya diri.
Menjaga cara
berkomunikasi yang benar
Komunikasi adalah
yang penting dalam mengembangkan sikap asertif, dan kunci utamanya adalah
menghargai dengan siapa kita berkomunikasi. Memperhatikan bahasa tubuh sama
pentingnya dengan menjaga lisan, dan lebih penting untuk tetap selaras diantara
kata, bahasa tubuh dan intonasi suara. Orang lain tidak dapat membaca pikiran
kita, jika siswa menginginkan sesuatu, ajarkan cara yang benar untuk
menyampaikannya. Jika tidak suka atas satu hal, bagikan pada mereka cara
terbaik mengatakannya. Tetaplah percaya diri dalam menyampaikan sesuatu,
perhatikan lawan bicara dengan sikap tubuh dan gaya bicara yang baik.
Menerima dan
memahami perbedaan
Memiliki sikap
asertif tidak berarti menyetujui seluruh pendapat dari orang lain. Jika siswa
telah memiliki pendapatnya sendiri, maka mereka akan berusaha memahami pendapat
orang lain. Perbedaan tidak boleh menjadikan mereka kecewa atau marah, ingatlah
bahwa berbeda bukan berarti siswa anda benar dan orang lain salah. Ajarkan mereka
untuk mehamami sudut pandang orang lain. Ajarkan mereka untuk mendengarkan
dengan seksama dan tidak memotong disaat orang lain sedang berbicara.
Berbicara dengan
sederhana dan langsung
Disaat kita
mengajarkan anak untuk bersikap asertif, penting untuk berbicara tanpa ada
kesan menuduh atau menjadikan lawan bicara merasa bersalah. Berbicara jujur dan
terus terang tidak harus menjadikan orang lain merasa salah. Sederhana,
langsung dan ringkas dalam berbahasa, dan menyatakan apa yang dianggap benar. Saat siswa mempraktekkan sikap asertif,
ingatkan pada mereka, lebih sedikit lebih baik. Jelaskan dengan sederhana
langsung tanpa kalimat bersayap dan berputar-putar.
Melatih kekuatan
kata “saya”
Menjadi agresif dapat
dilakukan tanpa berubah menjadi memusuhi dengan seringkali menggunakan kata “saya”.
Membiasakan menggunakan kalimat “saya pikir....” atau “saya rasa....”. Jangan
pernah gunakan kalimat menyerang seperti “anda itu ya....” atau “kamu selalu
saja...”. Kalimat seperti ini akan membuat orang kecewa dan akan menjadikan
pembicaraan menjadi tidak menyenangkan. Biasakan siswa memulai dengan “saya”
saat menyatakan sesuatu, karena disamping membuat mereka lebih percaya diri,
hal tersebut juga membuat mereka semakin asertif tanpa menghilangkan atau
mengeliminasi orang lain.
Tetap tenang
Bersikap asertif
kadang menjadikan siswa bersemangat, dan kadang membuat mereka menjadi agresif.
Ajarkan mereka untuk tetap tenang dan hangat dalam menyampaikan pendapat. Hal
ini akan menjadikan siswa tetap percaya diri sekaligus membuat orang lain tetap
rileks. Bernafaslah dengan normal dan jaga bahasa tubuh dan tatapan mata yang baik.
Pikirin, hati dan tindakan yang tenang akan membuat tubuh tetap rileks dan
orang lain juga akan merasakannya.
Ciptakan batas
Menetapkan batas
yang jelas perlu diajarkan kepada siswa. Hal ini memberikan gambaran pada
mereka apa yang perlu dan tidak boleh dilakukan oleh siswa dalam menjadi orang
yang bersikap asertif. Menciptakan batas juga berarti siswa memiliki kemampuan
untuk berkata ya atau tidak pada lingkungannya.
Demikian hal-hal
yang bisa kita ajarkan pada siswa untuk bersikap asertif, namun satu hal yang
paling utama dilakukan adalah kita sebagai guru atau orang tua harus menjadi yang pertama dalam
melaksanakan tindakan-tindakan asertif ini (RP)
Sumber : maribelajarbk inc-asean
Tulisan
yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis risalah-online, bukan merupakan
pernyataan dari risalah-online
No comments:
Post a Comment