Monday 31 October 2016

Menumbuhkan Sikap Asertif pada Siswa


Reza Pratomo 

Tidak dapat dipungkiri bahwa sifat asertif akan sangat berpengaruh bagi tumbuh kembang dan prestasi seorang siswa, terutama di sekolah. Pengertian asertif adalah kemampuan untuk mengkomunikasikan perasaan, pikiran dan pertanyaan kepada orang lain tanpa merugikan atau melukai perasaan orang lain. Walaupun perasaan yang akan diungkapkan adalah perasaan negatif seperti marah atau kesal, namun orang dengan kemampuan asertif yang baik akan mampu mengkomunikasikan perasaannya tanpa merugikan orang lain.


Kebalikan dari sifat asertif adalah sifat agresif, dimana pelakunya seringkali menyerang secara verbal lawan bicaranya. Sehingga seringkali pelaku pola komunikasi agresif ini menimbulkan perasaan tidak nyaman bagi lawan bicaranya. Kata-kata yang sering digunakan cenderung merendahkan, kasar, mempermalukan, melecehkan , menyalahkan dan marah yang merugikan orang lain.

Selain itu ada juga sifat non asertif, dimana pelakunya sering kali tidak mengatakan ataupun mengekspresikan apapun yang ada dalam pikirannya. Seringkali pelaku cenderung menggerutu dalam hati dan tidak dipahami orang lain.

Ciri orang atau siswa dengan periaku asertif adalah mampu dan terbiasa mengekspresikan perasaan pada orang lain dan mereka juga berani untuk memnta pertolongan pada orang lain disaat membutuhkan pertolongan. Di dalam kelas siswa asertif juga berani untuk bertanya atas sesuatu yang membingungkannya dan mampu mengungkapkan perbedaan pendapatnya secara jujur dan terbuka bahkan dengan siswa atau guru yang berbeda pendapat dengan dia.

Pola asuh seorang siswa oleh tuanya sangat berpengaruh dalam perkembangan psikis anak dimana salah satunya adalah sikap asertif ini. Jika mereka biasa diajarkan untuk lebih banyak diam karena khawatir apa yang kita katakan akan menyaiti orang lain, maka siswa ini akan memiliki sikap non asertif. Namun jika mereka lepas kontrol dalam menyampaikan apapun yang ada dalam pikiran mereka dan meluapkan emosi, maka mereka akan memiliki perilaku agresif disaat remaja dan dewasa. Dan yang terbaik adalah dimana anak diajarkan untuk bertanggung jawab atas emosi dan perasaan yang dimilikinya, dan juga memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan perasaan tersebut tanpa melukai perasaan orang lain.

Dan berikut ini beberapa cara yang dapat diajarkan pada siswa tentang menumbuhkan sikap asertif.

Memahami sikap asertif.
Seorang guru perlu menanamkan pemahaman pada siswanya tentang pentingnya sikap asertif ini. Siswa diajak untuk memahami konsep kepercayaan diri yang sehat dengan tetap menghargai hak orang lain. Disaat seorang siswa diajarkan untuk bersikap asertif, maka sejatinya mereka tidak bersikap pasif atau agresif, tetapi langsung dan jujur. Siswa diajarkan untuk tidak berharap orang lain memahami perasaanya, namun mengatakan apa perasaannya dengan ketenangan dan rasa percaya diri.

Menjaga cara berkomunikasi yang benar
Komunikasi adalah yang penting dalam mengembangkan sikap asertif, dan kunci utamanya adalah menghargai dengan siapa kita berkomunikasi. Memperhatikan bahasa tubuh sama pentingnya dengan menjaga lisan, dan lebih penting untuk tetap selaras diantara kata, bahasa tubuh dan intonasi suara. Orang lain tidak dapat membaca pikiran kita, jika siswa menginginkan sesuatu, ajarkan cara yang benar untuk menyampaikannya. Jika tidak suka atas satu hal, bagikan pada mereka cara terbaik mengatakannya. Tetaplah percaya diri dalam menyampaikan sesuatu, perhatikan lawan bicara dengan sikap tubuh dan gaya bicara yang baik.

Menerima dan memahami perbedaan
Memiliki sikap asertif tidak berarti menyetujui seluruh pendapat dari orang lain. Jika siswa telah memiliki pendapatnya sendiri, maka mereka akan berusaha memahami pendapat orang lain. Perbedaan tidak boleh menjadikan mereka kecewa atau marah, ingatlah bahwa berbeda bukan berarti siswa anda benar dan orang lain salah. Ajarkan mereka untuk mehamami sudut pandang orang lain. Ajarkan mereka untuk mendengarkan dengan seksama dan tidak memotong disaat orang lain sedang berbicara.

Berbicara dengan sederhana dan langsung
Disaat kita mengajarkan anak untuk bersikap asertif, penting untuk berbicara tanpa ada kesan menuduh atau menjadikan lawan bicara merasa bersalah. Berbicara jujur dan terus terang tidak harus menjadikan orang lain merasa salah. Sederhana, langsung dan ringkas dalam berbahasa, dan menyatakan apa yang dianggap benar. Saat siswa mempraktekkan sikap asertif, ingatkan pada mereka, lebih sedikit lebih baik. Jelaskan dengan sederhana langsung tanpa kalimat bersayap dan berputar-putar.

Melatih kekuatan kata “saya”
Menjadi agresif dapat dilakukan tanpa berubah menjadi memusuhi dengan seringkali menggunakan kata “saya”. Membiasakan menggunakan kalimat “saya pikir....” atau “saya rasa....”. Jangan pernah gunakan kalimat menyerang seperti “anda itu ya....” atau “kamu selalu saja...”. Kalimat seperti ini akan membuat orang kecewa dan akan menjadikan pembicaraan menjadi tidak menyenangkan. Biasakan siswa memulai dengan “saya” saat menyatakan sesuatu, karena disamping membuat mereka lebih percaya diri, hal tersebut juga membuat mereka semakin asertif tanpa menghilangkan atau mengeliminasi orang lain.

Tetap tenang
Bersikap asertif kadang menjadikan siswa bersemangat, dan kadang membuat mereka menjadi agresif. Ajarkan mereka untuk tetap tenang dan hangat dalam menyampaikan pendapat. Hal ini akan menjadikan siswa tetap percaya diri sekaligus membuat orang lain tetap rileks. Bernafaslah dengan normal dan jaga bahasa tubuh dan tatapan mata yang baik. Pikirin, hati dan tindakan yang tenang akan membuat tubuh tetap rileks dan orang lain juga akan merasakannya.

Ciptakan batas
Menetapkan batas yang jelas perlu diajarkan kepada siswa. Hal ini memberikan gambaran pada mereka apa yang perlu dan tidak boleh dilakukan oleh siswa dalam menjadi orang yang bersikap asertif. Menciptakan batas juga berarti siswa memiliki kemampuan untuk berkata ya atau tidak pada lingkungannya.

Demikian hal-hal yang bisa kita ajarkan pada siswa untuk bersikap asertif, namun satu hal yang paling utama dilakukan adalah kita sebagai guru atau orang tua harus menjadi yang pertama dalam melaksanakan tindakan-tindakan asertif ini (RP)



Sumber : maribelajarbk    inc-asean


Tulisan yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis  risalah-online, bukan merupakan pernyataan dari risalah-online

No comments:

Post a Comment