Reza Pratomo
Selama 2
hari ini di linimasa sosial media saya begitu riuh oleh teman, sahabat, saudara dan kerabat yang
berbagi tentang gerakan jalan kaki yang dilakukan oleh sekitar 3000 santri dari
Ciamis, Jawa Barat menuju Jakarta, dalam rangka menghadiri Aksi Bela Islam
Jilid III, yang menuntut penista Al Qur’an ditahan oleh pihak yang berwenang.
Aksi ini
dilakukan oleh para santri dan ulama di Ciamis karena tekanan yang dilakukan
penguasa kepada para pemilik jasa usaha angkutan, untuk tidak ada yang membawa
para peserta demo ke Jakarta. Namun karena kecintaan mereka pada Allah dan Al Qur’an,
jarak sekitar 290 KM mereka tempuh dengan berjalan kaki.
Berita
ini sontak menjadi viral, menyebar ke seluruh anak negeri, dengan reaksi yang
beragam. Para pemangku kebijakan terpaksa harus meralat ucapan mereka sendiri
dan mencabut himbauan untuk tidak berangkat ke Jakarta, sekaligus
memperbolehkan pelaku usaha angkutan membawa peserta demo. Namun peserta aksi
jalan kaki tetap melanjutkan aksi mereka menuju ibukota.
Masyarakat
Ciamis membuktikan ucapan Jenderal Gatot Nurmantyo bahwa umat Islam adalah
benteng terakhir yang akan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Aksi
tersebut membangkitkan ghirah keislaman di setiap dada umat yang memiliki iman
dalam hatinya, bahwa Allah sebaik-baik pembuat skenario. Pembuat kebijakan
boleh saja menekan, tapi jika Allah berkehendak, maka Allah akan buka jalan
bagi mereka yang ingin membela agama
ini. Tanpa peduli apa yang mungkin akan disampaikan orang disepanjang perjalanan
menuju Jakarta.
Lihatlah
disepanjang jalan begitu banyak umat Islam yang menunggu para mujahid tersebut.
Tua, muda, kaya, miskin. Berbagai golongan ikhlas menunggu hanya untuk berbagi
apa yang mereka miliki. Jika mereka hanya punya roti, maka roti tersebut yang
mereka bagikan. Alas kaki, jas hujan, obat-obatan dan sebagainya begitu banyak
tersedia di sepanjang jalan. Jika mereka tidak memiliki barang, maka yang
mereka lakukan adalah berdoa sambil menangis, terharu masih ada orang yang
sanggup membela agama yang mereka sendiri tidak sanggup untuk melakukannya. Bukan
karena tidak bisa, sebagian dari video yang diunggah tersebut adalah orang tua
dan ibu-ibu.
Bahkan
di beberapa laporan langsung beserta video yang diunggah ke internet, logistik
untuk peserta sangat berlimpah, makanan kecil, minuman, bahkan kopi panas ada
di dalam mobil logistik peserta. Salah satu video yang diunggah oleh akun
facebook Deny Suwarja memperlihatkan tukang ojek yang rela menyumbangkan 10
karton air mineral bagi peserta aksi.
Mendekati
kota Bandung, apa yang dilakukan peserta aksi mendapatkan respon dari pimpinan
daerah tingkat 1 Provinsi Jawa Barat. Tak kurang dari Gubernur Jabar, Kang Aher
beserta Pangdam dan Kapolda Jabar menemui peserta dan akan membantu peserta
untuk diberangkatkan menggunakan kendaraan menuju jakarta. Malam ini pun
Walikota Bandung, Ridwan Sayal berkenan menemui peserta aksi tersebut di lokasi
tempat mereka beristirahat di Kota Bandung.
*****
Maka
mari kita belajar Ikhlas dari mereka.
Ikhlas
membela Agama, walau tekanan menghadang. Biarkan Allah yang menilai, bukan
manusia lainnya, bukan pula penguasa.
Karena
jika Allah ridho, maka akan ada ribuan orang yang akan ikut tergerak hatinya
bergabung, dan memperkuat kesatuan umat ini.
Jika
Allah ridho, akan banyak do’a yang akan kita dapatkan. Bukan untuk berbangga,
tapi semakin memperkuat dan melembutkan hati untuk tetap berjuang di jalan
Allah.
Bukankah
kita hidup untuk mendapatkan ridhoNYA?
Dan
salah satu jalan tersebut adalah dengan berusaha ikhlas berjuang di jalanNYA.
Ya
Allah, dari Ciamis saya mendapat pelajaran tentang Keikhlasan. Air mata tidak
dapat berhenti mengalir melihat bagaimana Allah menggerakkan seluruh elemen
masyarakat sepanjang perjalanan, untuk bahu-membahu memperjuangkan agama ini.
Saya
iri, mereka bisa berbagi, sementara saya hanya bisa berdoa dalam hati.
Saya malu,
mereka lantang berkata “jika ada Allah, saya mampu!”, sementara dunia saya
seringkali menutup qalbu.
Saya
menangis, mereka tetap melangkah walau dihadang gerimis, sementara saya hanya
bisa duduk manis.
*****
Jika kita
mendukung Aksi Bela Islam Jilid III, namun tidak dapat hadir pada acara
tersebut, setidaknya dukungan dapat dilihat pada jejak digital sosial media yang kita
miliki
Tulisan
yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis risalah-online, bukan merupakan
pernyataan dari risalah-online
No comments:
Post a Comment