Friday, 11 November 2016

Umat Islam Hanya Mau Bertemu Anda Pak Presiden



Fadil Ahmadhia Warman, MA Arrisalah       

Belum habis di telinga kita mendengar berita atau kabar tentang demo yang dilakukan oleh sejumlah aktivis muslim di seluruh Indonesia. Mereka berkumpul untuk turun ke jalan yang berasal dari seluruh wilayah di Indonesia. Mereka menyuarakan dan melakukan aksi ini atas nama Islam yang mulia.


Adakah orang membiarkan begitu saja jika agamanya dinodai, dinistai, atau dicaci-maki? Jika orang itu masih punya hati nurani pasti ia akan simpatis dengan hal yang demikian. Aksi pada 4 November 2016 bukanlah amarah yang berasal dari kaum muslimin. Tapi, itu adalah ghiroh yaitu rasa yang bangkit jika agama Islam ini dinistakan.

Apa salahnya jika harga diri kita diinjak-injak? Tak ingatkah kita bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdakwah dengan penuh hinaan dan cacian? Berapa kali beliau kena pukul? Berapa kali beliau diludahi, bahkan dilempari batu? Tapi, jika itu sudah menyangkut prinsip maka Rasul akan marah besar. Begitulah yang terjadi dewasa ini. Orang-orang Islam membiarkan begitu saja perilaku dunia atas nama buruk yang dilemparkan kepada mereka. Islam dituduh sebagai agama yang mengajarkan perang. Islam juga dituduh sebagai agama teroris. Saat itu, kaum muslimin bungkam karena mereka bukanlah seperti itu. Biarlah orang memfitnah asalkan Allah tahu yang sebenarnya. Allah tahu siapa yang teroris, Allah tahu siapa yang mengajarkan kekerasan. Allah tahu bahwa Islam itu fitrah dan rahmatan lil ‘alamin. Tapi, saat seorang mantan pemimpin mengatakan sesuatu tentang Al-Quran yang merupakan kitab suci yang disana berisi perkataan Allah maka umat Islam tak akan tinggal diam. Jika prinsip yang disinggung maka umat ini tak akan diam!

Inilah umat Islam sesungguhnya. Siapakah yang telah membuka Konstantinopel? Al-Fatih yang merupakah seorang muslim yang taat. Tak pernahkah terpikirkan bagi kita bahwa Islam ini bukanlah agama yang kotor. Tak pernah ada sama sekali pengajaran dalam agama ini tentang kekerasan, bahkan Islam sangat mengecam orang-orang yang berbuat kekerasan. Namun, beberapa oknum dengan enaknya melempar tuduhan itu kepada Islam buat menutupi seorang perusak yang sebenarnya. Tapi selama itu umat Islam diam dan tak menggerakkan bibir.

Orang ini telah menistakan ayat Allah. Dan para pendukung politiknya, dengan semau mereka menafsirkan ayat ini. Padalah, ini bukanlah ayat yang multitafsir. Dengan segala cara mereka membela orang yang bersalah itu. Bagaimana tidak? Pembelaan itu berasal dari berbagai pihak yang tentunya sudah diberi iming-iming yang licik.

Demo adalah salah satu kebebasan yang berikan oleh negara untuk menyampaikan aspirasi rakyat. Sudah berapa kali surat dilayangkan kepada pemerintah sana agar bisa berumbuk langsung dengan presiden RI. Namun, dengan segala upaya pula surat itu tidak dibaca. Mereka membiarkan surat itu tergeletak begitu saja dan mereka berusaha menyibukkan diri dengan hal yang lain dan kesibukan mereka itu bukanlah hal yang urgent.

Umat muslim yang ikut turun ke jalanan dan beriringan menuju Istana RI hanya ingin berbicara langsung dengan Presiden RI yang terhormat. Namun apa yang mereka dapatkan? Presiden lebih mau melakukan hal yang lain daripada berhadapan dengan rakyat yang telah mengamahkan pundak kepemimpinan ini kepada mereka, walaupun sebenarnya bukan orang-orang yang demi yang memilihnya sebagai presiden. Mereka ingin berumbuk dengan presiden untuk menyelesaikan masalah ini secara bersama-sama agar tak ada simpang siur akan kasus ini lagi.

Andai saja presiden menampakkan batang hidungnya pada sore itu maka tak akan terjadi kericuhan, massa bisa pulang dengan damai karena telah mendengarkan keputusan lewat lisan presiden mereka. Namun, hal itu diputarbalikkan. Massa dibuat ricuh oleh provokator yang datang entah dari mana. Bisa saja orang ini adalah orang-orang bayaran.

Kaum muslimin hanya bisa menemui wapres dan ditetapkan bahwa Ahok akan diadili ‘seadil-adilnya’. Mari kita tunggu bersama-sama apakah lisan yang telah dilontarkan ini akan dilaksanakan? Lisan yang disaksikan oleh Allah dan malaikat-malaikatNya. Semoga saja Indonesia ini tak hancur dalam rezim pemerintahan presiden sekarang. Allah akan memenangkan orang yang adil atau tunggu saja kehancuran seperti Italia di zaman Lenin, Jerman di zaman Hitler, dan pemimpin-pemimpin bodoh lainnya. Jangan sampai Indonesia hanya tinggal sejarah sehingga musnahlah NKRI tercinta ini.

Puisi buat pemerintah kita.

INI INDONESIA?

Inilah negeri kita, negeri yang katanya negara hukum
Inilah negeri kita, negeri yang katanya rakyatnya hidup rukun
Inilah negeri kita, negeri yang katanya pembangunan prioritas utama
Inilah negeri kita, negeri yang katanya negara bersih
Inilah negeri kita, negeri yang katanya pepohonan bisa tumbuh dengan damai

Apakah ini negeri kita,
Di saat melecehkan ideologi dianggap biasa?
Apakah ini negeri kita,
Di saat rakyat kecil berbicara para pemimpin bungkam?
Apakah ini negeri kita,
Di saat rakyat butuh presiden, ia malah keluyuran keluar rumah?

Apakah ini negeri kita,
Agama bukanlah hal yang mutlak?
Aku sudah tak mengenal negeriku





Tulisan yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis  risalah-online, bukan merupakan pernyataan dari risalah-online

No comments:

Post a Comment