Tuesday 25 October 2016

Menjadi Guru Super, Siapa Takut?


Oleh : Ali Usman

“Siapa pun mampu menjadi guru super, selama selalu istiqamah belajar kepada sang guru super hebat Rasulullah Muhammad saw.” (Abu Himmah)


Guru yang berkarakter tentu bukan guru yang biasa-biasa saja, tetapi seorang guru yang luar biasa. Selanjutnya kita sebut guru super. Berdasarkan Undang-Undang Guru dan Dosen nomor 14 tahun 2005 disebutkan seorang guru memiliki 4 kompetensi, yaitu kompetensi profesional, pendagogik, kepribadian dan sosial. Dari keempat kompetensi tersebut, aspek yang paling mendasar untuk menjadi seorang guru super adalah aspek kepribadian atau personality, karena aspek kepribadian inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya komitmen diri, dedikasi, kepedulian dan kemauan kuat untuk terus berkiprah di dunia pendidikan dengan penuh panggilan hati dan keikhlasan dalam melahirkan generasi masa depan yang bertaqwa, cerdas dan berakhlak mulia. Selanjutnya kita sebut siswa super.
Peserta didik sekaligus sahabat binaan Rasulullah saw berhasil mencetak rekor spektakuler. Tersebutlah Zaid bin Tsabit menjadi pakar bahasa dan sekretaris negara, Amah binti Khalid menjalankan peran diplomasi di negara asing, Ar-Rubayyi’ sukses menyelenggarakan konser musik menyambut tamu agung, Usamah bin Zaid menjabat panglima besar yang mengalahkan adikuasi dunia ketika itu yakni Romawi, dan masih banyak lagi generasi emas di sekitar Rasulullah saw. Dengan demikian, pantaslah dikatakan bahwa jika guru itu super, maka siswa itu pasti super.
Menurut Rina Novia dalam bukunya Super Teacher Super Student, bahwa para bocah sahabat binaan Rasulullah saw itu melakukan hal-hal menakjubkan, memikul jabatan penting, menaklukan marabahaya dan menorehkan prestasi besar ketika usia mereka baru belasan tahun, bahkan kebanyakan di bawah 10 tahun. Keajaiban itu terjadi karena madrasah Rasulullah saw tempat mereka dididik  menegakkan model pendidikan super.
Marilah kita berusaha menjadi guru super, yaitu guru yang adanya tidak sekedar ada, guru yang ketidakadaannya selalu dirindukan, guru yang tangguh dan berhati cahaya, karena dari guru inilah akan lahir generasi-generasi tangguh yang mampu bertahan di tengah badai arus globalisasi yang melanda. Untuk itu, setidaknya ada 7 aspek yang harus dibangun untuk menjadi guru super, yang disebut dengan Modal 7 M.
Pertama, Mind set atau pola pikir seorang guru super harus memiliki pola pikir yang benar dalam menjalankan profesinya. Tidak hanya sekedar pertimbangan finansial tetapi betul-betul sebagai panggilan dan kepedulian untuk membantu mengembangkan potensi peserta didik dan mengembangkan kualitas pendidikan. Artinya, dalam mengisi hari-hari membangun peradaban penuh dengan keikhlasan sepenuh hati dan bersemangat.
Kedua, Mentalitas atau sikap mental, menjadi guru super luar biasa sangat ditentukan dengan sikap mental positif, proaktif, progresif, dan prestatif. Hal ini harus dimaknai bahwa Allah itu bergantung kepada prasangka hamba-Nya. Kita berprasangka baik kepada Allah bahwa kita adalah guru super, maka sejatinya energi positif mengalir kuat dan membangun jiwa pantang menyerah dan totalitas.
Ketiga, Motivasi, guru super memiliki motivasi yang super untuk membangun karakter anak dan dunia pendidikan. Bagi seorang guru harus selalu memiliki motivasi internal yang sangat kuat untuk terus berupaya mengembangkan dirinya yang berdampak pada kemajuan peserta didiknya. Hal ini juga sudah diupayakan oleh pemerintah dengan ide guru pembelajar yang memotivasi guru untuk terus dan selalu belajar menjadi guru super.
Keempat, Manajemen, seorang guru super mampu mengatur diri dan sumber daya lainnya dalam mengembangkan pembelajaran sehingga mampu melahirkan kreativitas dan inovasi pembelajaran. Adalah kebutuhan bagi kita seorang guru untuk kreatif dan cerdas dalam menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan penuh makna dan kesan positif.
Kelima, Moralitas, seorang guru mutlak memiliki etika moral yang patut menjadi teladan bagi teman sejawat dan peserta didiknya. Moralitas merupakan sesuatu yang harus ada (conditio sine quanon) bagi seorang guru super yang menjadi pemenuhan utama pada kompetensi kepribadian yang shaleh-shaleha dan berakhlak mulia.
Keenam, Metode, seorang guru hendaknya menguasai berbagai metode pembelajaran yang variatif sehingga tidak monoton dan menjenuhkan anak dalam belajar. Pada aspek ini, guru super memenuhi kompetensi pedagogik yang kehadirannya dirindukan oleh peserta didik nya. Oleh karena itu, kreativitas dan inovasi itu mampu mengikat hati peserta didik kita untuk mencintai kita dan mata pelajaran yang kita ampu.
Ketujuh, Moving atau tindakan efektif, untuk menjadi guru super harus mampu bertindak efektif baik pada tahap persiapan, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi hasil belajar. Dari sekian aspek semuanya akan bernuansa pada mind set (pola pikir) seorang guru, untuk menjadikan dirinya sebagai seorang guru super yang mampu melahirkan peserta didiknya tidak sekedar pintar tapi memiliki karakter.
Kehadiran seorang guru harus sebanyak-banyaknya bermakna, bermanfaat dan maksimal dalam upaya membangun potensi anak menjadi dirinya sendiri yang mampu membangun dan menemukan jati dirinya. Semoga guru-guru sebagai pahlawan yang banyak jasa dan banyak pahala ini, memantaskan diri sebagai guru super yang mampu segera memulihkan kondisi pendidikan dan bangsa yang multi krisis ini. Mari bangkit guruku, menjadi guru super untuk menghadirkan siswa super yang siap bersaing dengan bangsa-bangsa lainnya di dunia demi kejayaan Islam dalam ridho Allah swt. Ayo..! teriakkan dengan lantang, menjadi guru super, siapa takut? Allah dan Rasul-Nya bersama kami. Allaahuakbar!!!



Tulisan yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis  risalah-online, bukan merupakan pernyataan dari risalah-online

No comments:

Post a Comment