Oleh : Ali Usman
“Siapa pun
mampu menjadi guru super, selama selalu istiqamah belajar kepada sang guru
super hebat Rasulullah Muhammad saw.” (Abu Himmah)
Guru yang
berkarakter tentu bukan guru yang biasa-biasa saja, tetapi seorang guru yang
luar biasa. Selanjutnya kita sebut guru super.
Berdasarkan Undang-Undang Guru dan Dosen nomor 14 tahun 2005 disebutkan seorang guru memiliki 4 kompetensi, yaitu
kompetensi profesional, pendagogik, kepribadian dan sosial. Dari keempat kompetensi tersebut, aspek yang paling mendasar untuk menjadi seorang guru super adalah aspek
kepribadian atau personality, karena
aspek kepribadian inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya komitmen diri, dedikasi,
kepedulian dan kemauan kuat untuk terus berkiprah di dunia pendidikan dengan
penuh panggilan hati dan keikhlasan dalam melahirkan generasi masa depan yang bertaqwa, cerdas dan
berakhlak mulia. Selanjutnya kita sebut siswa super.
Peserta didik sekaligus sahabat binaan
Rasulullah saw berhasil mencetak rekor spektakuler. Tersebutlah Zaid bin Tsabit
menjadi pakar bahasa dan sekretaris negara, Amah binti Khalid menjalankan peran
diplomasi di negara asing, Ar-Rubayyi’ sukses menyelenggarakan konser musik
menyambut tamu agung, Usamah bin Zaid menjabat panglima besar yang mengalahkan
adikuasi dunia ketika itu yakni Romawi, dan masih banyak lagi generasi emas di
sekitar Rasulullah saw. Dengan demikian, pantaslah dikatakan bahwa jika guru
itu super, maka siswa itu pasti super.
Menurut Rina Novia dalam bukunya Super Teacher Super Student, bahwa para
bocah sahabat binaan Rasulullah saw itu melakukan hal-hal menakjubkan, memikul
jabatan penting, menaklukan marabahaya dan menorehkan prestasi besar ketika
usia mereka baru belasan tahun, bahkan kebanyakan di bawah 10 tahun. Keajaiban
itu terjadi karena madrasah Rasulullah saw tempat mereka dididik menegakkan model pendidikan super.
Marilah kita
berusaha menjadi guru super, yaitu guru yang
adanya tidak sekedar ada, guru yang ketidakadaannya selalu dirindukan, guru
yang tangguh dan berhati cahaya, karena dari guru inilah akan lahir
generasi-generasi tangguh yang mampu bertahan di tengah badai arus globalisasi
yang melanda. Untuk itu, setidaknya ada 7 aspek yang harus dibangun untuk
menjadi guru super, yang disebut dengan Modal 7 M.
Pertama, Mind set atau pola
pikir seorang guru super harus memiliki pola pikir yang benar dalam menjalankan
profesinya. Tidak hanya sekedar pertimbangan finansial tetapi betul-betul
sebagai panggilan dan kepedulian untuk membantu mengembangkan potensi peserta didik dan mengembangkan kualitas pendidikan. Artinya,
dalam mengisi hari-hari membangun peradaban penuh dengan keikhlasan sepenuh
hati dan bersemangat.
Kedua, Mentalitas atau sikap mental, menjadi guru super luar biasa sangat
ditentukan dengan sikap mental positif, proaktif, progresif, dan prestatif. Hal ini
harus dimaknai bahwa Allah itu bergantung kepada prasangka hamba-Nya. Kita
berprasangka baik kepada Allah bahwa kita adalah guru super, maka sejatinya
energi positif mengalir kuat dan membangun jiwa pantang menyerah dan totalitas.
Ketiga, Motivasi, guru super memiliki motivasi yang super untuk membangun karakter
anak dan dunia pendidikan. Bagi seorang guru harus selalu memiliki motivasi
internal yang sangat kuat untuk terus berupaya mengembangkan dirinya yang
berdampak pada kemajuan peserta didiknya. Hal ini juga
sudah diupayakan oleh pemerintah dengan ide guru pembelajar yang memotivasi
guru untuk terus dan selalu belajar menjadi guru super.
Keempat, Manajemen, seorang guru super mampu mengatur diri dan sumber daya lainnya dalam mengembangkan pembelajaran sehingga
mampu melahirkan kreativitas dan
inovasi pembelajaran. Adalah
kebutuhan bagi kita seorang guru untuk kreatif dan cerdas dalam menghadirkan
pembelajaran yang menyenangkan penuh makna dan kesan positif.
Kelima, Moralitas, seorang guru mutlak memiliki etika moral yang patut menjadi
teladan bagi teman sejawat dan peserta didiknya. Moralitas merupakan
sesuatu yang harus ada (conditio sine
quanon) bagi seorang guru super yang menjadi pemenuhan utama pada kompetensi kepribadian
yang shaleh-shaleha dan berakhlak mulia.
Keenam, Metode, seorang guru hendaknya menguasai berbagai metode pembelajaran yang
variatif sehingga tidak monoton dan menjenuhkan anak dalam belajar. Pada aspek
ini, guru super memenuhi kompetensi pedagogik yang kehadirannya dirindukan oleh
peserta didik nya. Oleh karena itu, kreativitas dan inovasi itu mampu mengikat
hati peserta didik kita untuk mencintai kita dan mata pelajaran yang kita ampu.
Ketujuh, Moving atau tindakan
efektif, untuk menjadi guru super harus mampu bertindak efektif baik pada tahap
persiapan, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi hasil belajar. Dari sekian aspek
semuanya akan bernuansa pada mind set
(pola pikir) seorang guru, untuk menjadikan dirinya sebagai seorang guru super
yang mampu melahirkan peserta didiknya tidak
sekedar pintar tapi memiliki karakter.
Kehadiran
seorang guru harus sebanyak-banyaknya bermakna, bermanfaat dan maksimal dalam
upaya membangun potensi anak menjadi dirinya sendiri yang mampu membangun dan
menemukan jati dirinya. Semoga guru-guru sebagai pahlawan yang banyak jasa dan
banyak pahala ini, memantaskan diri sebagai guru
super yang mampu segera memulihkan kondisi pendidikan dan bangsa yang multi krisis
ini. Mari bangkit guruku,
menjadi guru super untuk menghadirkan siswa super yang siap bersaing dengan bangsa-bangsa lainnya di dunia demi kejayaan Islam dalam ridho Allah swt. Ayo..! teriakkan dengan lantang,
menjadi guru super, siapa takut? Allah dan Rasul-Nya bersama kami. Allaahuakbar!!!
Tulisan
yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis risalah-online, bukan merupakan
pernyataan dari risalah-online
No comments:
Post a Comment