Banyak orang mengeluh tentang pekerjaan mereka,
namun tidak mengambil tindakan apapun terhadap perubahan situasi untuk diri
mereka sendiri. Mereka terus mengeluh tentang bagaimana mereka diperlakukan, tidak
dihargai, bosan, atau "terbakar", atau tidak menyukai orang-orang
yang bekerja dengan mereka, namun hari demi hari berlalu, mereka terus bertahan,
dan terus mengumpulkan gaji mereka.
Kebenarannya adalah, dan alasan kebanyakan orang tetap
tinggal adalah gaji. Mereka lebih suka menderita dengan sesuatu yang dijamin
daripada mencoba masa depan mereka.
Kenapa?
1. Karena mengambil risiko itu menakutkan bagi mereka.
Mereka takut mengambil resiko seraya berkata “bagaimana
jika hal tersebut lebih buruk?”. Semua hal beresiko apalagi mencoba hal baru.
Meninggalkan hal lama dan mencoba hal baru sama-sama memiliki resiko
2. Karena belajar sesuatu yang baru sulit.
Ini sangat menyedihkan dan juga benar. Kebanyakan
orang tidak berani mencoba hal baru dalam pekerjaan mereka hanya karena
memikirkan harus mempelajari proses baru, satu set keterampilan baru, sesuatu
yang baru adalah menakutkan dan melelahkan bagi mereka.
3. Karena mereka mencintai “hidup dalam sangkar emas”
Karir yang baik, gaji yang tinggi, pensiun yang
jelas, apa lagi? Begitulah pola hidup mereka, walaupun mereka menghabiskan 8
jam dalam sehari membenci apa yang mereka lakukan. Karena di mata masyarakat
mereka dianggap “sukses”
4. Karena mereka diam-diam suka mengeluh.
Kebenaran yang menyedihkan lagi, tetapi beberapa
orang suka menjadi sengsara. Mereka menemukan kenikmatan dalam muncul untuk
bekerja dan mengucapkan kalimat, "Aku benci hari Senin." Mereka telah
belajar untuk mencintai penderitaan mereka - dan sebanyak yang mereka berbicara
tentang mengundurkan diri, namun mereka tidak akan pernah malukannya.
5. Karena hal itu akan mengecewakan orang tua mereka.
Beberapa orang yang pintar berakhir pada pekerjaan yang
mereka benci, dimana hanya bekerja karena mereka tidak ingin mengecewakan orang
tua mereka. Atau keluarga mereka. Atau teman-teman mereka. Atau orang lain.
6. Karena mereka sudah memiliki gaya hidup sendiri.
Banyak orang sudah memprioritaskan memiliki
"sesuatu" sebelum mereka telah membentuk gaya hidup yang mereka
inginkan. Mereka mendapatkan pekerjaan mereka tidak mencintai, tapi membayar
cukup baik, yang mampu membiayai hidup “besar pasak daripada tiang” yang selama
ini mereka jalani. Dan mereka sudah terikat dengan gaya hidup tersebut sehingga
tidak mungkin untuk melepaskan pekerjaan yang mereka jalani saat ini.
7. Karena mereka mencintai jabatan
Orang-orang ini bertahan dengan pekerjaan yang tidak
diinginkan mereka hanya karena gelar yang mereka miliki. Mereka lebih suka
menjadi “Presiden Direktur yang Membosankan” daripada dilihat sebagai seseorang
yang "mencoba mengejar impian." Karena jalan tersebut lebih sulit.
8. Karena mereka memiliki tanggung jawab sekarang.
Mereka memiliki seorang istri, tiga anak, asuransi,
dll. Dalam karir mereka saat ini, mereka tidak bisa sembarang pindah pekerjaan.
Mereka sudah melewati ambang pintu dan telah memutuskan, "Tahukah anda,
ini adalah tempat saya, dan itu cukup." Mereka nyaman, dan dengan begitu
mereka tinggal.
9. Karena mereka takut menjadi salah.
Atau lebih buruk lagi, mereka takut ditolak. Mereka
peduli tentang apa yang dipikirkan orang dari mereka, dan pikiran untuk mencoba
melakukan sesuatu yang tidak biasa atau berbeda yang mereka nikmati, dan kemudian
gagal, adalah ketakutan yang membuat mereka tidak pernah berani mencoba.
Berani bertindak, mengambil resiko dan bertanggung
jawab adalah kunci sukses dalam menjalani karir dalam sebuah organisasi. Jika
bukan sekarang, kapan lagi? Jika bukan kita, siapa lagi? Maka ambillah tindakan
hari ini juga. Jika belum mampu berbuat banyak bagi organisasi tempat kita
bernanung saat ini, mungkin sebenarnya Allah sudah membukakan pintu di tempat
lain yang selama ini tidak kita sadari. (RJP)
No comments:
Post a Comment