Sunday, 30 October 2016

4 Tipe Ayah


Reza Pratomo

Peran ayah pada hari ini tidak dapat dipungkiri penting dalam tumbuh kembang putra dan putrinya, namun tentu saja ada beberapa tipe ayah yang hari ini sering ada disekitar kita, berikut ini beberapa tipe tersebut.


1. Ayah Musafir

Tipe ayah yang tidak pernah kelihatan oleh anaknya, tipe ayah seperti ini seperti ayah bang toyib. Ayah yang tak pernah pulang, sehingga anak pun tidak mengenali sosok ayahnya. Kemana ayah musafir ini?

Disaat zaman modern seperti saat ini mungkin banyak disekitar yang karena jauhnya tempat kerja seorang ayah terpaksa harus berangkat pagi buta sebelum sang anak sempat membuka dan kembali ke rumah disaat anak telah tertidur. Dan hari-hari sang anak akan dilalui tanpa memahami seperti apa seorang ayah dimatanya. Jka pun ada waktu sang anak untuk mengenal sang ayah maka biasanya terbatas di akhir pekan. Namun apalah yang dapat dilakukan sang ayah diakhir pekan selain berusaha mengembalikan stamina yang terkuras selama hari-harinya bekerja?

Ayah musafir sulit dikenali oleh anaknya, kadang bisa jadi sang ayah adalah ayah yang menyenangkan, namun disisi lain karena kondisi fisiknya yang sudah terkuras, menjadikan sang ayah sebagai sosok yang mungkin dikenal keras oleh anak.

Kadang pula kita temui ayah yang karena kesibukannya bekerja menjadikannya harus keluar bekerja selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan, jika ada waktu untuk berumul dengan keluarga, waktu yang ada pun hanya sedikit. Dan fungsi ayah sebagai orang yang bertanggung jawab menanamkan nilai pada anak menjadi tidak maksimal.

Ayah musafir akan tetap menjadi ayah bagi anaknya. Tapi mereka kan menjadi ayah yang asing atau dirasa asing oleh anaknya sendiri. Sehingga kedekatan emosional antara ayah dan anak penting untuk tetap dijaga oleh ayah dan anaknya.

Ayah musafir sedikit sekali dalam menanamkan nilai pada anaknya, karena yang mungkin ada dalam benak para ayah seperti ini adalah “toh sudah ada ibunya? Maka tugas saya hanya mencari nafkah bagi keluarga”

Jika ditanya seperti apa ayah musafir kepada anaknya, maka mungin mereka akan menjawab : “tidak tahu, karena kami juga hanya tahu dengan beliau tapi jarang berinteraksi dengan beliau”.


2. Ayah Bankir

Tipe ayah bankir adalah tipe ayah yang kehadirannya selalu dinanti oleh anak “untuk minta uang”, jika ada ayah dirumah, maka kondisi keuangan kita aman.

Salah satu tipe ayah adalah ayah tipe bankir. Jika kepulangan sang ayah dirumah sudah dinanti oleh cerita anak hampir sama seperti :

“Yah, aku mau beli hp seperti temanku. Ayah mau belikan?”

“Ayah, motorku perlu diservis, aku minta uang buat servis ya yah”

Ayah bankir adalah ayah yang merasa sudah bekerja keras mencari uang, maka uang yang dihasilkannya, seharusnya dinikmati oleh keluarganya, baik itu oleh istri, ataupun oleh anak-anaknya. Namun yang terjadi adalah anak menganggap ayah tidak lebih dari sekedar brankas hidup yang dapat dimintai jika bertemu. Kedekatan ayah dan anak sebatas transaksional semata. Hubungan ayah dan anak seperti ini bagaikan “Ayah akan berikan kamu uang jika...” Seorang ayah akan memberikan apa yang anak inginkan jika mereka melakukan apa yang diminta oleh orang tuanya. Dan jika hal itu tidak dilakukan, maka sang anak tidak akan mendapatkan apapun.

Ayah bankir sedikit memberikan penanaman nilai kepada anak, karena secara otomatis akan tertanam nilai dalam diri anak untuk melakukan apa yang dikatakan oleh ayahnya, hanya untuk menghindari ketakutan akan ancaman keuangan yang mungkin akan mereka terima.

Jika ditanya pada anak, seperti apa yang mereka ketahui tentang sosok ayah bankir, maka mereka mungkin akan menjawab “Bagus, kalau bisa sering-sering saja ayah dirumah, agar segala yang kami inginkan bisa kami dapatkan”


3. Ayah Sipir

Tipikal ayah sipr adalah tipe yang paling ditakuti oleh keluarga. Kehadirannya tidak diharapkan oleh anak-anaknya. Jika ayah sipir ada di rumah maka suasana rumah menjadi sangat mencekam penuh dengan ketakutan.

Ayah seperti ini mudah diidentifikasi jika anak sudah mulai berkata ”Mari kita kerjakan saja, daripada nanti kita dimarahi oleh ayah”

“Huh, ayah sudah pulang. Ya sudah aku dikamar saja, dari pada dimarahi terus”
“Bereskan kamarmu, atau ibu laporkan pada ayah...”

Ayah sipir berlaku seperti halnya sipir, dan rumah bagaikan penjara bagi anak. Jika boleh memilih, maka sang anak akan menghabiskan waktunya sebanyak mungkin diluar rumah, agar tidak bertemu dengan sipir penjara yang bernama ayah di dalam rumahnya.

Ayah sipir memiliki peraturan yang kaku, tidak boleh dibantah apapun yang dikatakan atau dilakukannya. Sehingga apapun yang dilakukan oleh anak, harus melalui persetujuan darinya, jika tidak bersiaplah menerima konsekuensi dari sang ayah sipir.

Apa pendapat anak tentang ayah sipir “Kalau boleh diganti, maka saya boleh minta tukar dengan ayah yang lain?”


4. Ayah Pahlawan

Ayah idaman setiap keluarga, karena mereka merasa aman jika sang ayah berada di sisi mereka. Bukan karena mereka takut berbuat salah, tapi mereka yakin, jika mereka berbuat sebuah kesalahan, maka ada sang ayah yang akan membantu mereka memperbaiki kesalahan tersebut. Mereka yakin kesalahan yang mereka lakukan dalam rangka menjadikan mereka lebih baik berkat dari bimbingan sang ayah.

Ayah hero adalah ayah yang diharapkan kepulangannya, dan kepergiannya tidak diinginkan oleh seluruh anggota keluarga, karena seluruh anggota keluarga merasa jika ada sang ayah hero, maka masalah bisa dipecahkan atas bantuan dari sang ayah. Bukan sang ayah yang memecahkan masalah tersebut. Tetapi sang ayah hero menjadi seorang coach untuk mendorong seluruh anggota keluarga memecahkan masalah mereka secara mandiri.

Ayah hero memiliki aturan yang disepakati dan ditaati oleh seluruh anggota keluarga, aturan ini mengikat namun luwes dalam menanggapi permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dalam keluarga tersebut. Ayah hero sebagai penengah sekaligus yang memastikan keadilan berlaku bagi setiap keluarga.

Jika ditanyakan pada anak yang memiliki ayah hero, maka mungkin mereka akan menjawab "ayahku adalah ayah yang terbaik sedunia"


Jadi, tipe ayah seperti apakah kita?





Tulisan yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis  risalah-online, bukan merupakan pernyataan dari risalah-online

No comments:

Post a Comment