Reza Pratomo
Peran
ayah pada hari ini tidak dapat dipungkiri penting dalam tumbuh kembang putra
dan putrinya, namun tentu saja ada beberapa tipe ayah yang hari ini sering ada
disekitar kita, berikut ini beberapa tipe tersebut.
1. Ayah Musafir
Tipe
ayah yang tidak pernah kelihatan oleh anaknya, tipe ayah seperti ini seperti
ayah bang toyib. Ayah yang tak pernah pulang, sehingga anak pun tidak mengenali
sosok ayahnya. Kemana ayah musafir ini?
Disaat
zaman modern seperti saat ini mungkin banyak disekitar yang karena jauhnya
tempat kerja seorang ayah terpaksa harus berangkat pagi buta sebelum sang anak
sempat membuka dan kembali ke rumah disaat anak telah tertidur. Dan hari-hari
sang anak akan dilalui tanpa memahami seperti apa seorang ayah dimatanya. Jka
pun ada waktu sang anak untuk mengenal sang ayah maka biasanya terbatas di
akhir pekan. Namun apalah yang dapat dilakukan sang ayah diakhir pekan selain
berusaha mengembalikan stamina yang terkuras selama hari-harinya bekerja?
Ayah musafir
sulit dikenali oleh anaknya, kadang bisa jadi sang ayah adalah ayah yang
menyenangkan, namun disisi lain karena kondisi fisiknya yang sudah terkuras,
menjadikan sang ayah sebagai sosok yang mungkin dikenal keras oleh anak.
Kadang
pula kita temui ayah yang karena kesibukannya bekerja menjadikannya harus
keluar bekerja selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan, jika ada waktu
untuk berumul dengan keluarga, waktu yang ada pun hanya sedikit. Dan fungsi
ayah sebagai orang yang bertanggung jawab menanamkan nilai pada anak menjadi
tidak maksimal.
Ayah
musafir akan tetap menjadi ayah bagi anaknya. Tapi mereka kan menjadi ayah yang
asing atau dirasa asing oleh anaknya sendiri. Sehingga kedekatan emosional
antara ayah dan anak penting untuk tetap dijaga oleh ayah dan anaknya.
Ayah
musafir sedikit sekali dalam menanamkan nilai pada anaknya, karena yang mungkin
ada dalam benak para ayah seperti ini adalah “toh sudah ada ibunya? Maka tugas
saya hanya mencari nafkah bagi keluarga”
Jika
ditanya seperti apa ayah musafir kepada anaknya, maka mungin mereka akan
menjawab : “tidak tahu, karena kami juga hanya tahu dengan beliau tapi jarang
berinteraksi dengan beliau”.
2. Ayah Bankir
Tipe
ayah bankir adalah tipe ayah yang kehadirannya selalu dinanti oleh anak “untuk
minta uang”, jika ada ayah dirumah, maka kondisi keuangan kita aman.
Salah
satu tipe ayah adalah ayah tipe bankir. Jika kepulangan sang ayah dirumah sudah
dinanti oleh cerita anak hampir sama seperti :
“Yah,
aku mau beli hp seperti temanku. Ayah mau belikan?”
“Ayah, motorku
perlu diservis, aku minta uang buat servis ya yah”
Ayah
bankir adalah ayah yang merasa sudah bekerja keras mencari uang, maka uang yang
dihasilkannya, seharusnya dinikmati oleh keluarganya, baik itu oleh istri,
ataupun oleh anak-anaknya. Namun yang terjadi adalah anak menganggap ayah tidak
lebih dari sekedar brankas hidup yang dapat dimintai jika bertemu. Kedekatan
ayah dan anak sebatas transaksional semata. Hubungan ayah dan anak seperti ini bagaikan
“Ayah akan berikan kamu uang jika...” Seorang ayah akan memberikan apa yang
anak inginkan jika mereka melakukan apa yang diminta oleh orang tuanya. Dan
jika hal itu tidak dilakukan, maka sang anak tidak akan mendapatkan apapun.
Ayah
bankir sedikit memberikan penanaman nilai kepada anak, karena secara otomatis
akan tertanam nilai dalam diri anak untuk melakukan apa yang dikatakan oleh
ayahnya, hanya untuk menghindari ketakutan akan ancaman keuangan yang mungkin
akan mereka terima.
Jika
ditanya pada anak, seperti apa yang mereka ketahui tentang sosok ayah bankir,
maka mereka mungkin akan menjawab “Bagus, kalau bisa sering-sering saja ayah
dirumah, agar segala yang kami inginkan bisa kami dapatkan”
3. Ayah Sipir
Tipikal
ayah sipr adalah tipe yang paling ditakuti oleh keluarga. Kehadirannya tidak
diharapkan oleh anak-anaknya. Jika ayah sipir ada di rumah maka suasana rumah
menjadi sangat mencekam penuh dengan ketakutan.
Ayah
seperti ini mudah diidentifikasi jika anak sudah mulai berkata ”Mari kita
kerjakan saja, daripada nanti kita dimarahi oleh ayah”
“Huh, ayah
sudah pulang. Ya sudah aku dikamar saja, dari pada dimarahi terus”
“Bereskan
kamarmu, atau ibu laporkan pada ayah...”
Ayah
sipir berlaku seperti halnya sipir, dan rumah bagaikan penjara bagi anak. Jika
boleh memilih, maka sang anak akan menghabiskan waktunya sebanyak mungkin
diluar rumah, agar tidak bertemu dengan sipir penjara yang bernama ayah di
dalam rumahnya.
Ayah
sipir memiliki peraturan yang kaku, tidak boleh dibantah apapun yang dikatakan
atau dilakukannya. Sehingga apapun yang dilakukan oleh anak, harus melalui
persetujuan darinya, jika tidak bersiaplah menerima konsekuensi dari sang ayah
sipir.
Apa
pendapat anak tentang ayah sipir “Kalau boleh diganti, maka saya boleh minta
tukar dengan ayah yang lain?”
4. Ayah Pahlawan
Ayah
idaman setiap keluarga, karena mereka merasa aman jika sang ayah berada di sisi
mereka. Bukan karena mereka takut berbuat salah, tapi mereka yakin, jika mereka
berbuat sebuah kesalahan, maka ada sang ayah yang akan membantu mereka
memperbaiki kesalahan tersebut. Mereka yakin kesalahan yang mereka lakukan
dalam rangka menjadikan mereka lebih baik berkat dari bimbingan sang ayah.
Ayah
hero adalah ayah yang diharapkan kepulangannya, dan kepergiannya tidak
diinginkan oleh seluruh anggota keluarga, karena seluruh anggota keluarga
merasa jika ada sang ayah hero, maka masalah bisa dipecahkan atas bantuan dari
sang ayah. Bukan sang ayah yang memecahkan masalah tersebut. Tetapi sang ayah
hero menjadi seorang coach untuk mendorong seluruh anggota keluarga memecahkan
masalah mereka secara mandiri.
Ayah
hero memiliki aturan yang disepakati dan ditaati oleh seluruh anggota keluarga,
aturan ini mengikat namun luwes dalam menanggapi permasalahan yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari dalam keluarga tersebut. Ayah hero sebagai penengah
sekaligus yang memastikan keadilan berlaku bagi setiap keluarga.
Jika ditanyakan pada anak yang memiliki ayah hero, maka mungkin mereka akan menjawab "ayahku adalah ayah yang terbaik sedunia"
Jadi,
tipe ayah seperti apakah kita?
No comments:
Post a Comment