Anda
pasti pernah sibuk dengan ponsel atau tablet Anda sambil menonton acara
televisi bersama keluarga. Hati-hati, sebab melakukan beberapa
aktivitas dalam satu waktu atau multitasking dalam menggunakan
perangkat elektronik atau gadget seperti itu ternyata
dapat merusak kerja otak Anda.
Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa berganti-ganti fokus antara beberapa layar menyebabkan otak menyimpan lebih sedikit informasi ke dalam memori Anda. Tidak hanya itu, hormon yang mengganggu proses berpikir pun akan dikeluarkan, yang akhirnya dapat menurunkan tingkat kecerdasan Anda.
Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa berganti-ganti fokus antara beberapa layar menyebabkan otak menyimpan lebih sedikit informasi ke dalam memori Anda. Tidak hanya itu, hormon yang mengganggu proses berpikir pun akan dikeluarkan, yang akhirnya dapat menurunkan tingkat kecerdasan Anda.
Multitasking memang bukan hal mudah, karena otak manusia memang
tidak didesain untuk itu. Kalaupun kita mengerjakan dua hal sekaligus, seperti
makan sambil membaca sms atau jalan sambil mengunyah permen, maka salah satunya
dilakukan secara autopilot. Karena sudah menjadi kebiasaan, maka bisa
dikerjakan tanpa memerlukan konsentrasi.
Tetapi ketika harus mengerjakan dua tugas yang sama-sama membutuhkan konsentrasi penuh dan proses pengambilan keputusan, maka otak kita akan overload. Sama halnya seperti kalau kita membuka banyak program di komputer dalam waktu bersamaan. Proses 'loading' akan semakin lama, bahkan bisa-bisa mendadak hang. Mungkin kalau di komputer kita bisa langsung menekan tombol 'reset'. Tapi bagaimana kalau otak kita yang hang?
Tetapi ketika harus mengerjakan dua tugas yang sama-sama membutuhkan konsentrasi penuh dan proses pengambilan keputusan, maka otak kita akan overload. Sama halnya seperti kalau kita membuka banyak program di komputer dalam waktu bersamaan. Proses 'loading' akan semakin lama, bahkan bisa-bisa mendadak hang. Mungkin kalau di komputer kita bisa langsung menekan tombol 'reset'. Tapi bagaimana kalau otak kita yang hang?
Menurut
penelitian University of London,
Inggris, hasil tes IQ orang yang sering multitasking dapat menurun hingga 15 poin. Nilai IQ kita sama dengan orang-orang yang suka bergadang
atau merokok sepanjang waktu.
Selain itu, menurut
hasil penelitian dari University of Copenhagen,
Denmark, orang yang multitasking sering mengalami gangguan memori jangka
panjang. Kita akan mengalmi kesulitan mengingat cerita sahabat ketika ngobrol
sambil main handphone. Soalnya, ketika kita fokus hanya dengan satu hal, otak menyimpan informasi di bagian hippocampus, bagian otak yang menyimpan memori. Tapi saat multitasking, informasi
tersebut dikirim ke bagian striatum. Bagian
ini bertugas untuk aktivitas gerak dan motivasi.
Multitasking
juga bertanggung jawab terhadap penurunan kecerdasan emosional (EQ). Hal
terlihat dari pengujian terhadap satu juta orang, yang di antaranya terbiasa
melakukan kerja multitasking. Mereka tidak bisa bersosialisasi seperti pekerja
lainnya.
jadi bagi Anda yang masih bekerja secara multitasking, sebaiknya mulai dikurangi. Dan kerjakanlan pekerjaan secara antrean, di mana Anda harus menyelesaikan pekerjaan yang satu sebelum mengerjakan pekerjaan lainnya.
jadi bagi Anda yang masih bekerja secara multitasking, sebaiknya mulai dikurangi. Dan kerjakanlan pekerjaan secara antrean, di mana Anda harus menyelesaikan pekerjaan yang satu sebelum mengerjakan pekerjaan lainnya.
Multitasking membuat kita nggak bisa beraktivitas secara
maksimal. Ketika merasa nggak puas dengan hasilnya, kita akan stres. Soalnya, tanpa disadari, multitasking meningkatkan produksi hormon kortisol. Hormon ini bikin kita merasa stresdan kelelahan.
Para
peneliti dari University of Copenhagen, Denmark, membuat penelitian dengan cara
meminta para responden untuk menggunakan ponsel atau tablet mereka sambil
menonton televisi. Para responden merasa kegiatan multitasking ini membuat mereka semakin produktif dan efisien. Akan
tetapi, setelah diteliti ternyata hanya sedikit responden yang bisa mengingat
acara apa yang mereka saksikan di televisi.
Para peneliti menjelaskan, ketika Anda fokus pada satu kegiatan dalam satu waktu, otak menyerap informasi dan menyimpannya di hippocampus sehingga akan mudah dipanggil kembali di masa mendatang. Ketika Anda mengalihkan perhatian dari satu perangkat ke perangkat lainnya, informasi tidak dapat diproses dengan cepat.
Sebaliknya, informasi malah akan dikirim ke bagian otak yang disebut striatum. Bagian ini bertanggung jawab untuk merencanakan aktivitas gerak dan motivasi ketimbang menyimpan data. Peneliti juga memperingatkan bahwa pengiriman data ke striatum akan menyebabkan otak menyimpan informasi di tempat yang salah.
Akibatnya, Anda dapat menderita gangguan memori jangka panjang. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa aktivitas multitasking teknologi semacam ini dapat menurunkan kinerja otak dalam mengontrol otot hingga mengontrol diri sendiri. Anda pun dapat menderita gangguan persepsi sensorik, wicara, dan emosi.
Para peneliti menjelaskan, ketika Anda fokus pada satu kegiatan dalam satu waktu, otak menyerap informasi dan menyimpannya di hippocampus sehingga akan mudah dipanggil kembali di masa mendatang. Ketika Anda mengalihkan perhatian dari satu perangkat ke perangkat lainnya, informasi tidak dapat diproses dengan cepat.
Sebaliknya, informasi malah akan dikirim ke bagian otak yang disebut striatum. Bagian ini bertanggung jawab untuk merencanakan aktivitas gerak dan motivasi ketimbang menyimpan data. Peneliti juga memperingatkan bahwa pengiriman data ke striatum akan menyebabkan otak menyimpan informasi di tempat yang salah.
Akibatnya, Anda dapat menderita gangguan memori jangka panjang. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa aktivitas multitasking teknologi semacam ini dapat menurunkan kinerja otak dalam mengontrol otot hingga mengontrol diri sendiri. Anda pun dapat menderita gangguan persepsi sensorik, wicara, dan emosi.
Jadi, jika anda termasuk yang sering multitasking, mulailah untuk mengurangi kegiatan tersebut sejak sekarang (RJP)
Sumber : Blogsjobs natgeo gadis pesona beritauaja
No comments:
Post a Comment