Penulis: Fadil
Ahmadhia Warman
Menulis adalah suatu hal yang menyangkan. Dengan
menulis, kita bisa mengekspresikan seluruh gundah hati, kesenangan, kita bisa
menyampaikan kepada khalayak ramai tentang pemikiran kita. Tulisan membuat
suatu peristiwa menjadi lebih tahan lama.kita juga bisa memberikan pesan moral
pada cerita kita, bahkan bisa menjadi penunjang hidup. Jika kita menulis dan
karya kita dimuat di koran, majalah, atau online bisa dikasih honor. Perasaan
yang akan dirasakan jika tulisan kita dimuat pertama kali itu adalah senang,
senangnya minta ampun. Dan pastinya kita akan semangat menulis untuk hari-hari
selanjutnya.
Di Perguruan Islam Arrisalah Padang, bakat menulis
itu dirampung dalam sebuah wadah yang berbentuk ekstrakulikuler. Tapi bukan
sembarangan ekskul, dijamin asik deh ikut ekskul ini. Ini nih buktinya, siapa
bilang anak asrama itu gaptek dan ketinggalan zaman.
Eksul yang menampung seluruh bakat siswa Arrisalah
ini disebut Sanggar Sastra Arrisalah (SSAR). SSAR adalah kelompok ekskul
menulis kreatif siswa Perguruan Islam Arrisalah, baik SMP maupun MA. Ekskul ini
mulai aktif sejak tahun 2011 dengan nama “Nur Q Community”, namun sejak 2013
disederhanakan menjadi SSAR.
Kegiatan sanggar adalah pelatihan menulis mingguan,
yang lebih ditekankan pada penulisan karya sastra berupa prosa (cerpen dan
novel) dan puisi, meskipun juga ada materi nonfoksi seperti esai, artikel, dan
biografi. “Sanggar sastra di Arrisalah bikin gue bisa berkarya lebih. Sekarang
gue udah jadi crew di koran
Singgalang.” Komentar Naufal, sebagai salah satu anggota SSAR
Anggota SSAR ada sekitar 50-an, biasanya pertahun
ada regenerasi antara alumni dan siswa yang baru bergabung. Sanggar
dilaksanakan sekali seminggu, pada Sabtu sore pukul 16:30-18:00 di ruang kelas,
gazebo, saung, atau alam sekitar, pokoknya tempat yang membuat otak lebih
rileks dalam merangkai kata-perkata. Biasanya ada pemberian materi seputar
kepenulisan, bedah karya sastra, dan latihan menulis yang disertai dengan
diskusi oleh pembina SSAR, Ade Efdira, S.S.
Pembina yang memiliki nama pena Ragdi F. Daye ini
telah menerbitkan buku kumpulan cerpennya yaitu Perempuan Bawang dan Lelaki Kayu, tulisan beliau sering masuk ke
koran lokal maupun nasional.
“Bakat yang diasah sekarang akan terasa ketajaman
dan manfaatnya pada waktu kelak, demikianlah belajar menulis di SSAR. Bukan
menjadi penulis melainkan intelektual yang cerdas dalam menyampaikan gagasan
melalui kata-kata.” Sambut Ustadz Adef, pembina SSAR.
Hingga akhir tahun 2015, SSAR telah menerbitkan 4
buah buku antologi kumpulan cerpen maupun puisi karya peserta sanggar. Buku
pertama berjudul Sebuah Janji Allen
Fleera (2013). Yang disusul oleh buku The
Day When You When Away (2014), Cukuplah Kau
Yang Dikirimkan Untukku (2014), dan Yang Tak Terhapus Waktu (2015). Rencanya akan ada satu buku lagi
yang akan diterbitkan di tahun ini, yaitu antologi cerpen yang saling
sambung-menyambung, dari satu cerpen maka cerita akan disambung oleh penulis
lain hingga menjadi buku yang sempurna. Buku-buku
antologi tersebut diterbitkan secara indie dan dana patungan peserta ekskul.
Selain menerbitkan buku, anggota SSAR juga
berhasil dalam kompetisi penulisan karya sastra, juga mempublikasikan karya
mereka di media massa (koran dan majalah) baik lokal maupun nasional, bahkan
ada yang menjadi reporter di koran lokal maupun majalah, seperti koran
Singgalang dan majalah HAI.
Ke depannya semoga SSAR tetap eksis, selalu
berkembang melahirkan calon-calon penulis masa depan, mengadakan kegiatan
literasi, dan rutin menerbitkan buku. “Semoga ada sponsor sehingga buku yang
dicetak lebih banyak dan harganya lebih terjangkau.” Tambah Harris sebagai
anggota sanggar.
“Semua ilmu dan skill tentang kepenulisan yang
didapat selama ekskul diharapkan dapat membantu siswa untuk mengungkapkan
gagasan dan perasaan menjadi karya yang kreatif.” tutup pimpinan Perguruan
Islam Arrisalah, Ustadz Kamrizal.
Tulisan
yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis risalah-online, bukan merupakan
pernyataan dari risalah-online
No comments:
Post a Comment