Sunday, 21 February 2016

Kewibawaan Guru




Oleh : Ali Usman

Pemuda-pemuda kami tumbuh kembang
Sesuai dengan pembiasaan bapaknya
Anak muda tidaklah beragama berdasarkan otaknya
Orang-orang terdekatlah yang membentuk cara beragamanya
(Abul A'la)


Dunia pendidikan sangat berperan dalam membentuk akhlak dan karakter anak didiknya. Tentulah ini peran yang dipikul oleh seorang pendidik. Pendidik sekarang disebut dengan pengasuh, musyrif, musyrifah, murabby, dan murabbiyah. Apa pun sebutannya semuanya adalah guru. Guru itu adalah figur yang digugu dan ditiru. Seperti yang diisyaratkan oleh Imam .-Ghazali bahwa anak kecil dalam hal ini anak didik siap menerima segala ukiran dan akan cenderung kepada setiap yang diucapkan. 

Oleh karena itu, jika mengajari dan membiasakan anak-anak didik kita dengan kebaikan maka mereka akan tumbuh dengan kebaikan itu. Mereka akan bahagia di dunia dan akhirat. Kita jugs akan bahagia bersama mereka, insya Allah. Namun, jika kita mengabaikan mereka sebagaimana binatang maka mereka akan celaka dan binasa. Kita pun akan turut celaka bersama mereka. Kita akan menanggung dosa akibat melalaikan tanggung jawab dan kewajiban kita terhadap mereka (Dimas, 2005:vii)

Agar hal di atas tidak terjadi, perlu menghadirkan rasa tanggung jawab kita sebagai guru yang terus selalu bertekad untuk jadi terbaik dan teladan. Itulah sejatinya guru siap digugu dan ditiru. Begitu juga kita sebagai guru perlu menghadirkan sikap wibawa. Karena dengan kewibawaan ini maka seorang guru itu benar-benar jadi pelita di dalam kegelapan dan penyejuk hati dikala gundah karena diterangi oleh nur Allah.

Berikut ada 5 cara menghadirkan kewibawaan seorang guru menurut Prof. Jufri :

1. Berikan kasih sayang dan kelembutan

Kasih sayang itu adalah fitrah manusia yang suci. Rasa ini akan hadir jika kita sudah mencintai anak didik kita dengan sepenuh hati. Adalah hikmah itu hanya sampai ke hati anak-anak dengan kelembutan yang dibingkai dengan ketegasan, konsisten, dan keteladanan. Dengan keyakinan bahwa berapa banyak kebaikan yang kita berikan sebanyak itu pulalah tangan-tangan mereka menggiring kita ke firdaus-Nya. Jika banyak keburukan yang kita berikan seperti pembiaran, cuek, dan tida peduli, mengajar apa adanya dan tidak amanah, maka bersiaplah kita ditarik oleh tangan-tangan mereka ke dalam neraka jahannam.

2. Berikan perhatian

Sikap perhatian ini hadir ketika rasa tanggung jawab dan kepedulian telah menyatu dengan kita. Sikap ini butuh kesadaran hati kita untuk mereguk nikmat dahsyatnya berlelah-lelah dalam memberikan perhatian. Dengan demikian, sikap ini mengantarkan anak didik kita kepada sikap empati dan menghargai orang lain.

3. Berikan pengakuan

Sikap ini yang sering jarang dirasakan oleh anak didik kita. Hal ini dikalahkan oleh keegoan seorang guru. Padahal setiap anak didik itu sangat butuh dan rindu pengakuan atas rasa penerimaan terhadap kondisinya sehingga akan hadir sikap percaya diri dan rasa bangga mereka menjadi anak didik kita.

4. Berikan penguatan

Setiap anak didik kita haus penguatan dari kita. Berikanlah penguatan dengan ikhlas. Apalagi jika ada anak didik kita lemah dan minder. Maka perlu sekali sikap ini kita berikan agar muncul karakter suka menolong dan peduli.

5. Berikan TTM (tindakan tegas dan mendidik)

Sikap TTM ini sangatlah penting kita berikan. Barometer anak didik sering mengukur komitmen kita dalam menyikapi tingkah laku mereka. Tindakan tegas dan mendidik mampu menepis remehan mereka. Tanpa kita sadari komitmen yang kita bangun menghadirkan wibawa kita dalam mendidik mereka.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat kita simpulkan bahwa perlu guru terus belajar memahami hakikat kemuliaan profesi kita. Dengan menghadirkan sikap kasih sayang, kelembutan, perhatian, pengakuan, penguatan, dan tindakan tegas yang mendidik dalam bingkai keikhlasan dan mengharap ridho Allah mampu menghadirkan kewibawaan kita di mata anak didik kita. Semoga Allah jadikan mereka generasi emas yang berkah demi kejayaan peradaban Islam.  Aamiin.



Tulisan yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis  risalah-online, bukan merupakan pernyataan dari risalah-online

1 comment: