Oleh: Nurul Khairiya
Hey...?
Kau kah itu?
Lama tak jumpa dan tak nampak,
Membuatku gamang sobat.
Nafasku sudah menjadi desahan.
Lalu, bagaimana dengan hati?
Entah hati yang keterlaluan dalam merasa,
Atau memang benar jika berbicara tentang realita.
Dipandang dibawah lutut jika berujar.
Tentang ketidak seimbangan dan berorasi, menggebu.
Aku takkan menangis!
Lihat saja, ketika bekerja tampa ada kewajiban.
Aku terlihat bisa dan tak terusik dengan dengung
lebah.
Namun terkadang,
Mata mata memandangku dengan benci.
Mulut mulut menguncup membisikkan kebencian.
Entah sejak kapan aku merasa seperti ular yang
menjijikkan.
Kataku, juga fikirku berkata searah.
Tentang betapa sakitnya membantu,
Tentang betapa sakitnya berada di tempat yang tak menerima.
Juga, tentang jalan jalan lain selain jalan yang
lurus.
Aku tak akan menyangkal jika aku benar benar salah,
Toh... aku pun manusia yang tak selalu benar.
Jadi,katakan!
Jangan hanya memandang benci dan mendengus.
Aku tidak akan keberatan pergi jika kalian mau.
Hanya saja, aku tak ingin di pandang remeh dan
terlihat kalah.
Untuk kalian!
Siapa pun!
Disini, ditempat dimana aku merasa di ajari dan
harus mengajari.
Pesan moral:
Ketika kau merasa mampu, mengapa menjauh dari
peluang untuk menunjukkan pada siapapun kalau kau bisa. Dan ketika kau melihat
hasil dari usahamu, itulah jawaban dari kemmpuan yang kau anggap kau mampu.
Banyak pertanyaan disetiap realita yang ada. Jadi
sekarang pertanyaannya, bagaimana jika para mata melihat mu dengan benci juga
meremehkan.?
Hanya ada dua jawaban dari pertanyaan itu, kau salah
memahami diri sendiri, atau kau berada di tempat dengan sejuta pemikiran salah yang berkhayal tentang kedudukan tampa usaha dan tujuan.
Tulisan
yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis risalah-online, bukan merupakan
pernyataan dari risalah-online
No comments:
Post a Comment