Monday 29 February 2016

Sudahkah itsar itu ada?




Oleh : Paramudika Handayani

Itsar secara umum adalah mengutamakan orang lain daripada diri sendiri selain perkara ibadah. Sifat yang sangat mulia bahkan dalam beberapa kesempatan sering kita dengar itsar menempati posisi pertama dalam tingkatan ukhuwah. Wajar memang, jika kita baca kembali sabda Rasulullah “Tidak beriman seseorang diantaramu hingga kamu mencintainya seperti kamu mencintai dirimu sendiri.” (HR. Bukhari-Muslim).


Seringkali kita dibuat terhenyak, merinding tak karuan tatkala dibacakan kembali kisah tentang itsarnya para sahabat, yang itsarnya takkan mampu kita samai. Seperti diceritakan tiga sahabat yang terluka pada perang Yarmuk, Suhail bin Amr, Ikrimah bin Abu Jahal, dan Al Harits bin Hisyam. Ketika salah satu dari mereka akan diberi minum, sedang mereka dalam keadaan kritis, dia berkata “berikan dahulu kepada si fulan”. 

Begitu seterusnya hingga ketiganya syahid dalam keadaan belum sempat meminum seteguk air. Itu salah satu dari sekian banyak contoh itsarnya para sahabat. Begitulah akhklak dari generasi terbaik sepanjang masa yang ditarbiyahi langsung oleh Rasulullah SAW. Ada teladan dari tiap gerak mereka, kemudian terus dihadirkan dalam tiap kajian oleh para Ustadz kita hari ini, agar teladan itu tetap kita ikuti, agar perkembangan zaman tak ikut mengikis akhlak dan moral ini.

Setelah hitungan tahun beraktivitas dengan beragam tipe manusia, sepatutnya kita sudah berkaca diri sudahkah itsar itu ada pada kita? Meski hanya meminjamkan barang yang dibutuhkan teman. Walau hanya memberikan tempat duduk untuk ibu-ibu yang sedang berdiri. Sungguh, meski takkan pernah menyamai itsarnya para sahabat setidaknya dari mereka, para syahid, menjadikan cinta kita pada saudara seiman mulai tumbuh sedari kini dari hal yang sederhana hingga hal yang kompleks sekalipun.


 

Tulisan yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis  risalah-online, bukan merupakan pernyataan dari risalah-online

No comments:

Post a Comment