Oleh: Oktarizal
Fiardi
Setiap manusia yang terlahir ke dunia, Allah telah titipkan
dalam diri mereka berbagai macam syahwat. Syahwat terhadap harta,
kekayaan,kedudukan, keturunan, lawan jenis, jabatan dan lain sebagainya. Seluruh
syahwat ini tanpa terkecuali terdapat dalam diri manusia. Allah telah jelaskan
dengan tegas dalam kalam-Nya;
“Dijadikan indah dalam (pandangan) manusia kecintaan
kepada apa-apa yang diingini yaitu; wanita wanita, anak-anak, harta yang banyak
dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah
ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan disisi Allah lah tempat kembali
yang baik (surga).”(QS: Ali Imran: 14).
Jika tidak ada petunjuk yang mengendalikan, membimbing
dan mengarahkan syahwat, maka dia akan berubah menjadi energi negatif yangakan
mengantarkan manusia kepada kebinasaan. Seorang yang ingin memilki harta, jika
tidak ada petunjuk akan berusaha mendapatkan harta dengan cara yang haram. Dia
akan mencuri, menipu, korupsi atau mengambil hak orang lain. Seorang yang ingin
kenikmatan, bisa jadi akan melakukan pemerkosaan untuk melampiaskan syahwatnya.
Seseorang yang ingin meraih jabatan, bisa jadi akan berusaha mendapatkannya
dengan cara memfitnah, menyogok atau menginjak-nginjak orang lain.
“...Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang
mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun...”
(QS: al Qashas: 50)
Sebaliknya, jika seluruh syahwat yang ada dalam diri
manusia dikendalikan dengan petunjuk, diarahkan dengan cahaya hidayah. Ini akan
menjadi energi positif yang akan mengantarkannya kepada kesuksesan. Seseorang
yang ingin kaya tentunynya akan bekerja sungguh-sungguh dengan menempuh jalan
yang halal. Seorang yang meinginginkan jabatan, tentunya akan selalu berusahauntuk
melejitkan potensi dan memilki skill khusus sehingga dia pantas
ditempatkan di jabatan tertentu.
Manusia sangat membutuhkan petunjuk dalam mengarungi
samudera kehidupan. Tanpa adanya petunjuk manusia akan terombang-ambing dalam
kesesatan dan terjerumus ke dalam jurang kebinasaan. Manusia yang hidup tanpa
petunjuk ibarat seseorang yang berkendara dalam keadaan mabuk. Tidak ada
rambu-rambu lalu lintas yang ditaatinya. Jalan yang lurus, tikungan yang tajam dan
persimpangan pun tidak dihiraukannya. Akhirnya, kendaraan yang dikendarainya jatuh
dan masuk ke dalam jurang. Meninggal!
Tanpa adanya petunjuk, kehidupan manusia di dunia tidak
punya arti apa-apa. Pesan Ini yang ingin Allah sampaikan kepada manusia dalam
firman-Nya;
“(Tuhan) Yang Maha Pemurah. Yang
telah mengajarkan al Quran. Dia menciptakan manusia.”(QS: ar Rahman: 1-3)
Hal terpenting setelah penciptaan alam semesta adalah
petunjuk dan rambu-rambu yang akan membimbing dan mengarahkan manusia untuk menjalankan
tugasnya di muka bumi. Ibarat seseorang yang membeli alat elektronik dengan
harga mahal. Jika tidak ada petunjuk tentang cara memakainya, semahal dan
secanggih apapun barangnya akan sia-sia belaka. Tidak bisa dimanfaatkan.
Tanpa al Quran manusia tak akan pernah sampai ke
tujuannya. Tanpa al Quran manusia tak akan sempurna menjalankan tugasnya. Tanpa
al Quran manusia tak akan pernah meraih kebahagiaan.
“Sungguh, al Quran ini memberi petunjuk ke (jalan)
yang paling lurus...,” (QS: al Isra’:9)
No comments:
Post a Comment