Monday, 29 February 2016

Hack for Beginners: The Fundamentals (Part 1)




School: MA Ar-Risalah


Well, Folks! Pas melihat judul tadi, Pembaca mungkin sudah membayangkan banyak hal. Tapi, in this point, Penulis ingin meluruskan beberapa hal.

Jujur, sebelum membaca tulisan ini, sebagian besar Pembaca pasti menyimpan berbagai sentiment negatif terhadap kata “Hacker”. Memang sih, dalam banyak hal, sisi buruk sesuatu lebih cepat terkenal daripada sisi baiknya. Sentimen ini pada umumnya datang dari masalah yang sering dibuat oleh para Black Hats.

Black Hat!? Kalau belum tahu tentang istilah ini, kita akan membahasnya tuntas.

Hacker dibagi menjadi tiga golongan: Black Hat, White Hat, dan Grey Hat. Bukannya Hacker punya topi sesuai warnanya ya! Cuma perumpamaan. Urutkan saja mana yang paling jahat dari warna topinya. Black Hats adalah orang-orang yang kerjanya mencari lubang keamanan alias “zero-day vulnerabilities” jaringan suatu sistem dan mencuri data-data sensitif dari databasenya.Wow, bahasanya agak tinggi ya? Relax,akan tiba saatnya bagi Penulis untuk menjelaskannya.Tentu sistem yang diretas bukan sistem biasa. Sebut saja, Server Google Indonesia yang pernah down? Atau data top secret CIA, yang bisa saja berisi kode peluncuran nuklir amerika di Area 51? Ini bukan seperti di novel suspense-nya Dan Brown atau Mission Impossible. Kasus ini memang pernah terjadi, dan info tentang kelemahan sistem itu harganya lebih mahal daripada sekilo ganja di pasar gelap internasional. Ngeri juga ya?Seperti kata Penulis tadi, kegemparan yang mereka timbulkan membuat kata “Hacker” membawa sejuta hal buruk.

Nah, selanjutnya adalah White Hats. But first, apa Pembaca pernah mendengar istilah seperti“PenTester” alias “Penetration Tester”, atau “Security Expert”? Well, mungkin tidak. Karena profesi tadi memang tak terkenal kecuali bagi orang yang sudah pernah berkecimpung di dunia IT. Istilah ini lebih sering dipakai daripada White Hats. Pekerjaan mereka sih pada dasarnya sama dengan Black Hats, tapi hanya dalam hal mencari kelemahan dari sistem, dan kemudian melaporkannya pada para Developer alias yang bikin sistem. Mereka pada umumnya adalah para Black Hats yang “tobat nasuha” karena direkrut perusahaan IT oleh bakat mereka yang sangat mengerikan jika dibiarkan menganggur (dengan gaji tinggi, tentu). 

“Penetration Testing” artinya mencoba mencari kelemahan di sebuah sistem, mirip seperti mencoba membuka gembok dengan peniti. Jadi, intinya mereka berlomba dengan Black Hats, menemukan setiap lubang lebih dulu dan menyuruh Developer untuk menambalnya, atau di contoh tadi, mengganti gemboknya dengan yang lebih aman.Ada juga sih, White Hat yang gak mau terikat dengan kontrak perusahaan dan lebih memilih untuk melakukan hal seperti, memberi tahu sebuah sistem baru melakukan PenTesting, lalu hasilnya dilaporkan ke adminnya sistem. Baik sekali, ya? Tentu ada alasan juga orang mau melakukan hal tadi. Contohnya seperti event BugBounty yang sering diadakan oleh banyak Provider Antivirus Dunia, yang bersedia memberi ribuan dolar untuk siapapun yang menemukan lubang berbahaya di sistem mereka. Tentu infonya harus detail, valid, dan sangat riskan.

Nah, kalau Grey Hats? Ya. Sesuai namanya, mereka hidup di dunia abu-abu. Kadang baik, kadang tidak.Bingung? Contohnya begini, ambil saja dari permisalan si White Hat yang gak mau kontrak. Kalau dia Grey Hat, dia akan masuk sistem seenaknya, melakukan PenTesting (dan sangat mungkin melihat data sensitif seperti password), lalu kalau moodnya lagi baik dia akan melaporkannya ke admin sistem yang tentu akan kaget. Sama aja kayak ada orang yang masuk rumah yang penghuninya lagi pelesir, meneliti seluruh isi rumah, mungkin ada “sedikit” uang diambil, terus menempelkan kertas di pintu depan bertuliskan “Ganti kunci rumahmu!” kalau lagi mood. Konyol sekali kalau dimisalkan ke kehidupan real.

Nah, clear enough? Penjelasan singkat tentang sistem dan kosa-kata memusingkan tadi menunggu di Part 2.
           
#Proud to be PenTester.



Tulisan yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis  risalah-online, bukan merupakan pernyataan dari risalah-online


No comments:

Post a Comment