Monday, 29 February 2016

Berlomba Mengejar Saf Pertama






Oktarizal Fiardi

Usia yang terus bertambah tidak selalu seiring dengan semangat untuk menambah ketaatan. Banyak orang yang sudah tua, semua rambut pun sudah putih, tapi ketaatannya tak kunjung bertambah. Stagnan. Berjalan di tempat. Yang lebih memilukan dan menyayat hati, usianya bertambah tapi ketaatannya menurun dan terjun bebas. Ujung-ujungnya meninggal dalam keadaan malas beribadah. Na’udzubiLlah!


Sebaliknya, usia muda juga tidak bisa selalu identik dengan malas-malasan dalam ketaatan. Ada banyak pemuda yang semangat ketaatannya mengalahkan orang tua. Tidak hanya pemuda di zaman dahulu yang semangat ketaatannya menggebu. Pemuda zaman sekarang juga tak mau kalah. Mereka ingin menyaingi generasi pendahulu dalam hal ketaatan kepada Rabb. Mereka ingin ikut serta dalam perlombaan menggapai surga. Ingin masuk ke dalam daftar rombongan pertama yang menginjakkan kaki di surga.Yel-yelmereka sama persis dengan ucapan Nabi Musaas. ketika datang menghadap Allah, “...Saya bersegera menuju Engkau wahai Rabb-ku agar Engkau ridho kepadaku.” (QS. Thaha:84)

Dalam sabdanya, RasuluLllah Saw. memberikan kabar gembira, salah satu dari tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan tatkala tak ada lagi naungan adalah pemuda yang tumbuh dan berkembang dalam suasana ketaatan.

Sebut saja namanya, Zaim. Salah seorang siswa di Perguruan Islam Ar Risalah. Belum bisa disebut sebagai seorang pemuda. Mungkin lebih layak disebut remaja. Kalau ingin lebih pas lagi, sepertinya sangat tepat jika disebut anak-anak. Masih kelas VIII SMP. Usia baru tiga belas tahun, sepertinya belum baligh. Karena masih belum baligh makanya dia lebih pantas disebut anak-anak ketimbang remaja.

Zaim, merupakan salah satu potret siswa yang selalu berusaha untuk menjadi yang terdepan dalam ketaatan. Khususnya shalat jama’ah. Tidak hanya sekedar selalu shalat jama’ah lima waktu di mesjid. Lebih dari itu, dalam setiap shalat berjama’ah dia selalu berada di saf pertama. Hampir tidak pernah nama Zaim absen dalam daftar nama penghuni saf pertama masjid Madinatu ar Risalah.

Bagi sebagian orang, shalat Subuh tentu terasa begitu berat. Ada rasa kantuk yang harus dilawan. Ada selimut tebal yang begitu berat untuk disingkirkan.Ada ranjang empuk yang susah untuk ditinggalkan. Ada himpitan rasa lelah karena beraktifitas seharian penuh. Belum lagi, terkadang cuaca dingin di waktu subuh menebar aroma kamalasan. 

Tidak demikian bagi Zaim, baginya shalat subuh bukanlah musuh yang harus ditakuti. Dia sudah bersahabat akrab dengan yang namanya shalat subuh. Segala rintangan yang menghadang untuk shalat subuh berjama’ah, semuanya sudah disingkirkan. Sebelum azan subuh berkumandang, biasanya dia sudah selalu berada di masjid. Meskipun terkadang dalam beberapa kesempatan, sembari menunggu azan dia tertunduk dalam keadaaan terkantuk. Dan ini hanya sebagai pesan penuh makna, dia ingin menjadi hamba Allah yang patuh dalalm kondisi apapun. Sudah berada di masjid sebelum ada seruan dari muazzin. Berbeda dengan kebanyakan orang, sudah dipanggil pun kadang tidak mau datang.

Semangat mengejar saf pertama dalam diri Zaim, mengingatkan kita kepada generasi salaf yang memilki semangat mengejar saf pertama tak tertandingi.

Waki’ bin Al Jarroh rahimahuLlah pernah bertutur tentang al A’masy, “al A’masy selama kurang lebih 70 tahun tidak pernah luput dari takbiratul ihram.”

Al Qadhi Taqiyuddin Sulaiman bin Hamzah Al Maqdisi rahimahuLlah juga pernah berkisah perihal dirinya, “Aku tidak pernah shalat fardhu sendirian kecuali dua kali. Dan ketika aku shalat fardhu sendirian, aku merasa seakan-akan aku tidak shalat.”

Dalam salah satu pesannya, Imam Hasan al Banna mewasiatkan, “Bersegeralah untuk melakukan shalat apabila mendengar adzan walau bagaimanapun keadaan engkau.”

Dalam firman-Nya, Allah menyanjung tinggi mereka yang tidak terlena dengan bujuk rayu dunia untuk menghadap Sang Khalik, “Orang yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak pula oleh jual beli dari mengingati Allah, mendirikan shalat dan membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang ketika itu hati dan penglihatan menjadi goncang.” (QS. An Nur:37)




Tulisan yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis  risalah-online, bukan merupakan pernyataan dari risalah-online

No comments:

Post a Comment