Oleh : Lita Oktaviani
Sobat semua
pasti tahu dengan hewan yang namanya semut? Yap! semut adalah serangga kecil
berkaki enam yang hidup secara kelompok yang disebut dengan koloni. Nggak
pernah lihat kan semut hidup sendiri?he..he..
Tahu nggak sob,
ternyata semut memiliki filosofi yang bagus banget! Mau tau? Ok,tetap stay tune in here!
Pertama: Pantang menyerah
Walaupun semut
tidak mendapatkan training motivasi, ternyata dalam bekerja semut tidak
mengenal apa tuh yang namanya menyerah. Nggak percaya?coba deh, saat para semut
sedang berjalan menuju suatu tempat, sobat menghalangi jalan mereka. Pasti
mereka akan mencoba mencari jalan yang lain,entah belok ke kanan, belok ke kiri
ataupun harus memutar jalan.
Nah sikap yang
seperti ini nih yang harus ditiru oleh anak-anak muda sekarang.
Hambatan-hambatan yang ditemui dalam mencapai tujuan hidup jangan dijadikan
alasan untuk menyerah. Bila satu jalan tertutup, cari jalan lain hingga kita
berhasil mencapai tujuan kita.Semut aja pantang menyerah, masa kita kalah sama
semut? Apa kata dunia?
Kedua: Semut
berpikir musim dingin saat musim panas
Semut memang
hewan kecil tapi walaupun kecil,mereka punya cara pandang yang bagus dalam
mempersiapkan masa depan hidup mereka. untuk menghadapi musim dingin,para semut
sudah mengumpulkan makanan dalam jumlah banyak di pertengahan musim panas
karena mereka tahu bahwa mereka tidak dapat melakukan banyak hal pada musim
dingin.mereka telah mempersiapkan apa yang mereka butuhkan jauh-jauh
hari,ibarat kata “sedia payung sebelum hujan”.
Ketiga : semut
berpikir musim panas saat musim dingin
Saat musim
dingin,semut sudah menyadarkan diri mereka
sendiri bahwa musim dingin tidak akan lama makanya para semut akan
keluar pada hari pertama musim panas tiba dan jika dingin turun lagi,mereka
akan turun lagi ke bawah tetapi akan keluar lagi pada hari pertama cuaca panas
tiba.
Keempat : memiliki struktur “organisasi” dan pembagian tugas yang jelas
Dalam dunia
semut, juga terdapat struktur organisasi yang di sebut dengan kasta. Kasta ini
terdiri dari tiga bagian :
1.
Anggota
Kasta pertama adalah para ratu dan semut – semut jantan,yang memungkinkan koloni
berkembang biak. Dalam satu koloni bisa
memiliki lebih dari satu ratu. Ratu mengemban tugas reproduksi untuk
meningktakan jumlah individu yang membentuk koloni. Tubuhnya lebih besar dari
semut lain,sedang tugas semut jantan hanyalah membuahi sang ratu. Malah, hampir
semua semut jantan ini mati setelah kawin.
2.
Anggota
kasta kedua adalah, prajurit yang bertugas membangun koloni, menemukan
lingkungan baru untuk hidup dan berburu.
3.
Anggota
kasta ketiga adalah semut pekerja. Semua pekerja ini adalah semut betina yang
steril. Semut betina ini bertugas intuk merawat semut induk dan
bayi-bayinya,membersihkan dan memberi makan. Selain itu, membangun koridor dan
serambi baru untuk sarang mereka,mencari makan dan membersihkan sarang adalah
tugas lain dari semut pekerja
Meskipun dalam
dunia semut ada kasta yang anggotanya para ratu, prajurit dan pekerja, namun
mereka tidak saling iri dengki ataupun merasa rendah dengan kasta mereka.
Semuanya bekerja sesuai dengan tugas masing-masing. Tidak ada diantara para
semut yang demo ataupun protes dengan tugas-tugas mereka,lantas bagaimana
dengan kita?
Kelima :
memiliki rasa solidaritas yang tinggi
Di saat manusia
dikuasai oleh keegoisan dan tidak peduli dengan orang lain, ternyata
semut-meskipun kecil- mengajarkan kita sesuatu yang besar dan berharga. Dalam
dunia mereka, tidak ada kesombongan apalagi mementingkan diri sendiri. Mereka
hanya mengenal saling tolong menolong, mereka- mahluk kecil memiliki rasa
solidaritas yang tinggi. contohnya, bila koloni mengalami paceklik,maka semut
pekerja berubah menjadi semut “pemberi
makan” dan mulai memberi makan sesamanya
dengan partikel makanan dalam perut cadangannya. Bila koloni kelebihan
makanan,mereka kembali menjadi semut pekerja. Contoh lain, sobat semua pasti
pernah lihat kawanan semut yang beramai-ramai saling bahu membahu membawa
makanan bila makanan tersebut tidak bisa mereka bawa sendiri.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan
silih ber-gantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk
atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan
sia-sia. Mahasuci Engkau. Maka, peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali 'Imran, 3: 190-191)
No comments:
Post a Comment