Tuesday 29 March 2016

Wahai Guru



Oleh: Syatri Bashri Abdullah


Sebuah keberhasilan seseorang, apapun bentuknya tidak terlepas dari peran dan do’a orang lain. Guru salah satunya. Puluhan mungkin jumlah guru yang telah memberikan jasanya kepada kita. Formal maupun informal. Mulai dari jenjang TK hingga perguruan tinggi. 


Satu pertanyaan untuk kita, dari sebanyak guru yang telah memberikan jasanya kepada kita apakah kita masih mengingat mereka satu persatu? Sebagian masih. Sebagian ingat wajah tapi lupa nama. Ingat nama tapi sudah lupa seperti apa siluet wajahnya. 

Lalu dari sekian yang berhasil kita ingat, bagaimanakah bentuk ingatan kita terhadap sosok mereka? Apa yang terlintas di benak kita ketika ingat nama dan wajah mereka? Adakah rindu yang kita rasakan di relung hati kita? Atau disana justru bersemayam rasa benci atau bahkan dendam terhadap mereka? 

Ingatan kita mungkin berbeda antara satu guru dengan guru lainnya. Ingatan itu terbentuk dari kumpulan memory yang pernah kita jalani bersama mereka. Memory ketika diajar oleh mereka, memory ketika kita berinteraksi diluar kelas dengan mereka. Memory-memory lain yang mungkin hadir tidak terikat ruang dan waktu di luar sekolah. 

Kalau dicermati ada banyak bentuk ingatan seorang siswa terhadap guru yang membekas di otaknya. Sebanyak memory seorang guru tentang prilaku siswanya juga.Terkadang terucap atau dituliskan dalam lembaran-lembaran diary yang mereka punya. Catatan yang jika kita baca kembali bisa memunculkan rasa ketawa, menangis, marah dan perasaan campur aduk lainnya.

Ada beberapa contoh ingatan-ingatan seorang siswa terhadap gurunya:
1.       Berkaitan dengan sifat:

a.       Guru yang baik hati
Siapapun akan senang jika mendapati guru yang baik hati. kesalahan-kesalahan kecil bahkan besar kita terkadang tidak menjadi masalah besar buat mereka. Hatinya lapang menerima semua kenakalan dan kekurangajaran kita. Guru inilah salah satunya yang selalu ingat dengannya.

b.      Guru Pemarah
Biasanya tipe guru ini ditakuti siswa. Takut nanti jika tiba-tiba saja guru tersebut marah sama kita. Marah karena terlambat masuk kelas, tidak buat PR, dianggap meribut ketika bercanda dengan teman dan marah-marah lainnya. Intinya lebih baik menghindar dari guru ini sebelum ketiban marahnya.

c.       Guru Lucu/ Humoris
Siapa yang tidak senang diajar oleh guru yang bisa menghidupkan suasana kelas dengan kelucuannya. Walaupun bukan seperti pelawak yang kita nonoton di TV. Guru ini bisa mengemas hal-hal biasa menjadi hal luar biasa yang patut ditertawakan. Biasanya belajar dengan guru tipe ini waktu bergulir tanpa terasa. Izin keluar kelas sangat jarang kecuali terpaksa. Walaupun biasanya pelajaran ynag diajarnya bagi sebagian besar orang sangat menyakitkan kepala.

d.      Guru cerewet
Terkadang sebel juga jika harus menghadapi tipe guru yang satu ini. Satu kesalahan kita bisa melahirkan puluhan bahkan ratusan hujan kata yang datang kepada kita. Walau kita tahu apa yang dikatakannya bbenar adanya. Tujuan sebenarnnya adalah untuk menasehati  siswanya. Dan tak jarang tipe guru seperti ini mereka baik hati juga.

e.       Guru Pemalas
Bagaimana rasanya jika kita di cap pemalas oleh siswa.? Hadir di kelas sepeti ayam bertelur. Atau meninggalkan kelas sebelum waktunnya. Bagi siswa sebagian diantara mereka mungkin bahagia atas ketidakhadiran kita. Sebagian lain mungkin mengannggap kita tidak amanah.

2.      Berkaitan dengan Psikologi

a.       Guru Motivator
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, motivasi diartikan dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakuka suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Jadi guru guru tipe ini suka memberikan dorongan-dorongan agar siswanya tergerak melakukan sesuatu karena ingin tujuannya tercapai atau karena ada kepuasaan tersendiri.

b.      Guru Inspiratif
Menurut buku Aplikasi Ilmu Psikologi Positif: Guru Inspiratif adalah guru yang memberikan stimulasi mental kepada murid-muridnya dimana diharapkan dari stimulasi mental yang diberikan dampak yang lebih kuat tehadap pemahaman murid/ siswa, karena semakin banyaknnya emosi positif yang dirasakan oleh siswa pada saat belajar maka penguasaan materi pembelajaran akan semakin baik. Guru tipe ini terkenanga akan inspirasi-inspirasinya akan tak akan mudah dilupakan siswa walau sudah berlalu bilangan tahunpun.

c.       Guru Arsitek Masa Depan
Guru tipe ini bisa memberikan parahan yang mantap sekaligus pondasi yang kuat terhadap masa depan siswanya. Dia tidak hanya sekedar mengajar tetapi juga menginspirasi siswa menatap masa depan mereka.

d.      Guru Penemu Bakat Siswa
Tidak semua siswa sadar akan kelebihan yang dia miliki. Terkadang perlu kacamata orang lain untuk melihat apa kelebihan dia sebenarnya. Salah satunya adalah sosok guru. Guru dengan bashirahnyayang baik bisa melihat bakat dan kecenderungan utama dari siswanya. Kemudian mengarahkan siswa di bakat yang dia miliki itu untuk masa depan siswanya.

e.       Guru Demotivator
Tidak semua guru bisa menjadikan siswa menyukai mata pelajaran yang ia ajarkan. Tidak sedikit juga seorang siswa menjadi tidak suka pelajaran tertentu bukan karena pelajarannya tetapi justru karena gurunya. Mungkin kita pernah suatu ketika punya mata pelajaran yang difavoritkan. Ketika menyenangi pelajaran tersebut sampai suatu ketika kita diajar oleh guru yang bisa merubha imej kita terhadap pelajaran favorit kita. Bisa jadi karena fakto gurunya pemarah, terlalu tegas, tidak asyik dalam menerangkan atau sebab-sebablainnya. Bagi seorang guru maka hati-hatilah agar jangan sampai karena kita seorang murid menjadi benci pelajaran kita yang semula mereka begitu cinnta.

f.       Guru Teladan
Teladan bukan berarti guru tersebut lebih segala-galanya dari guru yang lain. Adakalanya kemampuan mengelola kelasnya lebih rendah dari guru-guru senior. Terkadang ilmunyapun tidak lebih hebat dari rekannya. Lalu point apa yang menyebabkan dia teladan siswanya? Mungkin saja ada hal-hal kecil yang itu mungkin kecil di mata guru lain tetapi besar di mata siswa. Seperti cara bicara yang santun, tutur kata yang lemah lembut, senyum manis yang jarang absen di bibirnya, sapaan hangatnya ketika berjumpa, empatinya kepada kondisi siswa, ketegasan pada tempatnya dan sederet kelebihan-kelebihan lain yang dia punya menjadi penyebab siswa menyukainya.


Wahai guru, mari renungkan sejenak! Seperti apakah kira-kira ingatan siswa kepada kita sekarang, lima, sepuluh atau dua puluh tahun akan datang. Apakah yang keluar dari mulut kita ucapan syukur ketika tahu siswa kita masih ingat dengan ingatan-ingatan positif tentang kita. Bapak Andi baik hati orangnya loh. Contoh ungkapan mereka. 

Atau yang keluar justru ucapan istighfar sambil mengurut dada seandainya kita tahu di memory mereka tersimpan ingatan-ingatan buruk terhadap kita. Buk Rika orangnya pemarah dan pelit. Contoh ingatan dalam memori mereka. Atau kita dianggap guru yang biasa-biasa saja.  

Maka selagi mereka bersama kita mari tanamkan memory positif di benak mereka bahwa kita adalah sosok guru ideal bagi mereka. Sosok yang bisa menjadi inspirator bagi mereka. Sosok yang akan mereka cari ketika semangat hilang dari jiwa mereka. Sosok yang menyenangkan bagi jiwa anak-anak dan remaja mereka. Sosok yang nantinya hati mereka berat ketika berpisah dengan kita. 

Siapapun kita, tak ada kata tak bisa untuk mencapai itu semua. Biarkan kenangan indah mereka tentang kita tidak cukup hati mereka saja untuk menampungnya. Biarlah anak dan cucu mereka juga tahu tentang kita. Semoga mereka juga ikut mendo’akan kita. Karena sejatinya kita butuh do’a orang-orang sekitar kita. 

Maka lakukanlah kiprah kita. Jadikan orang lain bangga dengan profesi kita. Kiprah generasi penerus tergantung apa yang perbuat untuk mereka. Kuncinya cuma satu. Lakukan. Lakukan peran kita dengan sungguh-sunguh sebaik mungkin. Kalau sudah ikhtiar kita lakukan kita iringi dengan do’a semoga generasi emas akan muncul melalui tangan-tangan kita. Generasi yang walaupun sekian tahun tidak pernah jumpa kita tetapi rindu untuk bersua dengan kita. 

Jadi, mau seperti apa kita diingat nantinya, tergantung lukisan apa yang kita lukis di kepala mereka saat ini. Semoga kita diingat siswa dengan anggapan positifnya. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamiin. Wallahu’alam bish showab. 


Image Source


Tulisan yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis  risalah-online, bukan merupakan pernyataan dari risalah-online

No comments:

Post a Comment