Thursday, 31 March 2016

Duta Indonesia pada ASEAN SCETRO


Oleh : Fadhil Warman
 
Semua berawal dari keikutsertaanku pada acara PPSN IV di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Aku menyusuri jalanan di Bumi Perkemahan Tambang Ulang. Mengikuti setiap kegiatan yang disediakan. Memberikan kesan yang menarik di setiap kunjungan. Tibalah hari dimana pemilihan itu diadakan. Aku diutus bersama temanku dari Solok Selatan bernama Rahma. Utusan setiap provinsi untuk mendapatkan kesempatan itu adalah dua orang. Aku diutus dari putra karena aku telah banyak mengikuti acara Jambore. Jadi para pembina melihat aku yang lebih berpeluang. Aku menerima permintaan dari panitia.


Penyeleksian dimulai. Kami disuruh menunggu sesuai antrean. Pos pertama yang aku kunjungi adalah Mental Spiritual. Aku ditanya berbagai macam hal tentang kejiwaan. Aku menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan dengan panjang lebar. Bergerak ke pos selanjutnya yaitu Bahasa. Aku diminta untuk menceritakan tentang mengapa aku mengikuti acara PPSN dengan bahasa arab dan inggris. Aku memulai menjawab dengan bahasa inggris. Pernyataan yang keluar dari mulutku dengan bahasa inggris mulus tanpa tanjakan. Namun aku bermasalah dalam bahasa arab, aku terbata-bata dalam mengajukan pernyataanku. Sang juri mengatakan semoga nilaiku tinggi di pos lainnya. Perjalanan selanjutnya adalah pos kesehatan. Aku ditanya tentang riwayat penyakitku dan penyakir orang tuaku. Tensimeter dililitkan ditanganku untuk mengecek tensiku. Sang dokter mengatakan bahwa tensiku rendah, padahal biasanya tensiku normal-normal saja. Aku tak tahu apa yang terjadi. Pengecekkan dengan tensimeter diulangi sekali lagi, namun hasilnya tetap sama. Pos selanjutnya adalah PBB. Aku disuruh mempraktekkan keahlian PBB ku. Aku melakukan semua yang diminta juri. Kakiku melangkah menuju pos berikutnya yaitu pengetahuan tentang kepramukaan. Semua pos telah ku lewati. Aku balik menuju tenda untuk bersiap-siap menyambut hari esok.

Tibalah hari dimana semua pengumuman akan diumumkan. Menteri Agama beserta stafnya berdatangan. Inilah hari penutupan, selain hari bersedih juga inilah hari dimana pemenang setiap lomba diumumkan. Debar hatiku semakin kencang, aku tak tahu apa yang berlaku di sini. Bibirku terus melantunkan doa-doa agar Allah menjadikan aku salah satu orang yang akan mendapatkan Golden Ticket untuk berkeliling lima negara ASEAN (Ho Chi Minh, Vietnam – Phnom Penh, Cambodia – Bangkok & Songkla,Thailand – Kuala Lumpur, Malaysia – Singapura).

“Penguman selanjutnya, pemenang Golden Ticket. Pertama........, kedua........”

MC terus mengatakan nama utusan setiap provinsi. Tibalah urutan ke delapan, “Fadil Ahmadhia Warman, Sumatera Barat.” Aku langsung bersimpuh di hadapan-Nya. Kepala ini kuletakkan di atas tanah yang ditumbuhi rerumputan. Teman-temanku bersorak dan ikut senang saat namaku dipanggil. Semua orang mengatakan selamat atas keberhasilanku, Rahma pun memberi selamat kepadaku. Beribu-ribu syukur ku panjatkan kepada-Nya. Aku mengkahkan kaki menuju trimbun, setiap orang dari untusan provinsi mulai berdatangan. Bagaimana tidak senang? Ini adalah kesempatan langka yang tak didapatkan semua orang. Perjalanan kita free semua biaya ditanggung Kemenang RI.

Hari-hari penantian, menunggu 7 November 2015 datang.

Tibalah hari itu, 3 November 2015. Ustadz Donis menyuruhku bersiap-siap untuk berangkat menuju Kanwil Sumbar. Tujuannya adalah untuk mengambil hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk ASEAN SCETRO. Di Kanwil, aku diberikan surat yang berguna untuk di Jakarta. Di sana tertulis aku harus ke Jakarta tanggal 4 November. Maka pagi hari sebelum shubuh pada tanggal 4 aku berangkat menuju BIM. Menuju Jakarta menggunakan Batik Air. Di Jakarta aku, 32 peserta dari provinsi lainnya, serta 11 peserta mandiri di berikan pengarahan selama tiga hari di Hotel Loksari Roxy.

Pada tanggal 7 November 2015, perjalanan itu dimulai. Kami berangkat menuju Vietnam menggunakan Tiger Airline. Kota yang akan kami kunjungi adalah Ho Chi Minh City.

Aku tiba di Vietnam pada pukul 7 malam, kami langsung disambut oleh tour guite yang membawa kami menuju Lan Anh Hotel. Kami chek-in di hotel pada pukul 9 malam. Menunggu esok datang menjemput. Saigon adalah nama awal kota ini. Sekarang sudah berganti nama dengan nama tokoh di sana yaitu Ho Chi Minh. Keesokan harinya, kami diajak jalan-jalan menuju Cu chi Tunnel. Cu Chi Tunnel adalah sebuah terowongan yang dibuat oleh warga Vietnam disaat berperang dengan Amerika Serikat. Lebarnya hanya dua jengkal tangan dan panjangnya 1 jengkal tangan. Begitu pandainya mereka mengalahkan Amerika. Hanya sedikit negara yang berjaya dalam pertarungan dengan Amerika Serikat dan Vietnam adalah salah satunya. Namun sayangnya, aku tak mengikuti kunjungan ke Cu Chi Tunnel karena aku ketinggalan bus. Jadi aku hanya menungu sampai jam 1 di hotel. Pada pukul 1 aku berangkat bersama 2 orang temanku yang jiuga ketinggalan dengan taksi menuju kunjungan berikutnya. Yaitu taman yang biasa digunakan orang-orang Vietnam untuk bersantai, olah raga, merasakan kesegaran udara Ho Chi Minh, dan lainnya. Tujuan kami ke taman adalah untuk bertemu perwakilan Pramuka Vietnam. Namun karena tetes hujan begitu lebatnya, para Pramuka Vietnam telah pergi sebelum kami datang.Tak berhenti di sana, kami melanjutkan perjalanan ke patung Ho Chi Minh, atau biasa disebut patung Uncle Ho. Lokasi yang bagus buat selfie. Potret yang diambil tak akan sia-sia deh. Ada banyak para turis dan traveler lainnya di sana, aku rasa ini adalah kunjungan wajib bagi setiap traveler deh selain Cu Chi Tunnel. Central Market Vietnam adalah tujuan berikutnya. Kami berbelanja souvenir dari Vietnam.Berbelanja buat menghabiskan uang Dong kami. Ada banyak yang dapat di beli di Central Market Vietnam. Transaksi bisa dengan USD$, RM, bahkan Rupiah.  Inilah kunjungan terakhir pada hari itu. Acara ditutup dengan balik ke hotel buat menyegarkan badan dan istirahat buat persiapan pada kegiatan di esok harinya.

Matahari mengintip di balik cakrawala. Nyanyian pagi membangunkanku. Aku langsung melaksanakan shalat shubuh sebagai tanda syukurku kepada-Nya. Kunjungan pertama di hari ini adalah KBRI Vietnam. Di sana kami diberi wejangan oleh Dirjen Indonesia untuk Ho Chi Minh City Bpk Jean Anes. Ada dua orang duta dari Indonesia yang berasal dari Sumatera Barat. Duta perempuan dari Bukittinggi, dan duta laki-laki dari Solok.

Hal yang unik di Vietnam adalah setiap malming mereka mengadakan acara minum bir bersama sampai jam 2 malam, karena keesokan harinya tidak bekerja. Jadi, pada hari minggu dihabiskan dengan tidur sepanjang hari. Tranportasi di Vietnam seperti di Jakarta, bahkan lebih padat. Bunyi bising klakson membuat pencemaran suara. Satu hal yang patut diingat, di Vietnam sangat banyak pencuri jadi kita patut hati-hati jika berjalan-jalan di sana.

Perjalanan selanjutnya adalah ke Phnom Penh, Cambodia. Lebih bagusan Indonesia daripada Cambodia dari segi kebersihan dan ekonominya. Bagi yang tahu dengan sejarah Phnom Penh tentunya mengenal Khemr Merah. Adalah suatu partai dengan paham komunis yang berkuasa pada waktu itu. Mereka membunuh seluruh rakyat yang ada di kota tersebut. Tempat penampungan sebelum dibunuh disebut Toul Slenk. Setelah itu, mereka dibawa ke Killing Field. Dua tempat ini juga menjadi kunjungan di Kamboja. Setiap harinya, ada 2 truk yang membawa orang-orang untuk dibunuh. Cara pembunuhan adalah dengan menyiksa. Orang-orang akan merasakan kesakitan sebelum mereka dibunuh. Tujuan pembunuhan seluruh rakyat Phnom Penh adalah untuk menghilangkan satu generasi dan mengungkapkan suatu rahasia. Selain dua tempat itu, aku juga berkunjung ke KBRI Phnom Penh, Cambodia. KBRI menyediakana pendidikan gratis bagi setiap warga Cambodia yang ingin belajar bahasa Indonesia. Selain bahasa, mereka juga mengajarkan tarian dari Indonesia. Acara di KBRI ditutup dengan penampilan Tari Saman. Kunjungan berikutnya adalah NSO (National Scout Organization) Cambodia. Ada hal unik di negara 1000 pagoda ini yaitu walaupun 90 % dari penduduk Cambodia adalah Budha, namun di kantor Perdana Menteri terdapat masjid permanen di lantai paling atas. Alasan dibuatnya masjid karena di Asia agama yang paling berkembang adalah Islam. Rasulullah telah berhasil menyebarkan Islam di dunia ini.

Tujuan berikutnya adalah Bangkok, Thailand. Kami dibawa ke paru-paru kota Bangkok yaitu Lumphini park. Pepohonan menjulang tinggi, rerumputan tumbuh dengan rindangnya, ikan terjaga, danau jauh dari pencemaran. Kami berkeliling di taman menggunakan sepeda yang disewa. Memang sebenarnya menggunakan sepeda karena taman tersebut sangat luas. Di dalamnya ada taman kupu-kupu yang menyediakan berbagai macam spesies kupu-kupu. KBRI Bangkok adalah kunjungan berikutnya, lalu beralih ke Sekolah Indonesia Bangkok (SIB). Kami sholat jumat di sini. Perbedaan Indonesia dengan Bangkok adalah disetiap zebra crossada seorang polisi yang berjaga. Hal ini karena jumlah kendaraan yang melimpah dan demi keselamatan masyarakat. Jadi, nggak perlu takut deh kalau mau nyebrang.

Dari Bangkok kami beralih ke Songkla, masih di Thailand kok. Di sana kami hanya menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan dengan kelompok masing-masing. Acara di sana ditutup dengan mengunjungi KBRI Sonkla.

Masih dengan bus, kami melintasi perbatasan Thailand-Malaysia di malam hari. Tujuan pertama kami adalah Genting Highland, hanya jalan-jalan karena kami tak jadi masuk ke Snow World. Kami beralih ke Batu Caves. Jumlah tangga di sana adalah 172 tangga. Aku menyusuri tangga bersama teman-teman. Memasuki gua, di dalamnya terdapat kuil-kuil untuk perbadatan para Budhis. Dari Batu Caves bus beralih menuju rumah cokelat, kami dijelaskan berbagai macam cokelat serta khasiatnya. Kami juga diajak untuk mencicipi cokelat yang ada. Rasanya berbeda dengan cokelat biasanya. Kualitas cokelat tersebut juga bagus karena tak mudah meleleh dan hancur kecuali jika telah bersentuhan dengan enzim ptyalin. KBRI Kuala lumpur dan Sekolah Indonesia Kuala Lumpur adalah tujuan selanjutnya. Satu hal yang harus diingat walaupun berada di negara orang lain, tetapi sekolah Indonesia di negara tetangga tetap memakai kurikulum di Indonesia yaitu kurikulum 2013. Syarat untuk menjadi murid di sana adalah orang tua peserta didik diwajibkan memiliki KTP Indonesia, jadi hanya WNI yang berhak sekolah di sana.

Suria Bus terus mengitari Malaysia yang berakhir di Johor. Di sana terdapat perbatan Malaysia-Singapura. Kami melintasi sebuah jembetan panjang yang memisahkan dua negara tersebut. Kita tahu Singapura adalah The Fine City, makanya kita harus berhati-hati hidup di negara yang satu ini. Aku berkunjung di sini bertepatan dengan peringatan 50th Singapura. Pada tahun ini diadakan Singapura International Jamboree. Kunjungan pertama adalah Sekolah Indonesia Singapura. Kami tak bisa mengunjungi KBRI di Singapura karena jarak antara SIS dengan KBRI sangat jauh. Jika SIS terletak di Singapura Barat, maka KBRI berada di bagian timur. Maka diutus beberapa orang dari KBRI ke SIS untuk menyambut kami. Pada awalnya, Singapura adalah negara kecil yang sangat kumuh. Lalu berkat perjuangan keras dari seluruh penduduk Singapura sehingga negara tersebut menjadi maju seperti sekarang ini. Rakyatnya hidup dengan berjuta peraturan yag bagi kita orang Indonesia sangat memuakkan namun inilah pelajarannya. Karena peraturan ini negara mereka bisa maju seperti sekarang ini. Tak ada polisi terlihat karena di setiap sudut kota terpasang CCTV yang memantau setiap gerak-gerik masyarakat. Singapura juga menerapkan wajib militer bagi seluruh rakyat lelaki yang sehat jasmani dan rohani. Wamil ini diwajibakan setelah lulus pra-universitas. Kecuali bagi yang mengambil kedokteran, maka wamilnya setelah lulus universitas. Selanjutnya menuju di Sentosa Island, kami menikmati tempat itu dengan berfoto ria. Ditutup dengan menonton pertunjukan Wings of Times, pertunjukkan yang memadukan drama, air, dan cahaya yang sangat indah. Dan ini sangat menguntungkan bagi Singapura. Hari kami ditutup dengan perpisahan di Merlion, aku salah satu pelaksana dalam perpisahan yang mengharuka tersebut. Aku diminta membaca puisi ciptaanku yang membuat suasana menjadi haru.

Inilah pengalaman yang sangat berkesan olehku. Perjalanan ini menggunakan bus jadi kami tak tertinggal sedikitpun pemandangan indah yang dibentangkan Allah dalam setiap perjalanan kami. Dan perjalana ini free, biayanya ditanggung oleh Kementerian Agama. Harapanku semoga ada ASEAN SCETRO yang kedua, sehingga semua orang dapat merasakan kebahagiaan yang sama.


Tulisan yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis  risalah-online, bukan merupakan pernyataan dari risalah-online

No comments:

Post a Comment