Oleh : Fadhil Warman
Semua berawal dari keikutsertaanku pada acara PPSN IV di
Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Aku menyusuri jalanan di Bumi Perkemahan
Tambang Ulang. Mengikuti setiap kegiatan yang disediakan. Memberikan kesan yang
menarik di setiap kunjungan. Tibalah hari dimana pemilihan itu diadakan. Aku
diutus bersama temanku dari Solok Selatan bernama Rahma. Utusan setiap provinsi
untuk mendapatkan kesempatan itu adalah dua orang. Aku diutus dari putra karena
aku telah banyak mengikuti acara Jambore. Jadi para pembina melihat aku yang
lebih berpeluang. Aku menerima permintaan dari panitia.
Penyeleksian dimulai. Kami disuruh menunggu sesuai antrean. Pos
pertama yang aku kunjungi adalah Mental Spiritual. Aku ditanya berbagai macam
hal tentang kejiwaan. Aku menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan dengan
panjang lebar. Bergerak ke pos selanjutnya yaitu Bahasa. Aku diminta untuk
menceritakan tentang mengapa aku mengikuti acara PPSN dengan bahasa arab
dan inggris. Aku memulai menjawab dengan bahasa inggris. Pernyataan yang keluar
dari mulutku dengan bahasa inggris mulus tanpa tanjakan. Namun aku bermasalah
dalam bahasa arab, aku terbata-bata dalam mengajukan pernyataanku. Sang juri
mengatakan semoga nilaiku tinggi di pos lainnya. Perjalanan selanjutnya adalah
pos kesehatan. Aku ditanya tentang riwayat penyakitku dan penyakir orang tuaku.
Tensimeter dililitkan ditanganku untuk mengecek tensiku. Sang dokter mengatakan
bahwa tensiku rendah, padahal biasanya tensiku normal-normal saja. Aku tak tahu
apa yang terjadi. Pengecekkan dengan tensimeter diulangi sekali lagi, namun
hasilnya tetap sama. Pos selanjutnya adalah PBB. Aku disuruh mempraktekkan
keahlian PBB ku. Aku melakukan semua yang diminta juri. Kakiku melangkah menuju
pos berikutnya yaitu pengetahuan tentang kepramukaan. Semua pos telah ku
lewati. Aku balik menuju tenda untuk bersiap-siap menyambut hari esok.
Tibalah hari dimana semua pengumuman akan diumumkan. Menteri Agama
beserta stafnya berdatangan. Inilah hari penutupan, selain hari bersedih juga
inilah hari dimana pemenang setiap lomba diumumkan. Debar hatiku semakin
kencang, aku tak tahu apa yang berlaku di sini. Bibirku terus melantunkan
doa-doa agar Allah menjadikan aku salah satu orang yang akan mendapatkan Golden
Ticket untuk berkeliling lima negara ASEAN (Ho Chi Minh, Vietnam – Phnom Penh,
Cambodia – Bangkok & Songkla,Thailand – Kuala Lumpur, Malaysia – Singapura).
“Penguman selanjutnya, pemenang Golden Ticket. Pertama........,
kedua........”
MC terus mengatakan nama utusan setiap provinsi. Tibalah urutan ke
delapan, “Fadil Ahmadhia Warman, Sumatera Barat.” Aku langsung bersimpuh di
hadapan-Nya. Kepala ini kuletakkan di atas tanah yang ditumbuhi rerumputan.
Teman-temanku bersorak dan ikut senang saat namaku dipanggil. Semua orang
mengatakan selamat atas keberhasilanku, Rahma pun memberi selamat kepadaku. Beribu-ribu
syukur ku panjatkan kepada-Nya. Aku mengkahkan kaki menuju trimbun, setiap
orang dari untusan provinsi mulai berdatangan. Bagaimana tidak senang? Ini
adalah kesempatan langka yang tak didapatkan semua orang. Perjalanan kita free
semua biaya ditanggung Kemenang RI.
Hari-hari penantian, menunggu 7 November 2015 datang.
Tibalah hari itu, 3 November 2015. Ustadz Donis menyuruhku
bersiap-siap untuk berangkat menuju Kanwil Sumbar. Tujuannya adalah untuk mengambil hal-hal yang perlu
dipersiapkan untuk ASEAN SCETRO. Di Kanwil, aku diberikan surat yang berguna
untuk di Jakarta. Di sana tertulis aku harus ke Jakarta tanggal 4 November.
Maka pagi hari sebelum shubuh pada tanggal 4 aku berangkat menuju BIM. Menuju
Jakarta menggunakan Batik Air. Di Jakarta aku, 32 peserta dari provinsi
lainnya, serta 11 peserta mandiri di berikan pengarahan selama tiga hari di
Hotel Loksari Roxy.
Pada tanggal 7 November 2015, perjalanan itu dimulai. Kami berangkat menuju
Vietnam menggunakan Tiger Airline. Kota yang akan kami kunjungi adalah
Ho Chi Minh City.
Aku
tiba di Vietnam pada pukul 7 malam, kami langsung disambut oleh tour guite yang
membawa kami menuju Lan Anh Hotel. Kami chek-in di hotel pada pukul 9 malam.
Menunggu esok datang menjemput. Saigon adalah nama awal kota ini. Sekarang
sudah berganti nama dengan nama tokoh di sana yaitu Ho Chi Minh. Keesokan
harinya, kami diajak jalan-jalan menuju Cu chi Tunnel. Cu Chi Tunnel adalah
sebuah terowongan yang dibuat oleh warga Vietnam disaat berperang dengan
Amerika Serikat. Lebarnya hanya dua jengkal tangan dan panjangnya 1 jengkal
tangan. Begitu pandainya mereka mengalahkan Amerika. Hanya sedikit negara yang
berjaya dalam pertarungan dengan Amerika Serikat dan Vietnam adalah salah satunya.
Namun sayangnya, aku tak mengikuti kunjungan ke Cu Chi Tunnel karena aku
ketinggalan bus. Jadi aku hanya menungu sampai jam 1 di hotel. Pada pukul 1 aku
berangkat bersama 2 orang temanku yang jiuga ketinggalan dengan taksi menuju
kunjungan berikutnya. Yaitu taman yang biasa digunakan orang-orang Vietnam
untuk bersantai, olah raga, merasakan kesegaran udara Ho Chi Minh, dan lainnya.
Tujuan kami ke taman adalah untuk bertemu perwakilan Pramuka Vietnam. Namun
karena tetes hujan begitu lebatnya, para Pramuka Vietnam telah pergi sebelum
kami datang.Tak berhenti di sana, kami melanjutkan perjalanan ke patung Ho Chi
Minh, atau biasa disebut patung Uncle Ho. Lokasi yang bagus buat selfie. Potret
yang diambil tak akan sia-sia deh. Ada banyak para turis dan traveler lainnya
di sana, aku rasa ini adalah kunjungan wajib bagi setiap traveler deh selain Cu
Chi Tunnel. Central Market Vietnam adalah tujuan berikutnya. Kami berbelanja
souvenir dari Vietnam.Berbelanja buat menghabiskan uang Dong kami. Ada banyak
yang dapat di beli di Central Market Vietnam. Transaksi bisa dengan USD$, RM,
bahkan Rupiah. Inilah kunjungan terakhir
pada hari itu. Acara ditutup dengan balik ke hotel buat menyegarkan badan dan
istirahat buat persiapan pada kegiatan di esok harinya.
Matahari
mengintip di balik cakrawala. Nyanyian pagi membangunkanku. Aku langsung
melaksanakan shalat shubuh sebagai tanda syukurku kepada-Nya. Kunjungan pertama
di hari ini adalah KBRI Vietnam. Di sana kami diberi wejangan oleh Dirjen
Indonesia untuk Ho Chi Minh City Bpk Jean Anes. Ada dua orang duta dari Indonesia
yang berasal dari Sumatera Barat. Duta perempuan dari Bukittinggi, dan duta
laki-laki dari Solok.
Hal
yang unik di Vietnam adalah setiap malming mereka mengadakan acara minum bir
bersama sampai jam 2 malam, karena keesokan harinya tidak bekerja. Jadi, pada
hari minggu dihabiskan dengan tidur sepanjang hari. Tranportasi di Vietnam
seperti di Jakarta, bahkan lebih padat. Bunyi bising klakson membuat pencemaran
suara. Satu hal yang patut diingat, di Vietnam sangat banyak pencuri jadi kita
patut hati-hati jika berjalan-jalan di sana.
Perjalanan
selanjutnya adalah ke Phnom Penh, Cambodia. Lebih bagusan Indonesia daripada
Cambodia dari segi kebersihan dan ekonominya. Bagi yang tahu dengan sejarah
Phnom Penh tentunya mengenal Khemr Merah. Adalah suatu partai dengan paham
komunis yang berkuasa pada waktu itu. Mereka membunuh seluruh rakyat yang ada
di kota tersebut. Tempat penampungan sebelum dibunuh disebut Toul Slenk.
Setelah itu, mereka dibawa ke Killing Field. Dua tempat ini juga menjadi
kunjungan di Kamboja. Setiap harinya, ada 2 truk yang membawa orang-orang untuk
dibunuh. Cara pembunuhan adalah dengan menyiksa. Orang-orang akan merasakan
kesakitan sebelum mereka dibunuh. Tujuan pembunuhan seluruh rakyat Phnom Penh
adalah untuk menghilangkan satu generasi dan mengungkapkan suatu rahasia.
Selain dua tempat itu, aku juga berkunjung ke KBRI Phnom Penh, Cambodia. KBRI
menyediakana pendidikan gratis bagi setiap warga Cambodia yang ingin belajar
bahasa Indonesia. Selain bahasa, mereka juga mengajarkan tarian dari Indonesia.
Acara di KBRI ditutup dengan penampilan Tari Saman. Kunjungan berikutnya adalah
NSO (National Scout Organization) Cambodia. Ada hal unik di negara 1000 pagoda
ini yaitu walaupun 90 % dari penduduk Cambodia adalah Budha, namun di kantor
Perdana Menteri terdapat masjid permanen di lantai paling atas. Alasan
dibuatnya masjid karena di Asia agama yang paling berkembang adalah Islam.
Rasulullah telah berhasil menyebarkan Islam di dunia ini.
Tujuan
berikutnya adalah Bangkok, Thailand. Kami dibawa ke paru-paru kota Bangkok yaitu
Lumphini park.
Pepohonan menjulang tinggi, rerumputan tumbuh dengan rindangnya, ikan terjaga,
danau jauh dari pencemaran. Kami berkeliling di taman menggunakan sepeda yang
disewa. Memang sebenarnya menggunakan sepeda karena taman tersebut sangat luas.
Di dalamnya ada taman kupu-kupu yang menyediakan berbagai macam spesies
kupu-kupu. KBRI Bangkok adalah kunjungan berikutnya, lalu beralih ke Sekolah
Indonesia Bangkok (SIB). Kami sholat jumat di sini. Perbedaan Indonesia dengan
Bangkok adalah disetiap zebra crossada
seorang polisi yang berjaga. Hal ini karena jumlah kendaraan yang melimpah dan
demi keselamatan masyarakat. Jadi, nggak perlu takut deh kalau mau nyebrang.
Dari
Bangkok kami beralih ke Songkla, masih di Thailand kok. Di sana kami hanya
menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan dengan kelompok masing-masing. Acara
di sana ditutup dengan mengunjungi KBRI Sonkla.
Masih
dengan bus, kami melintasi perbatasan Thailand-Malaysia di malam hari. Tujuan
pertama kami adalah Genting Highland, hanya jalan-jalan karena kami tak jadi
masuk ke Snow World. Kami beralih ke Batu Caves. Jumlah tangga di sana adalah
172 tangga. Aku menyusuri tangga bersama teman-teman. Memasuki gua, di dalamnya
terdapat kuil-kuil untuk perbadatan para Budhis. Dari Batu Caves bus beralih
menuju rumah cokelat, kami dijelaskan berbagai macam cokelat serta khasiatnya.
Kami juga diajak untuk mencicipi cokelat yang ada. Rasanya berbeda dengan
cokelat biasanya. Kualitas cokelat tersebut juga bagus karena tak mudah meleleh
dan hancur kecuali jika telah bersentuhan dengan enzim ptyalin. KBRI Kuala lumpur dan Sekolah Indonesia Kuala Lumpur
adalah tujuan selanjutnya. Satu hal yang harus diingat walaupun berada di
negara orang lain, tetapi sekolah Indonesia di negara tetangga tetap memakai
kurikulum di Indonesia yaitu kurikulum 2013. Syarat untuk menjadi murid di sana
adalah orang tua peserta didik diwajibkan memiliki KTP Indonesia, jadi hanya
WNI yang berhak sekolah di sana.
Suria
Bus terus mengitari Malaysia yang berakhir di Johor. Di sana terdapat perbatan
Malaysia-Singapura. Kami melintasi sebuah jembetan panjang yang memisahkan dua
negara tersebut. Kita tahu Singapura adalah The
Fine City, makanya kita harus berhati-hati hidup di negara yang satu ini.
Aku berkunjung di sini bertepatan dengan peringatan 50th Singapura.
Pada tahun ini diadakan Singapura
International Jamboree. Kunjungan pertama adalah Sekolah Indonesia
Singapura. Kami tak bisa mengunjungi KBRI di Singapura karena jarak antara SIS
dengan KBRI sangat jauh. Jika SIS terletak di Singapura Barat, maka KBRI berada
di bagian timur. Maka diutus beberapa orang dari KBRI ke SIS untuk menyambut
kami. Pada awalnya, Singapura adalah negara kecil yang sangat kumuh. Lalu
berkat perjuangan keras dari seluruh penduduk Singapura sehingga negara
tersebut menjadi maju seperti sekarang ini. Rakyatnya hidup dengan berjuta
peraturan yag bagi kita orang Indonesia sangat memuakkan namun inilah
pelajarannya. Karena peraturan ini negara mereka bisa maju seperti sekarang
ini. Tak ada polisi terlihat karena di setiap sudut kota terpasang CCTV yang
memantau setiap gerak-gerik masyarakat. Singapura juga menerapkan wajib militer
bagi seluruh rakyat lelaki yang sehat jasmani dan rohani. Wamil ini diwajibakan
setelah lulus pra-universitas. Kecuali bagi yang mengambil kedokteran, maka
wamilnya setelah lulus universitas. Selanjutnya menuju di Sentosa Island, kami
menikmati tempat itu dengan berfoto ria. Ditutup dengan menonton pertunjukan Wings of Times, pertunjukkan yang
memadukan drama, air, dan cahaya yang sangat indah. Dan ini sangat
menguntungkan bagi Singapura. Hari kami ditutup dengan perpisahan di Merlion,
aku salah satu pelaksana dalam perpisahan yang mengharuka tersebut. Aku diminta
membaca puisi ciptaanku yang membuat suasana menjadi haru.
Inilah
pengalaman yang sangat berkesan olehku. Perjalanan ini
menggunakan bus jadi kami tak tertinggal sedikitpun pemandangan indah yang
dibentangkan Allah dalam setiap perjalanan kami. Dan perjalana ini free,
biayanya ditanggung oleh Kementerian Agama. Harapanku semoga ada ASEAN SCETRO
yang kedua, sehingga semua orang dapat merasakan kebahagiaan yang sama.
No comments:
Post a Comment