Saturday, 30 April 2016

Guruku Milikilah Hari Ini




Oleh : Ali Usman

Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran. (QS.Al-Ashr : 1-3)

Guruku milikilah hari ini!

Hari ini adalah waktu sekarang yang sedang berlangsung membaca tulisan ini. Mari kita ikuti dan rasakan makna setetes embun tulisan ini. Kita yakin dan pasti sudah hafal surat Al-'Ashr di atas. Mari kita mulai guruku. Pada zaman Rasulullah saw, di saat para sahabat berkumpul untuk membicarakan sesuatu, mereka tidak akan berpisah sebelum membaca surat ini. Karena di dalamnya terdapat cara untuk memperoleh kesuksesan dan terlepas dari kerugian. Imam Syafi'i mengatakan: Seandainya manusia mencermati surat ini (Al-Ashr) secara saksama, niscaya surat ini akan mencukupi mereka.


Guruku..

Menurut Ibnu Katsir, Al-Ashr berarti masa yang di dalamnya berbagai aktivitas  anak cucu Adam berlangsung, baik dalam wujud kebaikan maupun keburukan. Imam Malik meriwayatkan dari Zaid bin Aslam: Kata Al-Ashr berarti shalat Ashar. Dan yang populer dipahami adalah pendapat pertama. Dengan demikian, Allah Taala telah bersumpah dengan masa tersebut bahwa manusia itu dalam kerugian, yakni benar-benar merugi dan binasa.

Illal ladziina aamanuu waamilush shaalihaat (Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih). Dengan demikian Allah memberikan pengecualian dari kerugian itu bagi orang-orang yang beriman dengan hati mereka dan mengerjakan amal shalih melalui anggota tubuhnya. Wa tawaa shaubil haqqi (Dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran) yaitu mewujudkan semua bentuk ketaatan  dan meninggalkan semua yang diharamkan. Wa tawaa shaubish shabr (Dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran.) yakni bersabar atas segala macam cobaan, takdir, serta  gangguan yang dilancarkan kepada orang-orang yang menegakkan amar maruf nahi munkar.

Guruku begitu dahsyatnya kandungan surat Al-'Ashr tersebut. Apa kaitannya kandungan surat Al-'Ashr tersebut dengan 'guruku milikilah hari ini'? Tentu sangat erat hubungannya. Hari ini adalah masa yang harus kita isi dengan amal shaleh dan ketaatan untuk mengharapkan ridho Allah semata. Apalagi kita sebagai guru. Sosok yang siap digugu dan ditiru oleh anak didik kita. Figur yang menjadikan Rasulullah Muhammad saw sebagai murabby atau guru agung kita. Idola kita untuk melanjutkan risalah Islam hingga akhir zaman. Jika tidak begitu maka kita akan menjadi guru yang merugi yang tertipu oleh materi dan gaji. Hari ini tak jadi dimiliki karena sibuk dengan wara wiri sertifikasi dan keluh kesah tanpa mencari solusi. Sungguh kesempatan berkarya hari ini lari dan tak kan pernah kembali.

Guruku berkaryalah hari ini!

Jika kita berada di pagi hari, janganlah menunggu sore tiba. Hari  inilah yang akan kita jalani untuk berkarya, bukan hari kemarin yang telah berlalu dengan segala kebaikan dan keburukannya, dan juga bukan esok hari yang belum tentu datang. Hari yang saat ini mataharinya menyinari kita, dan siangnya menyapa kita. Inilah hari kita. Umur kita, mungkin tinggal hari ini. Waktu proses merencanakan pembelajaran terbaik saat ini yang harus dimiliki. Masa melaksanakan pembelajaran yang berkualitas, kreatif dan menyenangkan hanya hari ini, mungkin besok kita sakit, kita ada tugas luar, keluarga sakit, dan sebagainya. Maka, anggaplah masa hidup kita hanya hari ini, atau seakan-akan kita dilahirkan hari ini dan akan  mati hari ini juga. Dengan begitu, hidup kita tidk akan tercabik-cabik di antara gumpalan keresahan, kesedihan dan duka masa lalu dengan bayangan masa depan yang penuh ketidakpastian dan acapkali menakutkan.

Guruku milikilah hari ini!

Pada hari ini pula, sebaiknya kita mencurahkan seluruh perhatian, kepedulian dan kerja keras untuk menunaikan tugas dan kewajiban profesi kita. Dan pada hari inilah, kita harus bertekad mempersembahkan kualitas shalat yang paling khusyu', bacaan al-Qur'an yang sarat tadabbur, dzikir dengan sepenuh hati, keseimbangan dalam segala hal, keindahan dalam akhlak, kerelaan dengan semua yang Allah berikan, perhatian terhadap keadaan sekitar, perhatian terhadap kesehatan jiwa dan raga, perhatian terhadap perkembangan akhlak mulia anak didik kita serta peduli terhadap perbuatan baik terhadap sesama guru dan sesama muslim.

Guruku raihlah ridho-Nya!

Pada hari kita hidup saat inilah sebaiknya kita membagi waktu dengan bijak. Jadikanlah setiap menitnya laksana ribuan tahun dan setiap detiknya laksana ratusan bulan. Tanamlah kebaikan sebanyak-banyaknya pada hari ini. Dan, persembahkanlah sesuatu yang paling indah untuk hari ini. Ber-istighfar-lah atas semua dosa, ingatlah selalu kepada- Nya, bersiap-siaplah untuk sebuah perjalanan menuju alam keabadian, dan nikmatilah hari ini dengan segala kesenangan dan kebahagiaan! Terimalah rezeki, isteri, suami, anak-anak, tugas-tugas, rumah, ilmu, dan jabatan kita hari ini dengan penuh keridhaan. "Maka berpegangteguhlah dengan apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang yang bersyukur" (QS. Al-A'raf: 144).

Guruku berbahagialah hari ini!

Hiduplah hari ini tanpa kesedihan, kegalauan, kemarahan, kedengkian dan kebencian. Jangan lupa, hendaklah kita goreskan pada dinding hati kita satu kalimat (bila perlu kita tulis pula di atas meja kerja kita):  "Harimu adalah hari ini". Kita percaya pada diri sendiri, dengan semangat dan tekad yang kuat  maka akan dapat menundukkan diri untuk berpegang pada prinsip: "Aku hanya akan hidup hari ini". Prinsip inilah yang akan menyibukkan diri kita setiap detik untuk selalu memperbaiki keadaan, mengembangkan semua potensi, dan mensucikan setiap amalan. Dan itu, akan membuat kita berkata dalam hati :

Pertama, "Hanya hari ini aku berkesempatan untuk mengatakan yang baik-baik saja. Tak berucap kotor dan jorok yang menjijikkan, tidak akan pernah mencela, menghardik dan juga membicarakan kejelekan orang lain. Hanya hari ini aku berkesempatan menertibkan rumah dan kantor agar tidak semrawut dan berantakan. Dan karena hanya hari ini saja aku akan hidup, maka aku akan memperhatikan kebersihan tubuhku, kerapian penampilanku, kebaikan tutur kata dan tindak tandukku, keteladananku kepada rekan-rekan kerjaku dan anak-anak didikku karena hanya akan hidup hari ini, maka aku akan berusaha sekuat tenaga untuk taat kepada Rabb, mengerjakan shalat sesempurna mungkin, membekali diri dengan shalat-shalat sunah nafilah, berpegang teguh pada al-Qur'an, mengkaji dan mencatat segala yang bermanfaat."

Kedua, "Aku hanya akan hidup hari ini, karenanya aku akan menanam dalam hatiku semua nilai keutamaan dan mencabut darinya pohon-pohon kejahatan berikut ranting-rantingnya yang berduri, baik sifat takabur, ujub, riya', dan buruk sangka. Hanya hari ini aku akan dapat menghirup udara kehidupan, maka aku akan berbuat baik kepada orang lain dan mengulurkan tangan kepada siapapun. Aku akan menjenguk mereka yang sakit, mengantarkan jenazah, menunjukkan jalan yang benar bagi yang tersesat, apalagi aku seorang guru aku akan didik anak-anakku dengan rasa tanggung jawab yang tinggi, peduli terhadap kebaikan akhlak mereka. Aku akan memberi makan orang  kelaparan, menolong orang yang sedang kesulitan, menyelesaikan masalah anak-anak malas belajar, membantu anak-anak yang dizalimi, meringankan penderitaan orang yang lemah, mengasihi mereka yang menderita, menghormati orang-orang alim, menghargai perbedaan, menyayangi anak kecil, dan berbakti kepada orang tua."

Ketiga, "Aku hanya akan hidup hari ini, maka aku akan mengucapkan, "Wahai masa lalu yang telah berlalu dan selesai, tenggelamlah seperti mataharimu. Aku tak akan pernah menangisi kepergianmu, dan kamu tidak akan pernah melihatku termenung sedetik pun untuk mengingatmu. Kamu telah meninggalkan kami semua, pergi dan tak pernah kembali lagi."

Keempat, "Wahai masa depan, engkau masih dalam kegaiban. Maka, aku tidak akan pernah bermain dengan khayalan dan menjual diri hanya untuk sebuah dugaan. Aku pun tak bakal memburu sesuatu yang belum tentu ada, karena esok hari mungkin tak ada sesuatu. Esok hari adalah sesuatu yang belum diciptakan dan tidak ada satu pun darinya yang dapat disebutkan."

"Guruku milikilah hari ini", adalah ungkapan yang paling indah dalam "kamus kebahagiaan". Kamus bagi kita yang menginginkan kehidupan yang paling indah dan menyenangkan. Kehidupan yang seimbang dalam meraih sukses. Referensi yang ampuh jadikan jiwa kita bersemangat mengisi hari kita dengan ketaatan. Memenuhi relung hati kita dengan kesyukuran dan kesabaran. Menggerakkan jasad kita bergegas mengambil peluang ibadah dan amal shaleh. Semoga setiap hari kita dimudahkan Allah dalam keberkahan masa dan jauh dari kerugian. Amin.

Solo, 28 April 2016


Tulisan yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis  risalah-online, bukan merupakan pernyataan dari risalah-online

No comments:

Post a Comment