Oleh
: Ali Usman
Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam
kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta
saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.
(QS.Al-Ashr : 1-3)
Guruku milikilah hari ini!
Hari ini adalah waktu sekarang yang
sedang berlangsung membaca tulisan ini. Mari kita ikuti dan rasakan makna
setetes embun tulisan ini. Kita yakin dan pasti sudah hafal surat Al-'Ashr di
atas. Mari kita mulai guruku. Pada
zaman Rasulullah saw, di saat para sahabat berkumpul untuk membicarakan
sesuatu, mereka tidak akan berpisah sebelum membaca surat ini. Karena di
dalamnya terdapat cara untuk memperoleh kesuksesan dan terlepas dari kerugian.
Imam Syafi'i mengatakan: Seandainya manusia mencermati surat
ini (Al-Ashr)
secara saksama, niscaya surat ini akan mencukupi mereka.
Guruku..
Menurut Ibnu Katsir, Al-Ashr
berarti masa yang di dalamnya berbagai aktivitas anak cucu Adam berlangsung, baik dalam wujud
kebaikan maupun keburukan. Imam Malik meriwayatkan dari Zaid bin Aslam: Kata
Al-Ashr
berarti shalat Ashar.
Dan yang populer dipahami adalah pendapat pertama. Dengan demikian, Allah Taala
telah bersumpah dengan masa tersebut bahwa manusia itu dalam kerugian, yakni
benar-benar merugi dan binasa.
Illal ladziina aamanuu waamilush
shaalihaat (Kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih).
Dengan demikian Allah memberikan pengecualian dari kerugian itu bagi
orang-orang yang beriman dengan hati mereka dan mengerjakan amal shalih melalui
anggota tubuhnya. Wa tawaa shaubil haqqi (Dan
nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran)
yaitu mewujudkan semua bentuk ketaatan
dan meninggalkan semua yang diharamkan. Wa tawaa shaubish shabr (Dan
nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran.)
yakni bersabar atas segala macam cobaan, takdir, serta gangguan yang dilancarkan kepada orang-orang
yang menegakkan amar maruf nahi munkar.
Guruku begitu dahsyatnya
kandungan surat Al-'Ashr tersebut. Apa kaitannya kandungan surat Al-'Ashr tersebut
dengan 'guruku milikilah hari ini'? Tentu sangat erat hubungannya. Hari ini
adalah masa yang harus kita isi dengan amal shaleh dan ketaatan untuk
mengharapkan ridho Allah semata. Apalagi kita sebagai guru. Sosok yang siap
digugu dan ditiru oleh anak didik kita. Figur yang menjadikan Rasulullah
Muhammad saw sebagai murabby atau guru agung kita. Idola kita untuk melanjutkan
risalah Islam hingga akhir zaman. Jika tidak begitu maka kita akan menjadi guru
yang merugi yang tertipu oleh materi dan gaji. Hari ini tak jadi dimiliki karena
sibuk dengan wara wiri sertifikasi dan keluh kesah tanpa mencari solusi.
Sungguh kesempatan berkarya hari ini lari dan tak kan pernah kembali.
Guruku berkaryalah hari ini!
Jika kita berada di pagi hari, janganlah
menunggu sore tiba. Hari inilah yang
akan kita jalani untuk berkarya, bukan hari kemarin yang telah berlalu dengan
segala kebaikan dan keburukannya, dan juga bukan esok hari yang belum tentu
datang. Hari yang saat ini mataharinya menyinari kita, dan siangnya menyapa kita.
Inilah hari kita. Umur kita, mungkin tinggal hari ini. Waktu proses merencanakan
pembelajaran terbaik saat ini yang harus dimiliki. Masa melaksanakan
pembelajaran yang berkualitas, kreatif dan menyenangkan hanya hari ini, mungkin
besok kita sakit, kita ada tugas luar, keluarga sakit, dan sebagainya. Maka,
anggaplah masa hidup kita hanya hari ini, atau seakan-akan kita dilahirkan hari
ini dan akan mati hari ini juga. Dengan
begitu, hidup kita tidk akan tercabik-cabik di antara gumpalan keresahan,
kesedihan dan duka masa lalu dengan bayangan masa depan yang penuh
ketidakpastian dan acapkali menakutkan.
Guruku milikilah hari ini!
Pada hari ini pula, sebaiknya kita mencurahkan
seluruh perhatian, kepedulian dan kerja keras untuk menunaikan tugas dan
kewajiban profesi kita. Dan pada hari inilah, kita harus bertekad
mempersembahkan kualitas shalat yang paling khusyu', bacaan al-Qur'an yang
sarat tadabbur, dzikir dengan sepenuh hati, keseimbangan dalam segala hal,
keindahan dalam akhlak, kerelaan dengan semua yang Allah berikan, perhatian
terhadap keadaan sekitar, perhatian terhadap kesehatan jiwa dan raga, perhatian
terhadap perkembangan akhlak mulia anak didik kita serta peduli terhadap
perbuatan baik terhadap sesama guru dan sesama muslim.
Guruku raihlah ridho-Nya!
Pada hari kita hidup saat inilah
sebaiknya kita membagi waktu dengan bijak. Jadikanlah setiap menitnya laksana
ribuan tahun dan setiap detiknya laksana ratusan bulan. Tanamlah kebaikan
sebanyak-banyaknya pada hari ini. Dan, persembahkanlah sesuatu yang paling
indah untuk hari ini. Ber-istighfar-lah atas semua dosa, ingatlah selalu
kepada- Nya, bersiap-siaplah untuk sebuah perjalanan menuju alam keabadian, dan
nikmatilah hari ini dengan segala kesenangan dan kebahagiaan! Terimalah rezeki,
isteri, suami, anak-anak, tugas-tugas, rumah, ilmu, dan jabatan kita hari ini dengan
penuh keridhaan. "Maka berpegangteguhlah dengan apa yang Aku berikan
kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang yang bersyukur" (QS.
Al-A'raf: 144).
Guruku berbahagialah hari ini!
Hiduplah hari ini tanpa kesedihan,
kegalauan, kemarahan, kedengkian dan kebencian. Jangan lupa, hendaklah kita
goreskan pada dinding hati kita satu kalimat (bila perlu kita tulis pula di
atas meja kerja kita): "Harimu
adalah hari ini". Kita percaya pada diri sendiri, dengan semangat dan
tekad yang kuat maka akan dapat
menundukkan diri untuk berpegang pada prinsip: "Aku hanya akan hidup
hari ini". Prinsip inilah yang akan menyibukkan diri kita setiap detik
untuk selalu memperbaiki keadaan, mengembangkan semua potensi, dan mensucikan
setiap amalan. Dan itu, akan membuat kita berkata dalam hati :
Pertama, "Hanya hari ini aku
berkesempatan untuk mengatakan yang baik-baik saja. Tak berucap kotor dan jorok
yang menjijikkan, tidak akan pernah mencela, menghardik dan juga membicarakan
kejelekan orang lain. Hanya hari ini aku berkesempatan menertibkan rumah dan
kantor agar tidak semrawut dan berantakan. Dan karena hanya hari ini saja aku
akan hidup, maka aku akan memperhatikan kebersihan tubuhku, kerapian penampilanku,
kebaikan tutur kata dan tindak tandukku, keteladananku kepada rekan-rekan
kerjaku dan anak-anak didikku karena hanya akan hidup hari ini, maka aku akan
berusaha sekuat tenaga untuk taat kepada Rabb, mengerjakan shalat sesempurna
mungkin, membekali diri dengan shalat-shalat sunah nafilah, berpegang teguh
pada al-Qur'an, mengkaji dan mencatat segala yang bermanfaat."
Kedua, "Aku hanya akan hidup hari
ini, karenanya aku akan menanam dalam hatiku semua nilai keutamaan dan mencabut
darinya pohon-pohon kejahatan berikut ranting-rantingnya yang berduri, baik
sifat takabur, ujub, riya', dan buruk sangka. Hanya hari ini aku akan dapat
menghirup udara kehidupan, maka aku akan berbuat baik kepada orang lain dan
mengulurkan tangan kepada siapapun. Aku akan menjenguk mereka yang sakit,
mengantarkan jenazah, menunjukkan jalan yang benar bagi yang tersesat, apalagi
aku seorang guru aku akan didik anak-anakku dengan rasa tanggung jawab yang
tinggi, peduli terhadap kebaikan akhlak mereka. Aku akan memberi makan orang kelaparan, menolong orang yang sedang
kesulitan, menyelesaikan masalah anak-anak malas belajar, membantu anak-anak yang
dizalimi, meringankan penderitaan orang yang lemah, mengasihi mereka yang
menderita, menghormati orang-orang alim, menghargai perbedaan, menyayangi anak
kecil, dan berbakti kepada orang tua."
Ketiga, "Aku hanya akan hidup hari
ini, maka aku akan mengucapkan, "Wahai masa lalu yang telah berlalu dan
selesai, tenggelamlah seperti mataharimu. Aku tak akan pernah menangisi
kepergianmu, dan kamu tidak akan pernah melihatku termenung sedetik pun untuk
mengingatmu. Kamu telah meninggalkan kami semua, pergi dan tak pernah kembali
lagi."
Keempat, "Wahai masa depan, engkau
masih dalam kegaiban. Maka, aku tidak akan pernah bermain dengan khayalan dan
menjual diri hanya untuk sebuah dugaan. Aku pun tak bakal memburu sesuatu yang
belum tentu ada, karena esok hari mungkin tak ada sesuatu. Esok hari adalah
sesuatu yang belum diciptakan dan tidak ada satu pun darinya yang dapat
disebutkan."
"Guruku milikilah hari ini",
adalah ungkapan yang paling indah dalam "kamus kebahagiaan". Kamus bagi
kita yang menginginkan kehidupan yang paling indah dan menyenangkan. Kehidupan
yang seimbang dalam meraih sukses. Referensi yang ampuh jadikan jiwa kita
bersemangat mengisi hari kita dengan ketaatan. Memenuhi relung hati kita dengan
kesyukuran dan kesabaran. Menggerakkan jasad kita bergegas mengambil peluang ibadah
dan amal shaleh. Semoga setiap hari kita dimudahkan Allah dalam keberkahan masa
dan jauh dari kerugian. Amin.
Solo, 28 April 2016
No comments:
Post a Comment