Saturday 31 December 2016

Arti Kehidupan


Oleh Wildatul Fitri 

Apa yang membuat mereka ingin selalu hidup?, bukankah kehidupan di dunia ini hanya singgahan sementara?, apakah hidup ini memiliki arti?, dan apa arti dari kehidupan yang sesungguhnya?.

Kita dapat melihat hidup orang lain begitu nikmat, namun ternyata ia hanya menutupi kekurangannya tanpa berkeluh kesah. Kita melihat kehidupan teman-teman kita tak ada duka dan kepedihan, tidak ada yang tahu ternyata ia hanya pandai menutupi dengan mensyukuri. Kita melihat hidup saudara-saudara kita tenang tanpa ujian, tapi ternyata ia begitu menikmati badai ujian dalam hidupannya. Kita melihat hidup sahabat-sahabat kita begitu sempurna, namun tak terpikir oleh benak kita ternyata ia hanya berbahagia menjadi apa adanya. Kita melihat hidup tetangga-tetangga begitu beruntung, ternyata hal itu lantaran ia selalu tunduk kepada Allah untuk bergantung.
Maka dari itu, tak perlu menghadirkan rasa iri dan dengki terhadap rezeki orang lain. Mungkin kita tidak tau dimana rezeki kita, akan tetapi rezeki kita tau dimana diri kita. Dari lautan biru, bumi dan gunung, Allah telah memerintahkannya menuju kita. Tidak ada keraguan bahwa setiap makhluk yang Allah ciptakan, dari yang paling kecil sampai terbesar, semua sudah dilengkapi rezekinya.
Allah tidak memerintah untuk mencari rezeki karena memang jatah kita sudah disiapkan jauh-jauh hari sebelum kelahiran. Allah yang maha pengasih menjamin rezeki kita sejak sembilan bulan sepuluh hari di dalam kandungan ibu. Cicak yang merayap, makanannya adalah nyamuk yang terbang bebas. Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Amatlah keliru bila berkeyakinan rezeki dimaknai dari hasil bekerja, karena bekerja adalah ibadah, sedangkan rezeki adalah urusan Allah, melainkan kebenaran demi mengkhawatirkan apa yang dijamin-Nya.
Manusia membanting tulang demi angka simpanan gaji yang esok akan ditinggal mati. Kita lupa bahwa hakikat rezeki bukan apa yang tertulis dalam angka, tetapi apa yang telah dinikmatinya. Adakalanya semangat yang payah membuat ikhtiar menjadi goyah. Ilmu yang sedikit membuat ikhtiar kurang menggigit. Amal ibadah yang tidak istiqamah membuat ikhtiar melemah. Jadi, semata-mata bukan persoalan tidak adanya rezeki, melainkan terampil menjemputnya atau tidak.
Hidup bukan tentang siapa yang terbaik, tapi tentang siapa yang mau berbuat baik. Sebelum kita mengeluh tidak punya apa-apa, pikirkanlah tentang mereka yang harus meminta-minta di jalanan. Manusia tidak dituntut untuk terhormat di hadapan manusia, akan tetapi di hadapan Allah. Harta dunia, pangkat, dan jabatan tidak bisa dijadikan tolak ukur kehormatan.
Kita harus berjalan dengan cara yang benar, karena itu kunci meraih kebahagian dunia maupun akhirat. Yang demikian harus kita perjuangkan dalam hidup agar mendapat kemuliaan di sisi Allah. Dekatlah kepada Allah, maka Allah akan menjaga kita. Seperti yang kita ketahui dalam hadist Rasul, “Jika kita mendekat kepada Allah sejengkal, maka Allah akan mendekat kepada kita sehasta. Jika kita mendekat kepada Allah sehasta, maka Allah akan mendekat kepada kita sedepa. Jika kita mendekat kepada Allah dengan berjalan, maka Allah akan mendekati kita dengan berlari.” Apakah ada yang lebih hebat menjaga kita di dunia ini selain Allah?
Hidup itu penuh dengan hal-hal dan orang-orang yang tidak sempurna. Hidup adalah anugerah yang diberikan Tuhan kepada kita. Selayaknya kita bersyukur dan menerima kesalahan orang lain dan memilih merayakan perbedaan. Hidup terlalu pendek untuk diisi dengan penyesalan dan kebencian. Penyesalan dan kebencian hanyalah hal yang sangat sia-sia.
Cintai mereka yang memperlakukanmu dengan baik, dan sayangilah yang lainnya, karena yang indah hanyalah sementara, yang abadi adalah kenangan, yang ikhlas hanyalah dari hati, yang tulus hanya sanubari. Tidak mudah mencari yang hilang, tidak mudah mengejar impian, namun yang lebih susah ialah mempertahankan yang sudah ada, karna walaupun tergenggam bisa terlepas juga. Ingatlah pada pepatah “Jika kamu tidak memiliki apa yang kamu sukai, maka sukailah apa yang kamu miliki saat ini”. Belajar menerima apa adanya dan berfikir positif. Rumah mewah bagaikan istana, harta benda yang tak terhitung nilainya, dan jabatan yang luar biasa, namun ketika nafas terakhir tiba, sebatang jarum pun tak bisa dimiliki.
Apa lagi yang mau diperebutkan? Apalagi yang mau disombongkan?. Jalanilah hidup ini dengan keinsafan nurani. Jangan terlalu perhitungan. Jangan hanya mau menang sendiri. Jangan suka sakiti sesama. Belajarlah untuk selalu berlapang dada dan mengalah untuk menang. Tiada hari tanpa kasih sayang. Belajarlah lepaskan beban hidup dengan cerita. Tak ada yang tak bisa diikhlaskan. Tak ada sakit hati yang tak bisa dimaafkan. Tak ada dendam yang tak bisa dihapuskan.

Setiap detik hidup ini adalah berkah dari Allah, tak ada satupun hal jelek yang dikaruniakan-NYA, tapi sudahkah kita bersyukur?. Jika hidup bukanlah suatu tujuan melainkan perjalanan, maka nimkatilah..! Satu hal yang membuat kita bahagia adalah cinta. Satu hal yang membuat kita dewasa adalah masalah. Satu hal yang membuat kita hancur adalah putus asa. Satu hal yang membuat kita maju adalah usaha. Satu hal yang membuat kita kuat adalah do’a. Tetaplah belajar dan menjadi diri sendiri. Yakinlah itu adalah kehendak yang kuasa.

No comments:

Post a Comment