Thursday 19 January 2017

Memberi hadiah pada anak


Reza Pratomo

Seperti apa hadiah sebaiknya diberikan pada anak?

Jika anda memahami bahwa tangki cinta yang dominan anak anda adalah hadiah, maka untuk membuat ‘baterai’ mereka tetap penuh, mereka membutuhkan hadiah untuk menjadikan mereka merasa tetap disayangi. Dan tugas kita sebagai orang tua adalah mengisi tangki cinta tersebut.


Namun sebelum hadiah bisa diberikan kepada anak, orang tua dan anak harus saling memahami, beberapa hal yang menjadi tanggung jawab masing-masing. Tidak seluruh hal dapat dijadikan sebagai hadiah, namun juga kita sebagai orang tua dapat menjadikan anak kita merasa dicintai orang tuanya dengan menjadikan hadiah sebagai penguatan rasa cinta orang tua dengan anak.


Hal-hal yang merupakan tanggung jawab bagi orang tua adalah menyediakan tempat tinggal dan kebutuhan anak, dan anak juga sejak dini mulai diajarkan arti tanggung jawab dan peran serta mereka di dalam rumah tangga. Untuk hal yang bersifat tanggung jawab, maka tidak perlu ada hadiah jika seorang anak berhasil menyelesaikan tanggung jawab tersebut, seperti belajar, mengerjakan pekerjaan rumah dan beberapa hal lain yang disepakati antara orang tua dengan anak.

Jika orang tua merasa sudah watunya memberi hadiah pada anak, maka berikut ini beberapa hal yang sebaiknya anda pertimbangkan sebelum memberikan hadiah kepada mereka

1.      Memberi hadiah atas perilaku baiknya bukan prestasinya.
Prestasi akademik dapat dikategorikan sebagai tanggung jawab anak dalam rumah tangga, namun yang sering terjadi adalah disaat kita lalai dalam memberikan penghargaan atas kebaikan yang dilakukannya. Hal ini penting, karena pengakuan atas kebaikan yang dilakukannya dapat membantu ia untuk senang melakukan hal tersebut. Dan jika hal itu dilakukannya secara berkelanjutan, bukankah hal tersebut dapat menjadi karakternya?

Pada awalnya mungkin kita sebagai orang tua harus menyuruh anak untuk berbuat baik, namun disaat mereka sudah mulai melakukan hal tersebut, maka mulailah memberikan reward disaat mereka malukannya tanpa disuruh.

Sebagai contoh, berikan tanda bintang jika dia mau membantu adiknya membersihkan mainannya. Anggap itu sebagai sebuah kebaikan yang dinilai oleh orang tua. Setelah dia mampu mengumpulkan 20 tanda bintang, maka dia berhak mendapatkan hadiah yang diharapkannya. Tentunya disertai kata-kata pendukung yang membesarkan hatinya.

2.      Memberi hadiah yang bermanfaat
Beberapa jenis hadiah seringkali menjadikan anak mengalami penurunan produktifitas dlam keseharian mereka, seperti video game, gadget atau beberapa hal lain yang menjadikan anak kecanduan dengan barang-barang tersebut.

Dalam hal ini dituntut kejelian orang tua untuk memastikan barang tersebut tidak menjadikan mereka mengabaikan tugas dan tanggung jawab. Jika menurut orang tua hadiah tersebut akan menjadikan mereka tidak melaksanakan tugasnya, maka akan lebih baik jika tidak diberikan pada anak.

Namun jika menurut orang tua mereka akan mampu untuk tetap melaksanakan tanggung jawabnya, maka tidak ada salahnya untuk diberikan hadiah tersebut pada anak. Tentunya dengan konsekuensi penggunaan yang terbatas, atau anak tetap harus melaksanakan tanggung jawabnya dalam keluarga.

3.      Waktu yang berkualitas juga bisa jadi hadiah
Jika orang tua sibuk dan rutinitas harian mereka menjadikan waktu berkualitas dengan anak berkurang, maka kadang kala sebuah aktifitas yang mengasyikkan yang dilakukan hanya berdua antara ayah dengan putrinya, atau kedua orang tua dengan anaknya adalah hadiah. Terutama oleh anak yang memiliki tangki cinta dominan waktu yang berkualitas.

Ibu yang meluangkan waktu untuk memasak berdua saja dengan putrinya, atau ayah yang mengajak anak untuk menonton pertandingan olah raga favorit putranya dapat menjadikan hal tersebut sebagai hadiah bagi mereka. Dan hal ini dapat menjadi sangat berkesan bagi mereka.

4.      Hadiah bukan suap
Yang terakhir yang harus dipahami orang tua adalah hadiah bukan merupakan suap. Jadi, jika kta sebagai orang tua memberikan hadiah kepada anak, pastikan hadiah tersebut adalah sesuatu yang berguna bagi anak dan bukan imbalan atas tanggung jawab mereka.

Hal ini penting untuk diapahami bersama antara orang tua dan anak, karena seharusnya hadiah itu merupakan benuk pengikat atau penguat kedekatan emosional antara orang tua dengan anaknya. Sehingga barang yang diberikan kepada anak memilik niali lebih dari sekedar barang yang bisa mereka manfaatkan.

Jadi, marilah kita sebagai orang tua, sama-sama bijak dalam memberikan hadiah bagi anak-anak kita. Sehingga hadiah tersebut mampu membuat karakter mereka menjadi lebih baik.





Tulisan yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis  risalah-online, bukan merupakan pernyataan dari risalah-online

No comments:

Post a Comment