Monday 30 January 2017

Pelajar Untuk Indonesia


Al Hafidh Ramadhan

Aku tak tahu apa yang kalian fikirkan tentang negeriku. Indonesia adalah tanah kelahiranku, tempatku dibesarkan, tempatku berdiri sekarang, ayahku berkebangsaan indonesia, ibuku berkebangsaan indonesia, begitu pula aku.


Ketika kau menyebut Amerika, aku membayangkan jejeran gedung pencakar langit, dan Las Vegas sebagai pusat perjudian dan hiburan malam. Ketika kau mengatakan Jepang aku memikirkan bunga sakura, anime, dan Sushi. Ketika kau berkata Vatikan, aku membayangkan paus agama kristiani, serta betapa kecilnya negara dengara tersebut. Ketika kau bertanya Indonesia? Entahlah.

Sebagian orang mungkin berkata indonesia adalah negara dengan hutan terluas di dunia zamrud khatulistiwa, paru paru dunia, dan lain sebagainya. Namun menurutku tidak, dulu mungkin iya, tapi, sekarang?. Kau dapat mendengarnya sendiri, baik di televisi, internet, maupun surat kabar, berita berita tentang penebagan hutan secara liar, pembakaran hutan, polusi udara, masih pantaskah gelar tersebut disandingkan terhadap nama indonesia?, kurasa tidak.

Sebagian lainnya mungkin berfikir bahwa indonesia adalah negara dengan spesies flora dan fauna terbanyak di dunia, berbagai macam hewan dan tumbuhan tersebar dari sabang sampai merauke. Apakah jumlah itu masih sama, setelah gencarnya perburuan liar, penyempitan habitat, serta berbagai macam seleksi alam lainnya. Apakah populasi itu masih sama?.     

Mungkin ada pula yang mengatakan indonesia itu adalah negara yang rukun, walau berbeda beda suku, agama, ras, warna kulit. Sesuai dengan semboyan negara kita Bhineka Tunggal Ika  yang artinya berbeda beda tapi tetap satu, kabar lama tentang tragedi poso, dan lepasnya timor timor dari indonesia, menyadarkan kita bahwa sepertinya lagi lagi pendapat ini salah.

Sisanya? Kurasa sisanya sama sepertiku, tak tau apa yang khas di negri ini, sesuatu yang hanya bisa kau dapatkan di indonesia, sesuatu yang patut dibanggakan, orang orang di golongan ini hanya belajar, bekerja, menetap,tinggal, dan berkewarganegaraan indonesia, tapi mereka tak mengenal siapa indonesia itu sendiri.

Dalam berbagai hal, Indonesia telah kehilangan ciri khas dirinya, ciri khas yang mulai luntur seiring berjalannya waktu, perkembangan zaman, serta efek globalisasi. Budaya barat mulai bercampur dengan kebiasaan serta tata krama budaya timur, meurunnya moralitas dan keramahtamahan rakyat indonesia  itulah yang dapat kita rasakan saat ini.

Apakah kita harus menghadirkan kembali ciri khas indonesia?, apa yang orang fikirkan tentang indonesia?, seluruhnya?, seolah memutar waktu kembali beberapa dekade?, Kurasa tidak. Indonesia memang harus banyak berbenah, Namun tak semua harus dikembalikan, masih ada beberapa hal yang harus masih dipertahankan.

Meski aku hanya seorang siswa dan dapat dikatakan aku belum melakukan sesuatu untuk indonesia. tapi, aku memiliki harapan untuk negri ini, harapan yang mungkin suatu saat akan berguna untuk menemukan jati diri negeri, harapan yang mungkin akan menjadi mimpi setiap orang untuk indonesia, namun, sekali lagi, ini hanya mungkin, dan dalam essay ini aku menyebut negeri harapanku dengan nama negeri impian.

Untuk mewujudkan negeri impianku di indonesia, tentu indonesia harus berbenah sedemikian rupa, melakukan operasi besar besaran dari sebagian besar aspek kehidupan, mulai dari segi pendidikan hingga lingkungan hidup. Baik pemerintah, maupun rakyatnya.

Satu satunya hal yang ingin kunbenahi dari indonesia yaitu aspek pendidikannya, mengapa?, karna  pendidikan merupakan awal dari segalanya, dan sebagai pelajar, pendidikan merupakan hal terdekat dalam kehidupanku.

Jujur, menurutku kehidupan sekolah itu sangat membosankan, kita hadir di pagi hari, berbaris di lapangan, mengadakan upacara, masuk kelas, mendengarkan guru menerangkan pelajaran, hingga jam pelajaran berakhir, dan itu terjadi setiap hari selama 12 tahun.bukankah itu membosankan?.

Apa sebenarnya tujuan dari belajar itu sendiri?. Bukankah belajar itu diperlukan untuk mendapat nilai, masuk perguruan tinggi, dapat pekerjaan, dan punya penghasilan?. Untuk mendapat uang saja telah dihabiskan waktu belasan atau bahkan puluhan tahun, jika jatah umur seseorang hanya belasan tahun?, tak bisakah waktu tersebut dipotong?.

Menurut saya, akan lebih efektif jika seorang siswa hanya mempelajari hal hal yang menjadi passion atau tujuan hidupnya, dengan begitu, masa SMA dapat di persingkat, dan siswa tak perlu mengemban hal hal yang tak perlu diemban, selain itu hal ini dapat membantu siswa untuk lebih dekat dengan impiannya.

Selain itu, Hal lain yang harus dibenahi adalah metodenya, metode pembelajaran yang monoton dan berulang ulang merupakan penyebab malasnya siswa dalam belajar. Jadi, untuk meningkatkan minat siswa dalam belajar, seorang guru harus memiliki trik trik khusus untuk menarik minat siswa dalam belajar.

Satu hal lagi yang sangat di butuhkan yaitu pendidikan moral dan agama, sia sia rasanya, bila seorang siswa yang baik dalam hal akademik tak memiliki moral sebagai pelajar yang baik, dan dengan pendidikan moral, seorang siswa dapat memahami bahwa indonesia membutuhkan pertolongannya untuk membangun negeri impian yang berkualitas, dan mengabdikan dirinya untuk indonesia.


Dengan majunya aspek pendidikan ini, maka, secara otomatis aspek aspek lain akan ikut maju secara otomatis, karna suatu saat kelak seorang pelajarlah yang menggantikan kepemimpinan negeri ini dalam segala bidang, jika setiap siswanya berkualitas dan bermutu, maka segala aspek di indonesia ini juga akan berkualitas dan bermutu.

No comments:

Post a Comment