Saturday 7 January 2017

Membangun Daya Resiliensi pada Anak (bag. 1)



Reza Pratomo

Resiliensi adalah sebuah kemampuan sesorang untuk bangkit kembali dengan cepat disaat ia menghadapi keadaan yang sulit. Tidaklah mengherankan jika kemampuan ini dimiliki oleh sebagian besar rang-orang sukses di seluruh dunia.


Namun bagaimana dengan anak kita? Sudahkah ia memiliki kemampuan ini untuk bertahan dan bangkit kembali dalam menghadapi tantangan dunia saat ini?

Berikut ini beberapa tips yang dibagikan oleh mantan instruktur pasukan elit angkatan laut AS, Navy Seals, yang bernama Eric Greitens kepada penulis buku How to Raise a Seccessful Kids : Bill Murphy Jr, yang bisa didapatkan disini.

Memberikan contoh yang luar biasa
Program perbaikan dari dalam diri sendiri atau yang biasa dikenal dengan self improvement program membutuhkan contoh komitmen yang dilakukan oleh orang tua. Jika anda sebagai orang tua tidak mampu menujukkan seperti apa itu komitmen, maka mereka juga tidak mampu belajar tentang arti komitmen dan tanggung jawab.

Anak belajar lebih banyak dari apa yang mereka lihat daripada apa yang mereka dengar, jadi kta sebagai orang tua sebaiknya mulai membiasakan perbuatan sehari-hari yang baik yang akan dicontoh oleh anak kita. Sebagai contoh adalah disaat kita memaksa mereka untuk melakukan sesuatu yang kita sendiri tidak lakukan seperti membiasakan membaca Qur’an, maka anak juga akan tidak akan terbiasa untuk melakukannya. Jadi lakukan dulu apa yag kita harapkan pada anak kita sebelum kita mulai mengaja mereka untuk melakukannya.

Bertanggung jawab
Seorang anak harus amou bertanggung jawab atas segala hal yang mampu di kontrol olehnya, dia mampu memebedakan apa hal yang masih bisa dia atasi dengan hal yang sudah diluar jangkauannya. Dan dua hal tersebut kan sangat berbeda.

Anak yang biasa bertanggung jawab, tidak mudah untuk terlalu cepat menyalahkan seseorang ataupun lingkungan, karena dia tahu sampai dimana batas tanggung jawab atas dirinya.

Mampu berbagi
Seorang anak yang sadar bahwa mereka hidup berdampingan dengan orang lain, dan mereka tahu bahwa mereka selalu perlu untuk saling berbagi, akan membuat seorang anak mampu membangun rasa empati dalam dirinya.

Jika rasa empati ini sudah terbangun dalam dirinya, dia akan menjadi orang yang merasa mampu untuk membuat lingkungannya menjadi lebih baik. Tentu saja dengan bantun orang di sekitarnya.

Mampu bersyukur
Seorang anak yang terbiasa bersyukur kelak akan menjadi seseorang yang lebih sukses di masa depan. Hal ini disebabkan ia biasa terbiasa untuk menghargai apa yang telah diberikan oleh orang disekitarnya, dan hal ini akan meningkatkan kapasitasnya sebagai seorang pemimpin yang baik.

Sebelum kita menanamkan kemampuan ini pada anak kita, marilah kita tanyakan hal yang sama pada diri kita sendiri dahulu ; Jika kita merasa hari kita cukup buruk, mungkinkah ada orang lain yang mungkin keadaannya tidak lebih baik dari kita? Dibandingkan kekurangan kita di hari itu. Akan jauh lebih banyak hal yang seharsnya kita syukuri atas apa yang diberikan oleh Allah pada kita.

Biarkan mereka memecahkan masalahnya sendiri
Orang tua yang baik tentu saja tidak akan membiarkan anaknya terjatuh semakin dalam atas apa masalah yang menimpanya. Namun terkadang anak akan belajar lebih banyak disaat mereka mampu beajar memecahkan masalahnya secara mandiri. Mereka akan lebih percaya akan dirinya sendiri sebelum akhirnya mereka datang pada orang tuanya, meminta bantuan atas masalah yang merka hadapi saat itu.

Anak harus sadar bahwa orang tua mereka ada di dekat meraka, dan anak tahu bahwa orang tua bisa diandalkan untuk pemecahan masalah mereka, namun alih-alih meminta bantuan orang tuanya, mereka akan berusaha semampunya untuk memecahkan masalah tersebut sebelum datang pada orang tuanya.



Tulisan yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis  risalah-online, bukan merupakan pernyataan dari risalah-online

No comments:

Post a Comment