Oleh : Devilla Indrayenti
Ku
sebut ia ksatria anggun, karena semua aktivitasnya dari sebelum orang sekitarnya
terbangun, sampai ia tidur paling akhir ketika semuanya sudah tertidur. Anggun
memang karena mereka perempuan bukan laki-laki.
Pagi itu pukul 04.00 wib, hampir
semua orang terlelap hebatnya, menurut penelitian bahwa tepat jam 04.00 pagi
adalah waktu ter-enak untuk tidur. Makanya jarang orang-orang terbangun di
waktu itu. Bahkan preman-preman di kampung-kampung sengaja pada jam segitulah
ia beraksi untuk maling. Dan Allah yang maha pengasih, pada jam segitu
menurunkan tanganNya ke bumi untuk menjawab do’a hamba-hamba yang terjaga dan
bermunajat kepada Nya. Ujian memang, tidak sembarang orang yang bisa terjaga,
bagi yang bisa pun tidak rutin setiap hari ia terbangun, karena terlalu lelah
aktivitas siangnya.
Ksatria
anggun, begitulah saya menyebutnya. Dan saya berada ditengah-tengah kumpulan
mereka. Setiap hari adalah pembelajaran bagi saya terhadap apa-apa yang menjadi
rutinitas mereka. Dahsyat memang, banyak tuntutan yang harus mereka penuhi
setiap hari nya.
Tuntutan
sekolah, pengasuhan, dan organisasi. Saat ini saya berada di sebuah rumah
peradaban yang penuh berkah, dimana tempat bermukimnya para ksatria anggun dan
ksatria hebat. Banyak impian dan harapan para perancang rumah peradaban ini.
Adakalanya mereka para perancang peradaban lebih mudah meneteskan air mata
ketimbang tertawa, siang malam memikirkan kemajuan rumah peradaban ini
ketimbang keperluan pribadi dan keluarga, sangat dahsyat!! Betapa tidak ?? Mereka
mendahulukan kepentingan umat dari pada kepentingan mereka sendiri, apalagi
mereka punya Tuhan yang tidak bisa dikatakan lagi Maha Pemurah nya, sempurnalah.
Hal itu menambah poin kagum saya, semoga Allah berkahi mereka.
Kembali lagi pada para ksatria anggun, kita bayangkan
para remaja-remaja di zaman modernisasi seperti ini. Tidak kalah banyak para
pelajar yang akhlaknya tidak seperti para pembelajar, bahkan lebih parah.
Nongkrong sana sini , mengganggu masyarakat, melakukan pencemaran dan lain lain. Sungguh miris saya menyebutnya, tapi
Alhamdulillah ditengah-tengah itu masih banyak orang-orang yang sadar akan tujuan
dirinya diciptakan Tuhan. Masih banyak yang bersemangat bertauhid, bersemangat
mengejar cita, dan bersemangat menjadi generasi Rabbani. Merekalah para ksatria
anggun, kau lah para pelanjut peradaban agama ini, jika bukan kau siapa lagi
yang akan menyelamatkan bangsa ini.
Maka tetaplah bersemangat, jangan biarkan orang lain
yang tidak bertanggung jawab merubah hidupmu. Tetaplah engkau anggun namun
dibalik itu hatimu bak ksatria, secara diam-diam kau kerahkan tenagamu
untuk menyelamatkan bangsa ini. Tetaplah pada amalan rahasiamu. Meski
keistiqomahan susah dicari, mungkin kau merasa bahwa adakalanya engkau lemah,
itu biasa. Jadikanlah itu nikmat bahwa kau akan meloncat lebih tinggi
Jadilah
engkau kelak para penakluk hati umat ini, karena jiwa tak bisa takluk dengan
hujjah, nafsu pun sulit tunduk dengan argumentasi, tapi ketika hati telah
tersentuh oleh keindahan pesona akhlak, maka ia akan mencari jalannya sendiri
untuk segera menginsyafi kebenaran (Ridho, 2015)
image source
Opini yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis risalah-online, bukan merupakan pernyataan dari risalah-online
No comments:
Post a Comment