Thursday 29 October 2015

Sebuah Harapan


Oleh : Asmarnita, S.PdI

Indahnya kehidupan masih ku rasa beberapa tahun yang lalu.saat senyuman bangga masih ku sunggingkan atas gelar ku sebagai Warga Negara Indonesia. Bagaimana juga bangganya aku saat gelar WNI itu mengantarkanku berkarya di Benua Biru Eropa. Namun semua kini bagai hanya mimpi semata. Kenangan kehidupanku di Negeri khatulistiwa. Huh... sudahlah ! kurasa mungkin semua sudah waktunya...
“Hooaam...” Huff... lepas penatku sehari kemaren berkat tidur 8 jamku pada kasur empuk yang telah lama setia diruangan bujur sangkar ini. Kini jam telah menunjukkan pukul 06:00 wib pagi. Dan itu artinya aku harus segera menjalankan rutinitas pagiku. Olahraga pagi, hal ini terbiasa ku lakukan saat beberapa tahun yang lalu sebelum keberangkatanku ke  negeri kincir , Amsterdam. Dengan tidak membutuhkan waktu lama aku telah siap dengan pakaian olahraga lengkap. Aku melangkah keluar rumah. Aku berencana pergi bersama sepupuku. Tapi dia menolak dengan alasan “MALAS”. Haduh ! kuputuskan pergi seorang diri. Baru beberapa detik ku langkahkan kaki menuju pekarangan, udara segar yang biasa ku hirup, kini tak tercium lagi. Hanya kepulan asap hitam hasil polusi pabrik yang tercium. Sungguh jauh berbeda dengan Indonesia yang dulu ku kenal. Hijaunya pepohonan yang dulu senantiasa sejukkan kekeringan kini juga telah tertindas hanya karna deretan-deretan bangunan yang pada akhirnya menjadi perusak alam. Kemana alam Indonesia yang dulu ada? Mengapa semua sirna termakan waktu?
Ingin rasanya kembali menuju masa itu lagi. Masa dimana aku masih hidup dengan hembusan oksigen kehidupan. Mengapa kini hanya gumpalan asap hitam yang selalu menemani tiap lagkahku? Janji-janji pemerintah yang dulu ada juga lenyap entah kemana? Mengapa semua berevolusi sangat cepat jika masih ada harapan, ku akan memohon pada tuhan demi kembali sejahteranya indonesiaku! Rinduku akan semua yang dulu terjadi. Hijaunya alam, rindangnya pepohonan kini hany bagai negeri hampa yang tak ada apa-apanya. Tuhan... ku mohon kemabalikan segalanya!
Kekayaan yang dulu berlimpah, kini mengapa hilang tanpa jejak? Hanya karena akibat tamaknya MEREKA, menjabat yang mungkin tak berhati! Jika boleh ku utarakan sebuah harapan... ku ingin semua yang dulu melekat pada Indonesia! Bukan begini! Bukan Indonesia yang tanpa hijaunya alam. Bukan juga Indonesia yang hanya dihiasi oleh gedung-gedung tinggi yang merusak alam. Ku rindu terpaan angin hasil pohon-pohon yang dulu selalu ada ditiap jalanan. Kini mengapa semua hilang? Angin segar yang dulu ku rasa, kembalilah berhembus! Meski hanya sebatas selingan dipanasnya mentari. Terik mentari seolah tak berarti dikelamnya Indonesia kini! Indonesia yang dulu ada, tanpa kehampaan dan kesengsaraan. Tanpa kata rintih, keluh resah, terdengar pada tiap mulut insan! Ku ingin kembali bangga menyandang gelar WNI yang telah membuatku berjaya! Yang membuatku berkiprah di eropa sana! Kembalilah Indonesiaku!


Image Source


Opini yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis  risalah-online, bukan merupakan pernyataan dari risalah-online

No comments:

Post a Comment