Wednesday, 14 October 2015

Virus Pertama Pikiran adalah DOSA




Oleh : Dewi Sartika 
Kenalkah kita dengan master virus yang sering menggrogoti pikiran dan kalbu kita setiap hari?, sadarkah kita sebenarnya dia adalah sesuatu yang mesti kita enyahkan dari dalam diri kita?
, ituah dia sang master virus sejati yang bernama “DOSA”.
Tanpa kita sadari sesuatu yang datang mengganggu pikiran, ketika itu terjadi, kita langsung terpakur, terhentak, lalu berkata: “apa yang sudah terjadi pada diriku, kenapa aku tidak bahagia??”. Menjawab pertanyaan ini semestinya kita ingat percakapan yang terjadi antara sahabat dengan Rasulullah berikut ini: Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW:  Apakah iman itu?  Beliau menjawab:  Ketika perbuatan baik menjadi sumber kebahagiaan bagimu dan perbuatan jahat menjadi sumber kejijikan bagimu, maka engkau mukmin.  Laki-laki itu lalu melanjutkan pertanyaannya pada Rasulullah SAW:  Apakah dosa itu?  lalu beliau menjawab:  Ketika sesuatu mengganggu nuranimu, maka hentikanlah.  (HR. Ahmad).
Sebut saja dosa remeh yang sering kita lakukan, telat shalat lima waktu, nonton televisi dengan siaran-siaran yang jauh dari nilai islami, menyaksikan show-show yang mengumbar nafsu syahwat (seperti konser, dangdutan, tarian, pesta dansa, dan lain sebagainya). Hal ini sering kita abaikan dan menganggapnya biasa, padahal perbuatan demikian dapat menguras iman kita yang kemudian membuat krisis iman dalam hati sanubari kita yang keranjingan melakukannya.
Namun, sadarilah wahai saudaraku seiman, kita belum terlambat untuk memuhasabahi (intropeksi diri) diri kita dari sekarang, dan kembali memperbaharui niat untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari, dengan mengisinya dengan amal shaleh, mudah-mudahan Allah Swt terima tobat kita, dan menghapuskan segala perbuatan salah dan dosa kita, dan kita kembali terlahir sebagai insan yang fitrah, yang dapat menjadi muara kebahagiaan tanpa akhir dalam kehidupan ini, benar firman-Nya dalam al-Qur’an: “bahwa hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang” (Q.S. 13:28).
Berikut ini Said Nursi, seorang pemikir dan ahli sufi di Abad XX dalam bukunya yang berjudul “Menikmati Takdir Langit” memberikan wejangan kepada kita bahwa salah satu tanda pelaku dosa itu adalah ia merasa malu jika perbuatannya tersebut diketahui oleh orang. Oleh sebab itu, jika salah satu tanda ini ada dalam diri kita, coba kita renungi perbuatan apa yang sudah kita lakukan dan perbuat, kalau benar itu adalah perbuatan yang dilarang oleh agama, maka segeralah kita bertaubat dengan mengawalinya dengan mengucapkan “istghfar” dan berjanji tidak akan mengulanginya kembali. Semoga dengan taubat kita tesebut dapat mendatangkan kebahagiaan hakiki dalam hati sanubari kita, tentunya hal demikian tidak dapat digantikan dengan sesuatu hal apapun.
            Saya, anda, dan kita semua adalah insan yang fitrah, oleh sebab itu wajar jika hati kita gelisah, pikiran kita kacau, dan fisik/badan kita terasa lemas jika terus-menerus melakukan perbuatan dosa. Saya mengajak dan menghibau kita semua agar dapat bersama-sama memerangi pasukan nafsu yang merajalela tanpa ampun, terus menggrogoti hati kita dengan merayu, membujuk, dan menghasutnya agar terus dan terus melakukan sesuatu yang dibenci oleh-Nya, sehingga akhirnya kita mendapat laknat dari Allah Swt.
            Tentu kita tidak mau berakhir tragis seperti itu. Oleh karena itu, mulai saat ini kita bertekad untuk memulainya dari sekarang, detik ini, dan saat ini, tanpa terlewat satu detikpun kecuali dengan kebaikan-kebaikan yang berhasil kita lakukan. Semua itu tentunya semata mengharapkan ridha Allah dan menjadi bekal untuk kehidupan yang abadi yakni “yaumul akhir” kelak.



Opini yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis  risalah-online, bukan merupakan pernyataan dari risalah-online

No comments:

Post a Comment