Oleh : Asmarnita, S.PdI
Tak bisa dipungkari,
kebersihan itu adalah modal penting untuk menjaga kesehatan. Kesehatan apa
saja, kesehatan tubuh, kesehatan lingkungan bahkan kesehatan batin. Pemandangan
yang kotor dan bau yang acak-acakan, pasti orang segera ingin meninggalkan tempat
tersebut.
Untuk menjaga
kebersihan, belum disadari betul oleh masyarakat. Coba hitung berapa banyak
orang yang kurang sehat lantaran tidak bisa menjaga kebersihan tubuhnya, tidak
dapat memelihara lingkungan rumah dan lingkungan masyarakat. Berapa kerugian
yang diderita akibat tangan manusia yang tak peduli terhadap lingkungan, karena
buang sampah sembarangan, pembakaran liar, pembakaran lahan yang berdampak pada
kabut asap yang merambah kemana-mana.
Karena
masyarakat tak peduli dengan sampah, banjir begitu mudah menjalar dikala musim
hujan. Sekarang, kabut asap di riau begitu luar biasa.
Menjaga
kebersihan dengan membuang sampah pada tempatnya, misalnya, dianggap hal remeh
temeh, padahal inilah cikal bakal yang menentukan kedepannya, akan bisa
menyelamatkan atau sebaliknya membahayakan diri sendiri maupun lingkungan
sekitar.
Jika orang sadar
bahwa menjaga kebersihan (baik tubuh maupun alam) maka sama juga menjaga
kesehatan diri sendiri. Sebab bersih berarti menjauhkan dari penyakit dan
menjauhkan diri dari malapetaka.
Allah menganjurkan untuk senantiasa bebersih kepada hamba-Nya,
sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah : 222 :
Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang
mensucikan diri.”
Ini yang
menjadikan kebersihan sebagai ajaran dalam agama begitu vital. Oleh sebab itu,
tak berlebihan kiranya apabila kebersihan merupakan pintu awal untuk membangun
kesehatan. Apabila orang ingin sehat, maka langkah pokoknya adalah menjaga
kebersihan. Contohnya kita senantiasa menjaga kerapihan dan kebersihan tubuh
maupun pakaian yang dikenakan meskipun sederhana.
Tentu jika kebersihhan yang kecil sudah tertanam dalam diri kita,
kebiasaan besar dengan menjaga kebersihan lingkungan akan dapat menghindarkan
diri dari datangnya bencana.image source
Opini yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis risalah-online, bukan merupakan pernyataan dari risalah-online
No comments:
Post a Comment