(oleh:
Wilda & Alya)
Bebaskan Hatimu dari Kebencian
Kita pasti sering sakit hati sama
orang, kan? Entah karena diejekin kuper, udik, kamseupay, dituduh yang
enggak-enggak, diremehin, dsb. Karna sakit hati, kita pasti bakal benci banget
ama tu orang. Ingin banget ngebales kejahatan mereka.
Pada akhirnya apa? Kita sibuk
memendam kebencian di hati kita. Kalau ketemu sama mereka, kita langsung
malingin muka, terus ngedumel sendiri. Kalau kita ngedenger kebaikan tentang
mereka, kita mati-matian ngebantah. Kalau adaaaa aja tu orang di mana-mana,
kita bakal hengkang sejauh-jauhnya!
Sadarkah kalian?
Ternyata kebencian itu, telah
merenggut kebahagiaan kita. Yang seharusnya
kita bisa tersenyum menatap teman-teman, tapi kita malah ngomel-ngomel sendiri karena
kebencian kita itu. Yang seharusnya kita bisa ikut
senang mendengar kebaikan teman-teman kita, kita malah dibuat pusing ngedengernya.
Kebahagian kita telah tercuri!!
Padahal, sebenarnya hati kitalah
yang menentukan semuanya. Apakah kita mengizinkan hati itu untuk membenci? Atau
mencoba memaafkan semuanya? Kita
tidak akan membenci atau sakit hati jika saja hati kita tidak mengizinkan untuk itu.
So, kalau kita mau keep happy...
Bebaskan hatimu dari kebencian!
Bebaskan
Pikiranmu Dari Kecemasan
Seringkali dalam menentukan
pilihan, kita cenderung merasa cemas dengan
apa yang kita pilih. Cemas kalau ternyata pilihan itu salah, cemas kalau nanti pilihan itu malah membawa
kita kepada kegagalan, dll. Sementara,
mau gak mau, kita harus menentukan pilihan tersebut. Karena terpaksa, kita ragu-ragu menjalani
pilihan itu, ragu dalam melangkah, bimbang
dalam bekerja, hidup kita penuh dengan kekhawatiran. Akhirnya, pilihan yang
kita pilih tadi, benar-benar membawa kita kepada kepada hal-hal yang dicemaskan.
Padahal, sejatinya..
Dalam sebuah pilihan selalu ada
resiko yang akan kita tanggung. Selalu ada halangan-halangan dalam
menjalaninya. Jadi, kita gak perlu cemas dalam menentukan pilihan-pilihan
tersebut. Asal pilihan itu sudah dipikirkan matang-matang,
maka jalanilah dengan penuh keyakinan dan semangat. Alhasil, kita bisa hidup bahagia dengan pilihan yang kita
pilih. Bisa melewati rintangan-rintangannya
dengan pasti dan percaya diri, dan membawa kita dalam kesuksesan dan kebahagiaan sejati.
Hidup simpel
Realitanya, remaja-remaja sangat
identik dengan mode dan teknologi yang mengikuti trend, untuk memberi kesan image
yang bagus bagi orang yang melihat. Apalagi kalau jalan bareng teman-teman,
penampilan harus ok, kantong harus ok, apalagi gadgetnya. Jadi, mau gak
mau, bisa gak bisa, semuanya harus tetap terpenuhi. Mereka mengorbankan banyak
hal untuk bisa tetap tampil percaya diri dan ikut trend, yang penting bisa shopping
ke mall, foya-foya, dan ngumpul-ngumpul di kafe. Pokoknya di depan
teman-teman harus terlihat berkasta, deh!
Tapi,,, bagi sebagian orang,
kebahagiaan yang seperti itu, adalah kebahagiaan yang fana dan akan cepat
sirna. Semua dikorbankan hanya untuk mengikuti gaya, bahkan uang sekolah
dipakai untuk mentraktir teman-teman, mereka mengira hal-hal seperti itu bisa
membahagiakan mereka. Untuk apa mencari kebahagiaan-kebahagiaan fana seperti
itu?
Sadarlah, kawan... Kita tidak
membutuhkan semua itu untuk bahagia. Kebahagiaan itu ada dalam hati kita. Coba
kalian pikir!! Untuk apa memaksakan diri biar gaul di depan teman-teman, tapi
gak merasakan kebahagiaan yang sebenarnya? Sementara kebahagian yang
sesungguhnya itu, justru ketika kita menjadi diri kita sendiri. Bebas dari
tekanan dan keterpaksaan. Simpel, kan??
Karena, pertemanan itu bukan jaim
bareng, tapi main dan bahagia bareng.
Memberi
Lebih
Jika kita memiliki sesutu yang bisa kita beri, maka berilah sebanyak-banyaknya.
Karena, disaat kita melakukannya kta akan merasakan kebahagiaan. Pada saat yang
sama,kita juga sudah membagikan kebahagiaan kita pada orang lain. Mungkin saja,
karna kebahagiaan yang dirasakannya, dia juga akan melakukan hal yang sama
dengan apa yang kita lakukan. `MEMBERI`. Sehingga, kebahagiaan tersebut akan
terus menerus mengalir dan berlanjut.
Jangan
Berharap Banyak.
Biasanya...remaja yang terserang
virus merah jambu itu gini, nih...
Pengen ama si doi terus, selalu
mikirin dia, bayangin wajahnya, dan terkadang nyeletuk, ”Kira-kira.. Dia lagi
apa, yaa?? Dia udah makan apa belom??”
Kalau lagi cerita ama teman-teman, maunya tuhh.. Topik pembicaraannya tentang si doi mulu!
Kalau doi ngajak kemana aja,
nyuruh ini itu, kita pasti nurut-nurut aja. Apa sih yang enggak untuk si dia?
Asal dia senang, kita bakal ngorbanin apapun. Kalau udah terlanjur sayang,
emang gitu, tuh.. Rasanya dia tu udah jadi milik kitaaa aja! Dia mau ini, kita
kasih, dia minta itu, kita turutin. Serasa kebahagiaan itu hanya bersama dia.
Tapi, sakitnya tuh kalau dia
tiba-tiba ga peduli lagi ama kita. ya gak, sih??
Makanya, jangan terlalu berharap
banyak deh, ama si doi! Kita mikirin dia, belum
tentu dia mikirin kita. Kita senang dekat dia, belum tentu dia senang ama kita. Kita sayaaang banget ama dia, belum
tentu dia juga. Kita selalu berharap semua pengorbanan kita berbuah
manis, kan? Tapi, kalau kenyataannya
malah sebaliknya, harapan itu
hancur, kebahagiaan berubah jadi
kebencian.
So... Kalau mau senang, hidup itu
jalanin aja dengan semestinya. Karna kebahagiaan itu adalah ketika mencintai
ataupun menyayangi seseorang dengan tulus tanpa mengharapkan balasan yang lebih
dari dia. Jangan berharap lebih deh..! Kalau ujung-ujungnya bakal sakit dan
membawa kita menjauh dari kebahagiaan.
Image Source
Tulisan yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis risalah-online, bukan merupakan pernyataan dari risalah-online
Image Source
Tulisan yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis risalah-online, bukan merupakan pernyataan dari risalah-online
No comments:
Post a Comment