Thursday 31 December 2015

Kebahagiaan Dalam Lima Jari



(oleh: Wilda & Alya)

Bebaskan Hatimu dari Kebencian

Kita pasti sering sakit hati sama orang, kan? Entah karena diejekin kuper, udik, kamseupay, dituduh yang enggak-enggak, diremehin, dsb. Karna sakit hati, kita pasti bakal benci banget ama tu orang. Ingin banget ngebales kejahatan mereka.


Pada akhirnya apa? Kita sibuk memendam kebencian di hati kita. Kalau ketemu sama mereka, kita langsung malingin muka, terus ngedumel sendiri. Kalau kita ngedenger kebaikan tentang mereka, kita mati-matian ngebantah. Kalau adaaaa aja tu orang di mana-mana, kita bakal hengkang sejauh-jauhnya!

Sadarkah kalian?

Ternyata kebencian itu, telah merenggut kebahagiaan kita. Yang seharusnya kita bisa tersenyum menatap teman-teman, tapi kita malah ngomel-ngomel sendiri karena kebencian kita itu. Yang seharusnya kita bisa ikut senang mendengar kebaikan teman-teman kita, kita malah dibuat pusing ngedengernya.

Kebahagian kita telah tercuri!!

Padahal, sebenarnya hati kitalah yang menentukan semuanya. Apakah kita mengizinkan hati itu untuk membenci? Atau mencoba memaafkan semuanya? Kita tidak akan membenci atau sakit hati jika saja hati kita tidak mengizinkan untuk itu.

So, kalau kita mau keep happy... Bebaskan hatimu dari kebencian!

Bebaskan Pikiranmu Dari Kecemasan
                       
Seringkali dalam menentukan pilihan, kita cenderung merasa cemas             dengan apa yang kita pilih. Cemas kalau ternyata pilihan itu salah, cemas         kalau nanti pilihan itu malah membawa kita kepada kegagalan, dll. Sementara, mau gak mau, kita harus menentukan pilihan tersebut. Karena terpaksa, kita ragu-ragu menjalani pilihan itu, ragu dalam melangkah,           bimbang dalam bekerja, hidup kita penuh dengan kekhawatiran. Akhirnya, pilihan yang kita pilih tadi, benar-benar membawa kita kepada kepada hal-hal yang dicemaskan.

Padahal, sejatinya..

Dalam sebuah pilihan selalu ada resiko yang akan kita tanggung. Selalu ada halangan-halangan dalam menjalaninya. Jadi, kita gak perlu cemas dalam menentukan pilihan-pilihan tersebut. Asal pilihan itu sudah dipikirkan     matang-matang, maka jalanilah dengan penuh keyakinan dan semangat.       Alhasil, kita bisa hidup bahagia dengan pilihan yang kita pilih. Bisa melewati             rintangan-rintangannya dengan pasti dan percaya diri, dan membawa kita             dalam kesuksesan dan kebahagiaan sejati.

Hidup simpel
           
Realitanya, remaja-remaja sangat identik dengan mode dan teknologi yang mengikuti trend, untuk memberi kesan image yang bagus bagi orang yang melihat. Apalagi kalau jalan bareng teman-teman, penampilan harus ok, kantong harus ok, apalagi gadgetnya. Jadi, mau gak mau, bisa gak bisa, semuanya harus tetap terpenuhi. Mereka mengorbankan banyak hal untuk bisa tetap tampil percaya diri dan ikut trend, yang penting bisa shopping ke mall, foya-foya, dan ngumpul-ngumpul di kafe. Pokoknya di depan teman-teman harus terlihat berkasta, deh!

Tapi,,, bagi sebagian orang, kebahagiaan yang seperti itu, adalah kebahagiaan yang fana dan akan cepat sirna. Semua dikorbankan hanya untuk mengikuti gaya, bahkan uang sekolah dipakai untuk mentraktir teman-teman, mereka mengira hal-hal seperti itu bisa membahagiakan mereka. Untuk apa mencari kebahagiaan-kebahagiaan fana seperti itu?

Sadarlah, kawan... Kita tidak membutuhkan semua itu untuk bahagia. Kebahagiaan itu ada dalam hati kita. Coba kalian pikir!! Untuk apa memaksakan diri biar gaul di depan teman-teman, tapi gak merasakan kebahagiaan yang sebenarnya? Sementara kebahagian yang sesungguhnya itu, justru ketika kita menjadi diri kita sendiri. Bebas dari tekanan dan keterpaksaan. Simpel, kan??
Karena, pertemanan itu bukan jaim bareng, tapi main dan bahagia bareng.

Memberi Lebih

Jika kita memiliki sesutu yang bisa kita beri, maka berilah sebanyak-banyaknya. Karena, disaat kita melakukannya kta akan merasakan kebahagiaan. Pada saat yang sama,kita juga sudah membagikan kebahagiaan kita pada orang lain. Mungkin saja, karna kebahagiaan yang dirasakannya, dia juga akan melakukan hal yang sama dengan apa yang kita lakukan. `MEMBERI`. Sehingga, kebahagiaan tersebut akan terus menerus mengalir dan berlanjut.

Jangan Berharap Banyak.

Biasanya...remaja yang terserang virus merah jambu itu gini, nih...

Pengen ama si doi terus, selalu mikirin dia, bayangin wajahnya, dan terkadang nyeletuk, ”Kira-kira.. Dia lagi apa, yaa?? Dia udah makan apa belom??” Kalau lagi cerita ama teman-teman, maunya tuhh.. Topik pembicaraannya tentang si doi mulu!

Kalau doi ngajak kemana aja, nyuruh ini itu, kita pasti nurut-nurut aja. Apa sih yang enggak untuk si dia? Asal dia senang, kita bakal ngorbanin apapun. Kalau udah terlanjur sayang, emang gitu, tuh.. Rasanya dia tu udah jadi milik kitaaa aja! Dia mau ini, kita kasih, dia minta itu, kita turutin. Serasa kebahagiaan itu hanya bersama dia.              

Tapi, sakitnya tuh kalau dia tiba-tiba ga peduli lagi ama kita. ya gak, sih??

Makanya, jangan terlalu berharap banyak deh, ama si doi! Kita mikirin dia, belum tentu dia mikirin kita. Kita senang dekat dia, belum tentu dia senang ama kita. Kita sayaaang banget ama dia, belum tentu dia juga. Kita selalu   berharap semua pengorbanan kita berbuah manis, kan? Tapi, kalau   kenyataannya malah sebaliknya, harapan itu hancur, kebahagiaan berubah jadi kebencian.

So... Kalau mau senang, hidup itu jalanin aja dengan semestinya. Karna kebahagiaan itu adalah ketika mencintai ataupun menyayangi seseorang dengan tulus tanpa mengharapkan balasan yang lebih dari dia. Jangan berharap lebih deh..! Kalau ujung-ujungnya bakal sakit dan membawa kita menjauh dari kebahagiaan.  

Image Source 


Tulisan yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis  risalah-online, bukan merupakan pernyataan dari risalah-online

No comments:

Post a Comment