Thursday, 31 December 2015

Tarbiyah Bukan Penentu





Oleh: Paramudika H
 
Tarbiyah bukanlah segala-galanya, tapi segala-galanya berawal dari tarbiyah (anonim)

Kalimat ini sungguh familiar di kalangan para pengusung dakwah yang notabenenya adalah berawal dari tarbiyah. Pun bagi mereka yang tak tertarbiyah tidak sedikit yang pula yang mengetahui kalimat itu. Itu sudah menjadi rahasia umum, bahwa tarbiyah adalah tentang liqo’
, agenda pekanan yang rutin dilakukan sekali seminggu. Mereka yang tarbiyah menjadikan aktivitas itu sebagai sarana untuk mencharger ruhiyahnya. Kemudian mereka yang tidak tarbiyah mencari sarana lain untuk pengisi ruhnya, apapun itu. Lalu tarbiyah atau tidak, ini hanya tentang sebuah prinsip yang dipegang oleh masing-masingnya.

Kejadian minggu lalu, cukup membuatku sedikit tertegun. Kehadiranku dalam sebuah acara kala itu, posisinya hanya sebagai pengganti dari salah seorang teman yang berhalangan hadir. Disana beberapa kutemui teman seperjuangan yang sama-sama tertarbiyah, pula ada beberapa senior yang kami  kenal bagus akan ruhul istijabahnya dalam setiap panggilan dakwah. Campur baur, bahkan teman-teman yang ammah pun banyak. Acara yang dijanjikan dimulai jam 8.30 molor sampai 10.30. entah apa penyebab keterlambatan ini, yang hadir lebih awal tentu sudah sangat risih dengan keterlambatan yang cukup lama ini. Dari tiap sudut, terdengar jelas runutan dari para peserta yang hadir. Dan yang membuatku sedikit syok adalah, senior yang kupahami betul akan tarbiyahnya yang bagus, loyalitasnya masih sulit kami langkahi, ikut mengeluh dengan kondisi. Kudengar betul kalimat tiap kalimat yang dilontarkannya. Disana dalam kondisi ramai, yang mendengar tidak hanya satu atau dua orang. Kemudian, salah seorang teman ammah kami yang mendengar nyeletuk, ibu tidak usah mengeluh, apalagi menyalahkan panitia dan menyerapahi kepala yang menjabat hari ini. Iklaskan, lapangkan, selalu ada hikmah dari tiap apa yang kita alami. Buarr, berasa petir menyambar di siang bolong. Aku tahu betul temanku ini tak pernah tersentuh tarbiyah, tapi bijaksananya ia bahkan melebihi yang sudah tarbiyah puluhan tahun.

Tiada sesiapa yang perlu disalahkan dari peristiwa di atas. namun kita yang menjadikan tarbiyah sebagai ukuran dari segala target-target kita memang patut dipertimbangkan. entah itu tentang kawan ataupun jodoh. Disana banyak teman-teman amah kita yang menanti untuk diklik sekali saja menjadi kawan untuk berdiri disamping kita menjadi motor dakwah ini.

Tak pernah ada jaminan, yang tarbiyah sekian tahun lebih bagus akhlaknya, lebih terjaga lisannya. Tidak ada, sama sekali. Tapi itu bukan pula berarti bahwa tak ada gunanya tarbiyah. Ia tetap menjadi kebutuhan kita, sebagaimana halnya dakwah. Kita yang butuh, bukan sebaliknya. Namun, seyogyanya kita mempu mengevaluasi perjalanan tarbiyah ini, apakah ia membekas atau tidak. Lalu tetaplah bersemangat, jadikan diri kita cahaya bagi siapapun yang berada di samping kita. Tularkan energi positif yang kita punyai meski harus bersipayah menutupi segala kekecawaan yang dialami dan semua kepedihan yang sedang menyayat hati. Semangat dan selalulah bersemangat. 



Tulisan yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis  risalah-online, bukan merupakan pernyataan dari risalah-online



No comments:

Post a Comment