Thursday, 31 December 2015

Loyalitas Insan





By : Devila Indrayenti

Kata loyalitas, biasanya banyak kita temui sebagai kata motivasi kerja seorang pekerja baik ia karyawan, atasan dan sebagainya. Loyalitas berdasarkan KBBI adalah kepatuhan serta kebersemangatan untuk all out mengerjakan sesuatu. Maka tak banyak dari orang-orang sang penjamah amanah, menjadikan kata ini sebagai patokan nilai kerjanya sehari-hari. Ia berusaha untuk loyal terhadap apa-apa yang sedang ia emban.
Bahkan ada yang menjadikan kata itu sebagai karakteristik dirinya. Sehingga orang-orang puas dengan hasil kerjanya, dan hal tersebut menjadi nilai lebih bagi dirinya dimata orang lain. Sangat beruntung ia yang menjadikan loyalitas adalah sebagai karakter dalam dirinya bahkan sudah barang jadi kebutuhan bagi dirinya. Ia merasa tak enak hati terhadap apa-apa yang ia kerjakan jika ia tak menyelesaikannya dengan rapi.

Namun dalam hal ini kita tidak berbicara loyalitas pada aspek kerja, tapi lebih pada loyalitas kita pada apa-apa yang menjadi tiang diri kita di dunia ini, namun semangatnya akan sampai pada loyalitas di berbagai aspek. Yaitu loyalitas kita terlebih pada aspek ruhaniyah kita sebagai insan yang Allah mempunyai maksud atas itu. Maka salah pengertiannya jika kita hanya loyalitas pada pekerjaan kita yang nampak hasilnya langsung di depan mata seperti di dunia kerja. Akibat loyalitas kita, mungkin langsung perusahaan tempat kita bekerja memberikan bonus-bonus terhadap kerja terbaik kita.

Lalu apa pendapat kita, ketika kita melakukan kebaikan, Allah tidak langsung balas ketika itu, padahal hati paham Allah akan balas diwaktu kita membutuhkan balasan dari-Nya atas kebaikan yang kita lakukan ketika itu. Hati ketika itu paham, tapi jasad tidak melihat langsung balasan itu. Lantas ketika itu apa kita masih percaya? Terkadang ada terbesit dalam hati, , enggan berloyalitas lagi pada hal-hal yang hubungannya dengan kualitas diri dimata Tuhan. Namun, hati tak merasa bahwa ketika Allah penuhi kebutuhan saat itu adalah hasil loyalitas kita beberapa tahun, bulan atau beberapa hari lalu. Disana terkisah, bahwa ruh dalam dada ini kian ter-uji. Jelas banyak insan yang lebih mementingkan loyal pada manusia dari pada Dzat penciptanya. Mengganggap sebelah mata penilaian Tuhan dari pada penilaian manusia, padahal loyalitas kita pada Allah tak kisah sedikitpun Ia lupa membalasnya. Sebagai insan yang berakhlak dan berkarakter, janganlah kita terkesan loyalitas pada manusia adalah sebagai ajang kebenaran penilaian, namun melupakan yang sesungguhnya loyalitas Tuhan adalah ujung tombak penilaian sebenarnya.

Bentuk loyalitas kita pada Tuhan secara tidak langsung akan mempengaruhi loyalitas kita pada manusia dalam segi apapun. Ketika loyal dengan Allah adalah pondasi awal, maka sudah barang pasti akan kita temui rasa malu apabila tidak bisa loyal pada makhluk-Nya yang lain. Semoga tulisan ini bermanfaat dan memberikan semangat all out dalam mengupgrade ruhiy kita masing-masing sebagai insan yang berkarakter. Lalu kita buktikan dengan prestasi-prestasi kerja kita yang membanggakan dan memberikan kepuasan tersendiri dalam diri ini.



Tulisan yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis  risalah-online, bukan merupakan pernyataan dari risalah-online

No comments:

Post a Comment