Nama : Al Hafidh Ramadhan
Setiap orang menjalani aktivitasnya
masing masing, detik demi detik terus berjalan, berganti menit, jam, hari, dan
minggu, aktivitas yang dilakukan semakin banyak dan beragam.
Aktivitas
antarmanusia juga tak sama, masing masing mengerjakan aktivitasnya sesuai
kebutuhan, keinginan, dan kemampuan masing masing. Namun, satu hal yang tak
dapat dipungkiri, hampir semua makhluk di bumi menjalani aktivitas yang sama
berulang kali.
Tidur, sekolah, bermain, dan
belajar, itulah hal yang dilakukan hampir setiap anak di seluruh dunia.
Bekerja, bekerja, dan bekerja, adalah aktivitas yang terus menerus dilakukan
orang dewasa setiap harinya. Aktivitas aktivitas tersebut terus berjalan bagai roda
yang tak henti berputar, hingga tiba pada suatu titik yang menyebabkan purtaran
aktivitas itu terhenti, satu titik yang sebut saja bernama titik jenuh.
Titik jenuh, suatu kondisi dimana
seseorang mulai letih, dan bosan melakukan suatu aktivitas, dan tiba pada titik
ini pasti dialami oleh setiap manusia, sampai di titik jenuh merupakan
kepastian yang tak terbantahkan. jika seseorang telah sampai pada titik
tersebut, terdapat beberapa kemungkinan,
setiap orang merespons dengan cara yang bebeda, dengan caranya masing masing.
Ada beberapa orang yang memungkikiri
hal tersebut, dan memilih untuk terus melakukan pekerjaan dan tugas tugasnya,
dan menjalankan aktivitasnya seperti biasa, meski ia tahu ia sedang berada di
titik jenuh. Hal ini sama ibaratnya seperti mesin yang terus dipaksa bekerja
tanpa henti, dalam jangka pendek, mesin itu masih akan terus bekerja, tapi,
tentu tak akan menghasilkan hasil yang sama seperti mesin yang bagus dan sehat,
dan dalam jangka panjang, dapat merusak mesin itu sendiri, suatu saat mesin itu
hanya akan menjadi seonggok besi rongsokan tak berguna.
Sebaliknya, adapula orang orang yang
tenggelam terlalu dalam dalam titik jenuh tersebut, membiarkan dirinya
tenggelam dalam lautan kemalasan.
Ia berfikir, bahwa setiap orang itu pasti memiliki rasa malas, dan bukanlah
sebuah kesalahan untuk sesekali menerima rasa malas tersebut. Semakin lama dan
dalam ia dikekekang oleh rasa malas tersebut, semakin susah dan lama pula ia
akan terbebas dari ikatan tersebut. Seperti sebuah mesin yang telah lama tak
terpakai, dipenuhi oleh sarang laba laba dan karat, butuh energi lebih dan waktu
yang lama untuk membersihkan dan membuatnya berfungsi seperti semula.
Dan beberapa orang lainnya yang
mengerti ia telah tiba di titik tersebut, mengistirahatkan tubuh dan fikirannya
untuk beristirahat. Mereka melakukan kegiatan kegiatan lain di luar aktivitas
mereka sehari hariseperti
jalan jalan, membaca komik dan novel, menonton televisi, dan berkumpul bersama
keluarga, melakukan aktivitas aktivitas yang dapat mengeluarkan mereka dari
titik jenuh tersebut, namun bukan berarti hal tersebut dapat dilakukan tanpa
memikirkan aktivitas aktivitas sehari hari yang di tinggalakan. jika telah tiba
saatnya untuk kembali ke aktivitas aktivitas sehari hari dan rasa jenuh itu
telah memudar, kembalilah ke aktivitas aktivitas seperti biasanya.
Maka dari itu, berilah sesutau
sesuai porsinya,. Begitupula dengan titik jenuh, sebisa mungkin hindari
aktivitas yang monoton dan berulang ulang, lakukan sesuatu dengan cara yang
berbeda beda, dan banyak banyaklah bergaul dan perluas jaringan pertemanan, hal
hal tersebut dapat menjauhkan kita dari titik jenuh. Namun bila titik jenuh itu
tiba, berikan sesuatu sesuai porsinya, istirahatkan tubuh dan fikiran tapi
jangan terlalu berlebihan, bila tiba saatnya kembalilah beraktivitas.Enjoy
your live!.
Tulisan
yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis risalah-online, bukan merupakan
pernyataan dari risalah-online
No comments:
Post a Comment