Thursday, 26 May 2016

Titik Jenuh



Nama   : Al Hafidh Ramadhan




Setiap orang menjalani aktivitasnya masing masing, detik demi detik terus berjalan, berganti menit, jam, hari, dan minggu, aktivitas yang dilakukan semakin banyak dan beragam.
Aktivitas antarmanusia juga tak sama, masing masing mengerjakan aktivitasnya sesuai kebutuhan, keinginan, dan kemampuan masing masing. Namun, satu hal yang tak dapat dipungkiri, hampir semua makhluk di bumi menjalani aktivitas yang sama berulang kali.

Tidur, sekolah, bermain, dan belajar, itulah hal yang dilakukan hampir setiap anak di seluruh dunia. Bekerja, bekerja, dan bekerja, adalah aktivitas yang terus menerus dilakukan orang dewasa setiap harinya. Aktivitas aktivitas tersebut terus berjalan bagai roda yang tak henti berputar, hingga tiba pada suatu titik yang menyebabkan purtaran aktivitas itu terhenti, satu titik yang sebut saja bernama titik jenuh.

Titik jenuh, suatu kondisi dimana seseorang mulai letih, dan bosan melakukan suatu aktivitas, dan tiba pada titik ini pasti dialami oleh setiap manusia, sampai di titik jenuh merupakan kepastian yang tak terbantahkan. jika seseorang telah sampai pada titik tersebut,  terdapat beberapa kemungkinan, setiap orang merespons dengan cara yang bebeda, dengan caranya masing masing.

Ada beberapa orang yang memungkikiri hal tersebut, dan memilih untuk terus melakukan pekerjaan dan tugas tugasnya, dan menjalankan aktivitasnya seperti biasa, meski ia tahu ia sedang berada di titik jenuh. Hal ini sama ibaratnya seperti mesin yang terus dipaksa bekerja tanpa henti, dalam jangka pendek, mesin itu masih akan terus bekerja, tapi, tentu tak akan menghasilkan hasil yang sama seperti mesin yang bagus dan sehat, dan dalam jangka panjang, dapat merusak mesin itu sendiri, suatu saat mesin itu hanya akan menjadi seonggok besi rongsokan tak berguna.

Sebaliknya, adapula orang orang yang tenggelam terlalu dalam dalam titik jenuh tersebut, membiarkan dirinya tenggelam dalam lautan kemalasan. Ia berfikir, bahwa setiap orang itu pasti memiliki rasa malas, dan bukanlah sebuah kesalahan untuk sesekali menerima rasa malas tersebut. Semakin lama dan dalam ia dikekekang oleh rasa malas tersebut, semakin susah dan lama pula ia akan terbebas dari ikatan tersebut. Seperti sebuah mesin yang telah lama tak terpakai, dipenuhi oleh sarang laba laba dan karat, butuh energi lebih dan waktu yang lama untuk membersihkan dan membuatnya berfungsi seperti semula.

Dan beberapa orang lainnya yang mengerti ia telah tiba di titik tersebut, mengistirahatkan tubuh dan fikirannya untuk beristirahat. Mereka melakukan kegiatan kegiatan lain di luar aktivitas mereka sehari hariseperti jalan jalan, membaca komik dan novel, menonton televisi, dan berkumpul bersama keluarga, melakukan aktivitas aktivitas yang dapat mengeluarkan mereka dari titik jenuh tersebut, namun bukan berarti hal tersebut dapat dilakukan tanpa memikirkan aktivitas aktivitas sehari hari yang di tinggalakan. jika telah tiba saatnya untuk kembali ke aktivitas aktivitas sehari hari dan rasa jenuh itu telah memudar, kembalilah ke aktivitas aktivitas seperti biasanya.

Maka dari itu, berilah sesutau sesuai porsinya,. Begitupula dengan titik jenuh, sebisa mungkin hindari aktivitas yang monoton dan berulang ulang, lakukan sesuatu dengan cara yang berbeda beda, dan banyak banyaklah bergaul dan perluas jaringan pertemanan, hal hal tersebut dapat menjauhkan kita dari titik jenuh. Namun bila titik jenuh itu tiba, berikan sesuatu sesuai porsinya, istirahatkan tubuh dan fikiran tapi jangan terlalu berlebihan, bila tiba saatnya kembalilah beraktivitas.Enjoy your live!.




Tulisan yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis  risalah-online, bukan merupakan pernyataan dari risalah-online

No comments:

Post a Comment