Reza Pratomo
Berikut ini adalah bagian kedua dari 10 hal yang perlu dilakukan orang tua perlu lakukan dalam membangun daya resiliensi pada anak. Bagian pertama dapat anda baca disini.
Menjadi
mentor, bukan penyelamat.
Kadangkala
sebuah kesalahan dapat menjadi resep yang amat mujarab bagi anak untuk belajar.
Lebih baik mereka belajar dari kesalahan-kesalahan kecil disaat muda,
dibandingkan kesalahan besar yang mereka lakukan disaat mereka dewasa.
Selain
itu anak juga akan belajar bahwa kadang hal terbaik bisa datang dari kesalahan
yang merka lakukan, oleh sebab itu tugas kita membantu mereka mengambil hikmah
dari kesalahan mereka, sehingga mereka sudah mempersiapkan diri jika gejala
kesalahan yang sama akan terjadi di masa depan.
Hadapi
kegagalan
Walau
mungkin terdengar klise, namun kegagalan adalah sebuah syarat kesuksesan.
Bagaimana seseorang akan sukses jika ia takut menghadapi kegagalan?
Anak
yang mampu menghadapi kegagalan adalah anak yang memiliki rasa percaya diri
yang sehat, karena ia mampu menaklukkan rasa takutnya. Ia berani untuk
melakukan perbuatan yang belum pernah dilalakukan sebelumnya. Disana ia belajar
menghadapi kesulitan yang mungkin terjadi dan bagaimana mengambil peljaran dari
kegagalan dan kesulitan yang ia temukan.
Mengambil
resiko
Kegagalan
dan keberanian mengambil resiko adalah dua hal yang saling berkaitan. Seseorang
yang tidak berani mengambil resiko, tidak ada pernah gagal. Yang juga berarti
dia jauh dari keuksesan yang diharapkannya.
Oleh
sebab itu biarkan anak mencoba sesatu yang baru. Karena jika mereka ingin
menjadi pribadi yang berbeda, maka mereka harus berani melakukan suatu hal yang
berbeda pula.
Pastikan
anda memiliki wewenang untuk menetapkan kebijakan
Kita
sebagai orang tua tetap harus memiliki wewenang untuk menetapkan kebijakan pada
anak tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukannya. Karena tidak
seluruh resiko pantas untuk diambil.
Kita
sebagai orang tua tentu saja memiliki perspektif sendiri tentang apa yang
menurut kita bai dan benar. Dan hal tersebut sebaiknya disampaikan pada anak
agar mereka memahami batasan yang harus mereka jaga dalam melakuan aktifitas
harian mereka. Satu hal yang juga penting adalah pertimbangan atas pengalaman orang
tua seringkali membantu anak untuk menetapkan apa yang harus mereka lakukan.
Menunjukan
perasaan kepada orang sekitar
Orang yang
resilien adalah orang yang sadar dan memahami bahwa mereka membutuhkan perasaan
cinta dan kasih sayang dari orang-orang sekitar mereka. Oleh sebab itu karena
membutuhkan perasaan itu, maka ajarkan anak untuk mampu menunjukkan perasaan
kasih sayang tersebut pada orang terdekatnya. Sehingga jika ia membutuhkannya,
orang disekitarnya tahu bahwa ia sedang membutuhkan perasaan tersebut untuk
segera bangkit dari kegagalannya.
Hal-hal
inilah yang dilakukan oleh Eric Greitens kepada anaknya untuk meningkatkan daya
reslien pada diri mereka. Dan kenyataannya, disaat orang tua mampu untuk
melakukan hal ini, sebenarnya orang tua juga sedang mempersiapkan hal yang sama
untuk diri mereka sendiri.
Mulailah
sejak hari ini menanamkan nilai-nilai ini pada anak kita, sehingga disaat karakter
mereka terbentuk, maka hal yang sama juga akan berengaruh pada diri kita
pribadi sebagai orang tua.
No comments:
Post a Comment