Tuesday, 31 January 2017

Lakukan langkah-langkah ini untuk mengembalikan fokus anda.


Reza Pratomo 

Dewasa ini seringkali kita dituntut untuk bisa melakukan banyak hal dalam satu waktu, biasa dikenal dengan multitasking. Namun tahukah anda bahwa mengerjakan banyak hal dalam satu waktu sebenarnya tidak produktif dalam bekerja, karena disaat kita sedang berkonsentrasi mengerjakan satu hal, namun harus terpecah konsentrasi tersebut untuk mengerjakan hal lainnya, maka sebenarnya secara penelitian kita membutuhkan waktu hingga 20 menit untuk kembali berfokus pada apa yang kita kerjakan sebelumnya.


Saya juga seringkali merasa gagal dalam berfokus untuk mengerjakan banyak hal sekaligus dalam suatu waktu, dan jika ditanyakan, apa yang hal yang saya sukai yang membuat saya bersemangat? Jawabnya adalah mencipta, berkreasi dan sebagainya.

Saya suka menulis, menggambar, membuat kuesioner dan hal-hal lain yang berhubungan dengan menggunakan kreatifitas saya dalam menghasilkan sesuatu. Apakah hasil karya tersebut akan saya nikmati untuk diri saya sendiri ataukah digunakan untuk kepentingan orang lain.

Namun seringkali multitasking ini mengganggu saya dalam berfokus dan berkonsentrasi apada apa yang saya lakukan, sehingga saya harus menata ulang pertanyaan dalam kepala saya untuk mengembalikan fokus saya pada pekerjaan saya saat itu.

Beberapa hal yang sebaiknya dilakukan adalah antara lain :

1. Menetapkan prioritas

Kita pastinya punya rencana jangka panjang dalam pekerjaan dan karir kita, namun kadang kita seringkali lalai dalam mengejar atau menyususn rencana jangka anjang tersebut, akibat dari rutinitas yang mengejar dalam keseharian kita.

Jika anda termasuk orang yang dalam kesehariannya hanya mampu “menghadang ombak”, dari satu ombak ke ombak yang lainnya, atau berkutas dengan rutinitas yang seakan tidak ada habisnya, maka anda mungin perlu untuk mulai membuat rencana dan jadwal strategis dari target-target masa depan anda.

Ingatlah bahwa waktu tidak akan mungkin untuk diundur sedikitpun, dan apa yang kita kerjakan hari ini berpengaruh pada masa depan anda. Sertakan pula sedikit tambahan waktu pada rencana anda, karena rencana acapkali membutuhkan waktu yang lebih panjang dalam menyelesaikannya.

Jika prioritas kita sudah jelas, maka anda akan dengan mudah untuk mengabaikan hal-hal remeh yang mengganggu target anda.

2. Penting atau mendesak?

Langkah selanjutnya adalah memilih dan memilah pada pekerjaan atau tugas yang anda anggap penting dan tugas yang anda anggap mendesak, karena perlakuan yang akan anda berikan pada mereka akan berbeda.

Tugas penting dan mendesak adalah prioritas utama yang harus diselesaikan, namun jika seseorang seringkali tugasnya berada pada kondisi penting dan mendesak, maka mungkin ia harus mulai mengatur lagi jadwal kerjanya agar prioritas kerjanya bisa berpindah pada kuadran penting namun tidak mendesak.

Namun pada kenyataannya sehari-hari kita seperti diburu oleh berbagai tugas yang penting dan mendesak tersebut. Dan coba ditanyakan ulang pada diri kita? Benarkah kita yang harus melakukan semuanya?

Jika kita sudah mampu memisahkannya mungkn sebuah tugas tidak terlalu mendesak untuk dikerjakan, karena telah “dicicil” sebelumnya dan disaat dibutuhkan sebenarnya telah siap utnuk disampaikan.

3. Bisa dialihkan?

Kadang kita merasa sebuah pekerjaan itu akan berjalan dengan baik dan benar jika kita sendiri yang mengerjakannya, seolah-olah jika dilakukan oleh orang lain, maka pekerjaan tersebut akan berkurang nilainya.

Kenyataannya, hal ini hanya asumsi kita saja. Agar sebuah pekerjaan dapat pula dilakukan dengan baik oleh orang lain, maka tugas kita adalah mengkomunikasikannya dengan tepat. Sehingga orang lain yang mengejakan hal tersebut memahami apa yang seharusnya dilakukan dan apa tujuan dari pekerjaan tersebut.

4. Ataukah ditolak?

Hanya perasaan sungkan, seringkali kita tidak mampu untuk menolak pekerjaan yang dibebankan kepada kita. Kenyataannya pekerjaan yang diberikan pada kita seringkali bukan pekerjaan yang penting dan bukan pula pekerjaan yang mendesak, sehingga akhirnya kita yang menjadi terbebani akan pekerjaan tersebut semntara pekerjaan utama kita belum selesai.

Buat anda yang seringkali seperti merasa segan seperti ini, ingatlah bahwa kadang pekerjaan kita lebih penting daripada membantu mengerjakan pekerjaan orang lain yang tidak membantu target kerja jangka panjang kita.

Jika hal-hal ini mampu kita lakukan dengan komunikasi yang baik, maka Insya Allah produktifitas kerja akan meningkat dan target kerja jangka panjang kita akan semakin mendekati kenyataan.





Tulisan yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis  risalah-online, bukan merupakan pernyataan dari risalah-online

No comments:

Post a Comment