Reza Pratomo
Dewasa ini seringkali kita dituntut untuk bisa
melakukan banyak hal dalam satu waktu, biasa dikenal dengan multitasking. Namun
tahukah anda bahwa mengerjakan banyak hal dalam satu waktu sebenarnya tidak
produktif dalam bekerja, karena disaat kita sedang berkonsentrasi mengerjakan
satu hal, namun harus terpecah konsentrasi tersebut untuk mengerjakan hal
lainnya, maka sebenarnya secara penelitian kita membutuhkan waktu hingga 20
menit untuk kembali berfokus pada apa yang kita kerjakan sebelumnya.
Saya juga seringkali merasa gagal dalam berfokus
untuk mengerjakan banyak hal sekaligus dalam suatu waktu, dan jika ditanyakan,
apa yang hal yang saya sukai yang membuat saya bersemangat? Jawabnya adalah mencipta,
berkreasi dan sebagainya.
Saya suka menulis, menggambar, membuat kuesioner dan
hal-hal lain yang berhubungan dengan menggunakan kreatifitas saya dalam
menghasilkan sesuatu. Apakah hasil karya tersebut akan saya nikmati untuk diri
saya sendiri ataukah digunakan untuk kepentingan orang lain.
Namun seringkali multitasking ini mengganggu saya
dalam berfokus dan berkonsentrasi apada apa yang saya lakukan, sehingga saya
harus menata ulang pertanyaan dalam kepala saya untuk mengembalikan fokus saya
pada pekerjaan saya saat itu.
Beberapa hal yang sebaiknya dilakukan adalah antara
lain :
1. Menetapkan prioritas
Kita pastinya punya rencana jangka panjang dalam
pekerjaan dan karir kita, namun kadang kita seringkali lalai dalam mengejar
atau menyususn rencana jangka anjang tersebut, akibat dari rutinitas yang
mengejar dalam keseharian kita.
Jika anda termasuk orang yang dalam kesehariannya
hanya mampu “menghadang ombak”, dari satu ombak ke ombak yang lainnya, atau
berkutas dengan rutinitas yang seakan tidak ada habisnya, maka anda mungin
perlu untuk mulai membuat rencana dan jadwal strategis dari target-target masa
depan anda.
Ingatlah bahwa waktu tidak akan mungkin untuk
diundur sedikitpun, dan apa yang kita kerjakan hari ini berpengaruh pada masa
depan anda. Sertakan pula sedikit tambahan waktu pada rencana anda, karena
rencana acapkali membutuhkan waktu yang lebih panjang dalam menyelesaikannya.
Jika prioritas kita sudah jelas, maka anda akan
dengan mudah untuk mengabaikan hal-hal remeh yang mengganggu target anda.
2. Penting atau mendesak?
Langkah selanjutnya adalah memilih dan memilah pada
pekerjaan atau tugas yang anda anggap penting dan tugas yang anda anggap mendesak,
karena perlakuan yang akan anda berikan pada mereka akan berbeda.
Tugas penting dan mendesak adalah prioritas utama
yang harus diselesaikan, namun jika seseorang seringkali tugasnya berada pada
kondisi penting dan mendesak, maka mungkin ia harus mulai mengatur lagi jadwal
kerjanya agar prioritas kerjanya bisa berpindah pada kuadran penting namun
tidak mendesak.
Namun pada kenyataannya sehari-hari kita seperti
diburu oleh berbagai tugas yang penting dan mendesak tersebut. Dan coba
ditanyakan ulang pada diri kita? Benarkah kita yang harus melakukan semuanya?
Jika kita sudah mampu memisahkannya mungkn sebuah
tugas tidak terlalu mendesak untuk dikerjakan, karena telah “dicicil”
sebelumnya dan disaat dibutuhkan sebenarnya telah siap utnuk disampaikan.
3. Bisa dialihkan?
Kadang kita merasa sebuah pekerjaan itu akan
berjalan dengan baik dan benar jika kita sendiri yang mengerjakannya,
seolah-olah jika dilakukan oleh orang lain, maka pekerjaan tersebut akan
berkurang nilainya.
Kenyataannya, hal ini hanya asumsi kita saja. Agar sebuah
pekerjaan dapat pula dilakukan dengan baik oleh orang lain, maka tugas kita
adalah mengkomunikasikannya dengan tepat. Sehingga orang lain yang mengejakan
hal tersebut memahami apa yang seharusnya dilakukan dan apa tujuan dari
pekerjaan tersebut.
4. Ataukah ditolak?
Hanya perasaan sungkan, seringkali kita tidak mampu
untuk menolak pekerjaan yang dibebankan kepada kita. Kenyataannya pekerjaan
yang diberikan pada kita seringkali bukan pekerjaan yang penting dan bukan pula
pekerjaan yang mendesak, sehingga akhirnya kita yang menjadi terbebani akan
pekerjaan tersebut semntara pekerjaan utama kita belum selesai.
Buat anda yang seringkali seperti merasa segan
seperti ini, ingatlah bahwa kadang pekerjaan kita lebih penting daripada
membantu mengerjakan pekerjaan orang lain yang tidak membantu target kerja
jangka panjang kita.
Jika hal-hal ini mampu kita lakukan dengan
komunikasi yang baik, maka Insya Allah produktifitas kerja akan meningkat dan
target kerja jangka panjang kita akan semakin mendekati kenyataan.
No comments:
Post a Comment