Reza Pratomo
Dewasa ini sudah menjadi suatu hal yang lumrah kedua
orang tua, ayah dan ibu, sebagai pekerja yang mencar nafkah bagi keluarga, dan
anak tinggal dirumah dan melakukan aktifitasnya bersekolah dan
belajar
mempersiapkan masa depannya.
Namun yang seringkali menjadi kekhawatiran orang tua
adalah, sudah tepatkah saya meninggalkan anak saya dirumah dan bergaul dengan
teman sebayanya, disaat keadaan pergaulan anak muda saat ini cenderung semakin
mengkhawatirkan? Selain itu apakah saya sebagai orang tua sudah mampu
menanamakan nilai-nilai kebaikan atau nilai keagamaan kepada anak saya untuk
bekal diri dan hari akhirnya nanti?
Pertanyaan seperti ini kerap kali dilontarkan oleh
para orang tua “eight to four”, yang merujuk kepada jam kerja mereka, dimana
mereka merasa khawatir tentang pendidikan masa depan buah hatinya. Bukan karena
mereka tidak peduli dengan pendidikan dan pengasuhan anaknya, namun seringkali
tuntutan pekerjaan memaksa mereka untuk lebih memilih pekerjaan dan mengurangi
sedikit waktu yang berkualitas dengan anak. Sehingga yang terjadi adalah
penanaman nilai-nilai yang diharapkan oleh orang tua tidak terpenuhi secara
maksimal.
Selain itu kondisi sosial di masyarakat saat ini
juga dianggap semakin tidak kondusif dalam perkembangan intelektual dan
emosional anak. Hal ini karena pergeseran nilai-nilai yang diyakini oleh
sebagian orang tua sudah berbeda dengan nilai yang menjadi pandangan umum di
masyarakat. Hal ini tentu menjadi keresahan tersendiri bagi sebagian orang tua tersebut.
Mengapa perkembangan emosional menjadi elemen
penting di sekolah berasrama?
Jawabannya tidak lain adalah mempersiapkan generasi
mendatang yang tidak hanya tinggi secara intelektual, namun juga cerdas secara
emosional.
Mengapa kecerdasan emosional itu penting? Karena
hasil penelitian menunjukkan bahwa kesuksesan secara duniawi dan ruhani,
bergantung dari bagaimana pembentukan karakter yang ditanamkan melalui
pendidikan yang berkelanjutan didapatkan oleh seseorang. Dan hal itu mereka
dapatkan dari orang tua mereka.
Namun jika orang tua pada hari ini sebagian besar
memilih untuk bekerja, maka alternatif terbaik bagi mereka adalah menitipkan
putra putri mereka pada sekolah yang menawarkan pendidikan terpadu seperti
halnya pembahasan diatas.
Berangkat dari permasalahan tersebut, saat ini sudah
semakin banyak sekolah yang mencoba untuk menawarkan sistem pendidikan terpadu,
dimana perkembangan intelektual anak harus sejalan dengan perkembangan
emosionalnya. Dan perkembangan tersebut dapat dilakukan melalui sebuah sistem
pendidikan yang menyeluruh. Perkembangan intelektual dilakukan melalui
pendidikan standar sekolah formal dan perkembangan emosional dilakukan secara menyeluruh
dan terpadu melalui pendidikan secara praktek sehari-hari yang dilakukan di
lingkungan asrama.
Menjawab tantangan tersebut Ar Risalah adalah
sekolah berasrama yang mengadopsi sistem pendidikan terpadu, dimana pendidikan
yang dilaksanakan di Perguruan Islam Ar Risalah terintegrasi antara ilmu
pengetahuan umum dan ilmu agama. Sehingga siswa yang menjadi bagian pendidikan
di Ar Risalah, tidak hanya cerdas secara intelektual, namun juga berakhlak
Islami sehingga mampu bersaing di era tantangan masa depan yang semakin
kompetitif.
Dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang sesuai
dengan kebutuhan sekolah berasrama, siswa di Ar Risalah juga dibentuk melalui berbagai
kegiatan Islami yang diharapkan menjadi bekal bagi mereka di masa depan.
Selain itu Ar Risalah juga didukung oleh tenaga
pengajar dan pengasuh serta staf yang telah diseleksi dengan ketat, sehingga
mampu untuk ikut berperan dalam pembinaan siswa/i di Ar Risalah, sesuai dengan
tujuan Perguruan Islam Ar Risalah.
Untuk informasi lebih lengkap tentang Perguruan
Islam Ar Risalah kami persilahkan bapak ibu datang langsung dan petugas pendaftaran
siswa baru kami akan dengan senang hati melayani dan menjelaskan kepada
bapak/ibu calon orang tua siswa di Perguruan Islam Ar Risalah.
Atau bapak/ibu dapat melihat info lebih lengkap
melalui :
No comments:
Post a Comment