Reza Pratomo
Seperti apa hadiah sebaiknya diberikan pada anak?
Jika anda memahami bahwa tangki cinta yang
dominan anak anda adalah hadiah, maka untuk membuat ‘baterai’ mereka tetap
penuh, mereka membutuhkan hadiah untuk menjadikan mereka merasa tetap disayangi.
Dan tugas kita sebagai orang tua adalah mengisi tangki cinta tersebut.
Namun sebelum hadiah bisa diberikan kepada anak,
orang tua dan anak harus saling memahami, beberapa hal yang menjadi tanggung
jawab masing-masing. Tidak seluruh hal dapat dijadikan sebagai hadiah, namun
juga kita sebagai orang tua dapat menjadikan anak kita merasa dicintai orang
tuanya dengan menjadikan hadiah sebagai penguatan rasa cinta orang tua dengan
anak.
Hal-hal yang merupakan tanggung jawab bagi orang tua
adalah menyediakan tempat tinggal dan kebutuhan anak, dan anak juga sejak dini
mulai diajarkan arti tanggung jawab dan peran serta mereka di dalam rumah
tangga. Untuk hal yang bersifat tanggung jawab, maka tidak perlu ada hadiah
jika seorang anak berhasil menyelesaikan tanggung jawab tersebut, seperti
belajar, mengerjakan pekerjaan rumah dan beberapa hal lain yang disepakati
antara orang tua dengan anak.
Jika orang tua merasa sudah watunya memberi hadiah
pada anak, maka berikut ini beberapa hal yang sebaiknya anda pertimbangkan
sebelum memberikan hadiah kepada mereka
1. Memberi
hadiah atas perilaku baiknya bukan prestasinya.
Prestasi akademik dapat
dikategorikan sebagai tanggung jawab anak dalam rumah tangga, namun yang sering
terjadi adalah disaat kita lalai dalam memberikan penghargaan atas kebaikan
yang dilakukannya. Hal ini penting, karena pengakuan atas kebaikan yang
dilakukannya dapat membantu ia untuk senang melakukan hal tersebut. Dan jika
hal itu dilakukannya secara berkelanjutan, bukankah hal tersebut dapat menjadi
karakternya?
Pada awalnya mungkin kita sebagai
orang tua harus menyuruh anak untuk berbuat baik, namun disaat mereka sudah mulai
melakukan hal tersebut, maka mulailah memberikan reward disaat mereka
malukannya tanpa disuruh.
Sebagai contoh, berikan tanda
bintang jika dia mau membantu adiknya membersihkan mainannya. Anggap itu
sebagai sebuah kebaikan yang dinilai oleh orang tua. Setelah dia mampu
mengumpulkan 20 tanda bintang, maka dia berhak mendapatkan hadiah yang
diharapkannya. Tentunya disertai kata-kata pendukung yang membesarkan hatinya.
2. Memberi
hadiah yang bermanfaat
Beberapa jenis hadiah seringkali
menjadikan anak mengalami penurunan produktifitas dlam keseharian mereka, seperti
video game, gadget atau beberapa hal lain yang menjadikan anak kecanduan dengan
barang-barang tersebut.
Dalam hal ini dituntut kejelian
orang tua untuk memastikan barang tersebut tidak menjadikan mereka mengabaikan
tugas dan tanggung jawab. Jika menurut orang tua hadiah tersebut akan
menjadikan mereka tidak melaksanakan tugasnya, maka akan lebih baik jika tidak
diberikan pada anak.
Namun jika menurut orang tua mereka
akan mampu untuk tetap melaksanakan tanggung jawabnya, maka tidak ada salahnya
untuk diberikan hadiah tersebut pada anak. Tentunya dengan konsekuensi
penggunaan yang terbatas, atau anak tetap harus melaksanakan tanggung jawabnya
dalam keluarga.
3. Waktu
yang berkualitas juga bisa jadi hadiah
Jika orang tua sibuk dan rutinitas
harian mereka menjadikan waktu berkualitas dengan anak berkurang, maka kadang
kala sebuah aktifitas yang mengasyikkan yang dilakukan hanya berdua antara ayah
dengan putrinya, atau kedua orang tua dengan anaknya adalah hadiah. Terutama
oleh anak yang memiliki tangki cinta dominan waktu yang berkualitas.
Ibu yang meluangkan waktu untuk
memasak berdua saja dengan putrinya, atau ayah yang mengajak anak untuk
menonton pertandingan olah raga favorit putranya dapat menjadikan hal tersebut
sebagai hadiah bagi mereka. Dan hal ini dapat menjadi sangat berkesan bagi
mereka.
4. Hadiah
bukan suap
Yang terakhir yang harus dipahami orang
tua adalah hadiah bukan merupakan suap. Jadi, jika kta sebagai orang tua
memberikan hadiah kepada anak, pastikan hadiah tersebut adalah sesuatu yang
berguna bagi anak dan bukan imbalan atas tanggung jawab mereka.
Hal ini penting untuk diapahami
bersama antara orang tua dan anak, karena seharusnya hadiah itu merupakan benuk
pengikat atau penguat kedekatan emosional antara orang tua dengan anaknya.
Sehingga barang yang diberikan kepada anak memilik niali lebih dari sekedar
barang yang bisa mereka manfaatkan.
Jadi,
marilah kita sebagai orang tua, sama-sama bijak dalam memberikan hadiah bagi
anak-anak kita. Sehingga hadiah tersebut mampu membuat karakter mereka menjadi
lebih baik.
Tulisan
yang dimuat adalah sepenuhnya milik penulis risalah-online, bukan merupakan
pernyataan dari risalah-online
No comments:
Post a Comment